Skip to main content

Posts

Showing posts from May, 2010

Why A Great Woman Is Behind Every Great Man

By Carmine Gallo Consider this article a tribute to women who are smart , independent and, yes, supportive. My wife is my biggest fan, my most avid supporter and the most important factor in the success I've enjoyed to date -- of course, she'll be the first to tell you as much! But it's no secret that the world's most successful men have supportive spouses. While it's certainly not a requirement for career success, a supportive life partner can propel you professionally and make life richer and more meaningful. Here are some of the things that a good woman can do for you. She provides self-confidence She provides self-confidence By praising what you do and not demeaning your ideas or vision, a great woman can stroke your ego and give you the confidence you need to succeed. The marriage of Ronald Reagan and Nancy Reagan has been described as one of the great love stories of the century. Reagan knew it. From the 1950s to the '90s, before Alzheimer'

1 jam saja dari 8.08 pagi

Morgen.... 8.08 pagi : 1. Matahari sudah diatas genteng rumah di seberang jalan. Terik, tetapi belum begitu panas. 2. Mata masih segar walau semalaman tak terpejam. (Utak-atik data dengan mivo TV yang stand by meliput kedatangan jenazah Ibu Ainun Habibie. Terharu sungguh melihat Pak Habibie yang tak kuasa menahan tangisnya, seperti tak ingin berpisah dengan belahan jiwa.) 3. Sebentar ke dapur, mengeluarkan ayam dari freezer untuk dimasak guna menjamu Tita dan teman-temannya malam nanti. 4. Buka website pustaka, catat buku yg sudah dipesan. Lalu lihat buku di rak, ambil buku yang akan dikembalikan. Masukkan ke dalam tas. 5. Mencatat beberapa bahan yang masih kurang untuk masak nanti. Ke Aldi dan Pale setelah dari pustaka. 6. Tutup gorden rapat-rapat dan mencoba terlelap...1 jam saja.

Pagi Belanda, Pagi Indonesia

Musim semi di penghujung Mei, seminggu penuh sejak hujan es sebesar kelereng, telah membirukan langit Belanda di luar jendela kamarku. Biru bersih. Sangat bersih. Pukul 4 pagi, semburat tembaga matahari telah muncul. Kelam hanya sebentar saja. Hanya sekitar 6 jam melengkapi hari, lalu biru kembali menyapa. Menjadi sebuah rutinitas yang mengasikkan pula. Usai sholat shubuh pukul 3 pagi, menyibakkan gorden biru tua sedikit, agar nanti ketika sinar tembaga itu muncul, kaca jendela bisa memantulkan pendarnya lurus ke salah satu dinding kamar, tempat dimana ku tempel dua foto sebagai penawar rindu. Dan ketika jarum jam beranjak ke angka 5 , langit telah biru sepenuhnya, aku akan berdiri di balik jendela. Menatap lampu-lampu bulat penerang jalan yang disapa angin pagi dan melepas pandang ke simpang empat Tollensstraat yang sepi. 5 pagi yang tak sibuk seperti di Indonesia, ketika hari baru justru dimulai usai sujud. Tetapi pagi sibuk itu yang terus memanggil-manggil untuk segera menga

The Chrysanthemums

John Steinbeck The high gray-flannel fog of winter closed off the Salinas Valley from the sky and from all the rest of the world. On every side it sat like a lid on the mountains and made of the great valley a closed pot. On the broad, level land floor the gang plows bit deep and left the black earth shining like metal where the shares had cut. On the foothill ranches across the Salinas 1~iver, the yellow stubble fields seemed to be bathed in pale cold sunshine, but there was no sunshine in the valley now in December. The thick willow scrub along the river flamed with sharp and positive yellow leaves. It was a time of quiet and of waiting. The air was cold and tender. A light wind blew up from the southwest so that the farmers were mildly hopeful of a good rain before long; but fog and rain did not go together. Across the river, on Henry Allen's foothill ranch there was little work to be done, for the hay was cut and stored and the orchards were plowed up to re

If only you know

This is what the husband told her wife about his feeling when he found that she is not anymore at his side every time he wakes up in the morning since last year. 1. Sometimes the husband asked himself.."Why did I do this? Why did I force myself to let you go?" And what did the wife say? "Make me strong. It's only for a year." 2. Next time, the husband sighed.."I don't wanna go to any invitations without you." The wife replied..."Me too! I did the same thing last year when you were away for few months." 3. Sometimes, via YM, he said..."I am not satisfied with all the stuff that I do since you're gone." The wife smiled and said..."Share with me...anytime you want. I'll listen to you carefully" 4. Another time, he told his wife ..."I hate coming home if Rio prefers to sleep in his grandma's house. Suddenly, I can't help longing for your laugh and y

