Skip to main content

Posts

Showing posts from June, 2012

Es Campur Rujak Mie

Apa yang paling menggiurkan di tengah panas terik yang membakar kulit dan mengeringkan kerongkongan? Pasti semua akan mengatakan minum ES. Betul! Tapi es apa yang paling pas untuk dinikmati pas sedang gerah-gerahnya seperti kemarin siang? Saya akan mengusulkan seporsi es campur seperti di bawah ini. Coba lihat sebentar, amati! Dibawah serutan es yang menggunung cantik plus lelehan susu kental manis coklat di atasnya itu kita bisa menemukan cincau potong dadu, tape singkong, cendol, agar-agar merah delima, rumput laut, dan potongan nangka. Sueger tuenan! Coba deh! :) Nah, saat menikmati es campur itu dan perut sedang tidak lapar-lapar banget, maka bolehlah pesan rujak mie. Tetapi jangan salah sangka dengan nama makanan yang satu ini ya. Rujak mie tidak ada hubungannya dengan kuah rujak yang pakai kacang tanah giling kasar atau irisan buah-buahan segar beraneka warna yang biasa dipakai untuk merujak. Kembali ke rujak mie (kalau bicara rujak mie, saya selalu ingat Maryani, teman s

My Sons' Father

He is my husband! Hehe...! Segitunya ya! Ya iyalah...suami saya yang penyayang, yang tak pernah mengeluh, dan yang selalu siap sedia siaga membantu saya untuk melakukan apapun yang bisa dilakukannya guna meringankan kerjaan sang istri. Salah satunya ya seperti di bawah ini. Awalnya abang tidak berani turun tangan membantu saya mengganti popok Hamzah, apalagi waktu Hamzah masih tak berdaya alias masih keciiilll banget. Tapi sekarang saat Hamzah sudah makin gede dengan berat badan yang juga sudah makin signifikan kenaikannya, si ayah sudah dengan suka cita membantu mengganti popok, memakaikan pakaiannya, dan menggendongnya tanpa perlu bantuan untuk meletakkan bayi lucu kami ke tangannya. He can do all those things by himself. Look at the pictures below and you'll see how happy he was when changing Hamzah's diaper and helping me putting on Hamzah's clothes. See...? I just feel so blessed for having someone like him. He is a very loving husband and father. He is my sons

The Three Musketeers

Hamzah,Kiran, & Berry This picture taken on March 4, 2012. They are beautiful, aren't they? Although it was three months ago, but I just feel that it was yesterday. And I am still thinking what to say to praise God for giving these such marvellousness? I mean, what would be the most appropriate words which can express our remarkable gratitude. He did show his kindness towards our big family through the coming of these three little angels. He sent them to us as an answer for each prayer we sent to Him every time. He is so Great! He made Rio's dream to have brother and sister came true. Thanks for these wonderful gift, my dear God. Thank you so much!

Susu Formula Tak Pernah Mampu Menyamai ASI

ASIJAKARTA, KOMPAS.com - Masih banyak ibu menyusui yang beranggapan bahwa susu formula lebih baik ketimbang air susu ibu (ASI). Padahal jika dilihat dari kandungan gizi yang ada di dalamnya, ASI jauh lebih baik ketimbang susu formula dan lebih aman dikonsumsi. Hesti Kristina P. Tobing, Wakil Ketua Ikatan konselor Menyusui Indonesia (IKMI), mengatakan, yang perlu diketahui oleh para ibu menyusui adalah bahwa tidak ada satu pun susu formula yang bebas dari kuman. Bahkan menurut WHO dan FDA semua susu formula tidak steril dan berisiko terkena bakteri termasuk sakazakii. "Yang ada cuma ambang batas kumannya. Ambang batasnya masih bisa diminum," ujarnya, saat acara konferensi pers membahas soal PP ASI Eksklusif, Rabu, (6/6/2012), di Jakarta. Ada 4 (empat) standar emas pemberian nutrisi pada anak, yakni Inisiasi Menyusui Dini (IMD) sejak lahir, pemberian ASI Eksklusif usia 0-6 bulan, pemberian makanan pendamping air susu ibu (MPASI) buatan rumah mulai dari usia 6-12