Friends of Mine

They are special, They are friends of mine, Who coloring my life canvas with thousand rainbows, even in the winter... when the snowstorm said hello out side the window, and the Holland's skies were gray, it's my friends who make the snow turns to sunlight, and bring blue to my sky. *( Hanya berselang beberapa jam dari Mario Teguh. Melintas bayangan kebersamaan dari Manggarai-Bandung, Manggarai-Depok, Soekarno-Hatta-Schiphol, Amsterdam-Zurich, Eindhoven-Paris, Nijmegen-Achen,etc...! With love and laugh, for sure...... )

Membarukan Hidup

Pelajaran berharga dari Mario Teguh pagi ini: Mau membarukan hidup? Mari kita samakan pengertian! Dan melangkahlah dengan ikhlas. 1. Keluhan merupakan sebuah pengumuman akan kelemahan. Jadi, setiap orang yang mengeluh tanpa disadarinya telah mengatakan bahwa dirinya lemah dan tidak mampu melakukan inti dari keluhannya. So? STOP COMPLAINING...!!!! 2. Jangan gunakan kesalahan orang lain disekeliling kita untuk menghukum diri kita sendiri. Harusnya? Jadikan kesalahan dan kekurangan pribadi-pribadi di sekeliling kita sebagai cermin untuk tidak melakukan kesalahan yang sama dengan mereka. Jadikan kesalahan yang dilakukan orang lain sebagai modal bagi kita untuk tidak melakukan yang sama. :) 3. Namakan setiap masalah yang kita dapatkan agar lebih mudah bagi kita untuk mencari jalan keluarnya. 4. Sambut semua orang dengan gembira. Celebrate your life! Mareeee.......:) 5. Ikhlas! Lakukan dengan hati, tidak hanya dengan mulut. (Setuju...!) 6. You cannot build a good life upon a weak soul. Mak

Not in Mood

Biasa. Pustaka, buku, dan belanja sedikit sembako di Centrum. Bersyukur lagi malas mengayuh sepeda, karena ternyata angin benar-benar bikin limbung. Satu jam kemudian hujan es. Persis seperti es batu seukuran dadu, lebih besar sedikit malahan. Aneh, bukan? (Atau justru biasa saja? Apa yang tidak bisa terjadi saat ini? Atas nama global warming pula!! Hujan es dan dingin dibawah 10 derajat masih bertengger di bulan Mei yang seharusnya telah dimanjakan oleh matahari dan hangatnya). Pulang dengan suasana hati yang tidak riang. Sedikit jengkel, for some reasons. (Ikhlas itu ternyata memang susah, kawan! Tapi mari tetap belajar...! Yuk mariii....!) Sampai di rumah, 1 jam berselang gulai ikan asap cabai hijau kelar. Tinggal menunggu buka puasa, pukul 10 kurang. Semoga besok ceria lagi! :( (Nijmegen, ditulis ketika Mbak Tati berjibaku di dapur.)

Ikhlas..??

Penat membuat analisis paper Nick Enfield, jalan-jalan dan mampir ke beberapa blog di dunia maya sambil menunggu Shubuh pukul 3.15. Dan dapatlah sebuah cerita menarik dari blog jiran ( http://fadzlinashukri.blog spot.com/2010/05/ikhlas.ht ml ), tentang sebuah keikhlasan. Ikhlas..?? Ya...ikhlas! Sang guru yang mengajarkan arti dan pentingya sebuah keiklasan kepada muridnya. "Mari ku ajarkan mu tentang ikhlas," kata seorang guru kepada muridnya. "Nanti saya ambilkan buku dan pena untuk menulisnya." "Tak payah, bawa sahaja karung guni." "Karung guni?" soal anak muridnya, seperti tidak percaya. "Mari kita ke pasar!" Dalam perjalanan ke pasar mereka berdua melalui jalan yang berbatu-batu. "Kutip batu-batu yang besar dan masukkan ke dalam guni yang kau bawa itu," kata guru itu memberi arahan. Tanpa soal, anak muridnya memasukkan batu-batu besar yang mereka temui sepanjang jalan. "Cukup?" "Belum, isi sampai pe

Pelajaran

Menghela nafas panjang. Layar notebook menjadi kabur sesaat. Baru saja mendapat pelajaran yang sangat-sangat berharga dari pengalaman orang lain. Semoga selalu menjadi pengingat di setiap langkah yang akan diayunkan. Betapa Allah SWT tak pernah memberikan kehinaan kepada apa yang telah diciptakannya. Justru sebaliknya, kita sendiri yang kerap lepas kendali. (Nijmegen, sambil menunggu shubuh pada dinihar.)

Hills Like White Elephants

Ernest Hemingway The hills across the valley of the Ebro were long and white. On this siode there was no shade and no trees and the station was between two lines of rails in the sun. Close against the side of the station there was the warm shadow of the building and a curtain, made of strings of bamboo beads, hung across the open door into the bar, to keep out flies. The American and the girl with him sat at a table in the shade, outside the building. It was very hot and the express from Barcelona would come in forty minutes. It stopped at this junction for two minutes and went to Madrid. 'What should we drink?' the girl asked. She had taken off her hat and put it on the table. 'It's pretty hot,' the man said. 'Let's drink beer.' 'Dos cervezas,' the man said into the curtain. 'Big ones?' a woman asked from the doorway. 'Yes. Two big ones.' The woman brought two glasses of beer and two felt pads. She put the felt pads a

Nite..Nite...

5 minutes to go....to sleep.... :) Setelah menunggu shubuh satu jam lalu. 3.15 dinihari! Semoga besok bisa selesai satu tugas untuk tanggal 15. Harus bisa! Semoga..... ( Nijmegen, dalam kantuk dengan seredup-redupnya...mata.... )

Janji Culin

Baru saja menelfon Culin di Maninjau. 13 menit letupan rindu membuncah, ditingkahi gelak tawa, teriakan, dan canda. Pertemuan dua terakhir tujuh tahun lalu pada acara baralek gadang sepupuku. Waktu itu dia pakai stelan coklat. Tanpa lipstick. (tumben). Katanya, calon suami tidak mengizinkannya memerahkan bibir. Dan yang terakhir di alek gadang nya sendiri, satu minggu setelah wisudaku, tak genap sebulan menjelang pernikahan ku juga. Ku kenakan kebaya dan batik wisudaku. Ingin membuatnya begitu spesial disaat sang uni duduk bersanding menjadi anak daro . Ia kabarkan tadi bahwa 2 malaikat kecilnya aman. Azizah telah jadi gadis kecil di bangku SD kelas 1 dan Hafiz, si buyung yang gagah. Betapa bangganya uni ku itu. Senang karena Hafiz punya kulit putih. Hahaha....! Tidak mewarisi kulit kami, ibu dan tantenya ini. Bahagia sungguh mendengar ceritanya. Berapa kali dia bilang "Ni Na taragak bana jo Isa...". Lebih dari lima kali. Ku jawab dengan jawaban yang sama. Beta

Let's Cross Our Fingers for the Project and the Weather! It's May!

There's nothing special today. Just books, journals, an idealpad, two white mugs of hot jasmine tea (again..?? can't live without it? haha....), a bottle of sporten vittel (always on my desk), three pieces of post-it, my room with a blue-red-white-orange striped bed cover, a blue comfy reading chair, and other stuff. What makes a bit different was Erwin's visit at 5 PM with Poland's decorative china plate (souvenir, actually), a postcard of Poznan, and a ceramic refrigerator magnet. Dankjewel, Bro. Besides, the shocking news brought by him about the weather forecast. There will be snow again tomorrow. Hard to believe, right? That must be the answer of the very cold wind and temperature since last week. Strange enough! It's May already! Then, the Enfield's Project, the Turn-Taking discussion ended at the process of analysis for we had to do that by using ELAN software. At least, we stuck on the middle of somewhere. So...just wait till tomorro

Langit Biru, MAS, Post-It, Teh Melati, dll....