Bahayanya Susu Formula

Jadi mengerti sekarang mengapa ASI sangat dianjurkan untuk diberikan selama 2 tahun usia bayi. Bahkan jauh sebelum WHO mengeluarkan rekomendasi tentang pentingnya ASI, di dalam Al Qur'an sendiri telah disebutkan dengan sangat jelas melalui surat QS. Al-Baqarah ayat 233: وَالْوَالِدَاتُ يُرْضِعْنَ أَوْلاَدَهُنَّ حَوْلَيْنِ كَامِلَيْنِ لِمَنْ أَرَادَ أَن يُتِمَّ الرَّضَاعَةَ وَعَلَى الْمَوْلُودِ لَهُ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ لاَ تُكَلَّفُ نَفْسٌ إِلاَّ وُسْعَهَا لاَ تُضَآرَّ وَالِدَةُ بِوَلَدِهَا وَلاَ مَوْلُودُُلَّهُ بِوَلَدِهِ وَعَلَى الْوَارِثِ مِثْلُ ذَلِكَ فَإِنْ أَرَادَا فِصَالاً عَن تَرَاضٍ مِّنْهُمَا وَتَشَاوُرٍ فَلاَ جُنَاحَ عَلَيْهِمَا وَإِنْ أَرَدْتُمْ أَن تَسْتَرْضِعُوا أَوْلاَدَكُمْ فَلاَ جُنَاحَ عَلَيْكُمْ إِذَا سَلَّمْتُم مَّآءَاتَيْتُم بِالْمَعْرُوفِ وَاتَّقُوا اللهَ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللهَ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرُُ Artinya: Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan.

Ketika Flu Memisahkan Kami

Batuk pilek membuat saya harus rela tidur berjauhan dari Hamzah. Batuk pilek juga membuat saya lebih cerewet mengingatkan Rio untuk tidak dekat-dekat dan menempelkan bibir atau pipinya ke si adik. Semalam, antara sadar dan tidak saya mendengar suami bersin-bersin dengan meriahnya dan segerobak (lebay sih....) tisu teronggok di keranjang sampah. Lalu paginya, ketika beliau akan masuk ke kamar dimana Hamzah diungsikan, saya langsung mengingatkan untuk tidak menggendong atau mencium si arjuna. Terdengar sadis memang, tetapi harus dilakukan, karena saya betul-betul tidak tega melihat Hamzah pilek dan batuk seperti minggu lalu. Alhamdulilah, pileknya sudah sembuh, tetapi batuknya masih menyisakan sedikit suara grok-grok setiap kali bernafas dan sesekali batuk kecil. Semoga besok sudah hilang batuknya ya, Son. Masalah yang muncul ketika Hamzah tidak berada disisi saya malam hari adalah nyeri yang bukan main pada payudara ketika bangun pagi hari karena ASI yang sudah penuh. Maka ritual

Cuti oh Cuti

Malasnya untuk ngantor kemarin pagi. Malas sekali. Dan hari ini, apakah lebih bersemangat? Sama sekali tidak saudara-saudara. Malah lebih malas lagi. Pukul delapan lewat masih asik bersih-bersih perlengkapan Hamzah tanpa rasa bersalah. Trus ketika Hamzah bangun, membawanya ke kamar dan menyusukannya. Pegawai seperti apa ini coba? Atau memang yang begini ini jamak terjadi pada ibu-ibu bekerja dengan masa cuti yang telah selesai dan harus meninggalkan buah hati di rumah? Semoga bukan justifikasi, ya. :) Kemarin pagi, pukul tujuh masih leyeh-leyeh dengan Hamzah di tempat tidur. Masih bercanda. Masih ngobrol dengan dua bahasa yang berbeda. Masih menikmati lincah gerakan tangan dan kakinya. Masih tidak ingin jauh-jauh dari manisnya senyum dan tawanya. Masih ingin cuti ini yang telah berlalu diperpanjang lagi. Masih khawatir meninggalkannya karena batukpileknya belum seratus persen sembuh. Tetapi apa daya, tertanggal tiga Juni kemarin, cuti melahirkan sudah sampai dibatasnya. No mo