Hari ini? 1. Bangun pukul 2 siang setelah tidur selama hampir delapan 8 jam. Itu juga karena dikejutkan oleh nada dering HP. Alfi nanyain, "Lee kenapa? Dia nelfonku sambil nangis-nangis". Liat Lee ke kamarnya, dan mendapatkan jawaban "Aku ga papa, Mbak. Lagi pengen mendramatisir suasana aja". Leeeeeeeeeeee............. .....!!!!!!! 2. Masuk kamar lagi dan ngecek email , plus FB juga (wajib..!!). 2 email dengan topik yang berbeda dari pembimbing tercinta. Yang pertama, " Ilsa, the files from yesterday are attached ". Thanks Leah. Yang kedua, untuk Alex Dukers, technical staff di MPI, yang juga di CC untukku " Hi, Alex. Would you be able to put SPSS on the laptop of my MA student Ilsa? If so, could you let Ilsa know directly? Perhaps she could email you directly to set up a time to meet (I'll now be away till Monday next week). Thanks in advance! Groetjes. Leah ". Oh Leah, jasamu tiada tara! 3. Menerima kembali telfon dari saudara

Today, with Numbers

Siapa bilang spring selalu berteman akrab dengan hangatnya sinar matahari? Paling tidak di Belanda ini. Sudah 5 hari terhitung dari Koninginnedag , hari Kamis lalu, mendung dan rintik enggan beranjak dari langit abu-abu Belanda. Padahal Stassen, sang Professor Universal Grammar berbola mata hijau tosca itu bilang dengan nafasnya yang selalu tersengal pekan lalu, " Be happy, Ilsa! The temperature won't drop in the following months. Enjoy the sunshine, enjoy the spring ...", sambil melemparkan pandangan ke luar jendela. Sama-sama memperhatikan keriuhan dan tingkah polah mahasiswa-mahasiswa yang sedang berjemur ditemani buku, laptop, dan bir dingin di halaman depan kampus dari area dapur lantai 9, tempat kami berdiskusi dan berbincang. Itu Rabu pukul 1 siang minggu lalu ketika memenuhi jadwal konsultasi tugas dengan beliau, dan malamnya? Pukul 1 dinihari, si mahasiswa ini terpana menyibak gorden jendela biru tuanya, memandang tak percaya dengan air hujan yang me

Weekends Only

Minggu pukul 11 siang, Erwin nelfon. “Sa, Charly sudah di kereta. Nanti kita langsung ke rumah ya. Soal sepeda aman kan?”. Masih dengan terkantuk, mengiyakan, bilang juga kalau Charly bisa pake sepedaku karena sepertinya aku tidak jadi ikut biking keliling hari ini. Tiba-tiba malas dan punya rencana untuk meneruskan tabulasi data ke excel saja seharian. Ketika beranjak ke dapur. Menyeduh segelas teh panas, teh bendera yang tertinggal atau memang sengaja ditinggalkan sebagai buah tangan dari anggota PPI yang berpesta makan malam ala Indonesia di rumah kemarin malam. Minum beberapa teguk kemudian buru-buru membuka kulkas. Ada tempe, ayam yang dari semalam sudah dikeluarkan dari freezer, dan cabe hijau. Lalu melintas bayangan mereka-mereka yang akan bersepeda ria siang ini. Satu, wajah wakil ketua PPI Belanda yang akhirnya memutuskan untuk tetap datang dan saat itu mungkin sudah sampai di stasiun Ede-Wageningen. Dua, wajah wakil ketua PPI Maastricht yang telah dat

Semoga Bisa Seperti Mereka

Tidak ada yang istimewa hari ini. Bangun menjelang siang karena baru tidur pukul 3 dinihari, lalu bangun lagi satu jam kemudian untuk sholat shubuh dan kembali meringkuk dalam selimut usai sholat. Makan siang, buka Gmail dan Webmail, ada reminder dari perpustakaan untuk pengembalian beberapa buku yang sudah jatuh tempo. Mandi, lalu bergegas ke perpustakaan. Mengembalikan 6 buku, bayar denda, sekalian menambah deposit untuk peminjaman buku dari perpustakaan di seluruh universitas di Belanda. Setelah itu bergegas ke MPI, berharap Erwin masih menunggu di ruangannya karena nasib sepedaku dengan ban depannya yang bocor ada pada kartu magnetik Erwin. Kartu magnetikku sudah kadung kuberikan pada sekretaris MPI karena kontrak magangku berakhir minggu ini, sehingga garasi hanya bisa dibuka dengan mengandalkan kartu magnetik staff lain. 30 menit menunggu ban disehatkan kembali oleh mekanik di basement kampus, kami bersantai ditemani dengan basic menu berupa kentang goreng, f