Skip to main content

Es Campur Rujak Mie

Apa yang paling menggiurkan di tengah panas terik yang membakar kulit dan mengeringkan kerongkongan? Pasti semua akan mengatakan minum ES. Betul! Tapi es apa yang paling pas untuk dinikmati pas sedang gerah-gerahnya seperti kemarin siang? Saya akan mengusulkan seporsi es campur seperti di bawah ini. Coba lihat sebentar, amati! Dibawah serutan es yang menggunung cantik plus lelehan susu kental manis coklat di atasnya itu kita bisa menemukan cincau potong dadu, tape singkong, cendol, agar-agar merah delima, rumput laut, dan potongan nangka. Sueger tuenan! Coba deh! :)



Nah, saat menikmati es campur itu dan perut sedang tidak lapar-lapar banget, maka bolehlah pesan rujak mie. Tetapi jangan salah sangka dengan nama makanan yang satu ini ya. Rujak mie tidak ada hubungannya dengan kuah rujak yang pakai kacang tanah giling kasar atau irisan buah-buahan segar beraneka warna yang biasa dipakai untuk merujak. Kembali ke rujak mie (kalau bicara rujak mie, saya selalu ingat Maryani, teman saya yang wong Palembang, yang gape banget buat makanan ini), makanan ini tidak begitu mengenyangkan dengan porsi yang sewajarnya yaaa. Catat! Porsi yang sewajarnya! Dan perlu juga diketahui bahwa rujak mie bukan makanan yang langka ditemui jika Anda bertandang ke Jambi. Rujak mie sebenarnya makanan khas dari Palembang, tetapi apa sih makanan palembang yang tidak dimakan oleh orang-orang di Jambi? Mulai dari pempek dan variasinya semua dilahap sedap kok. Seperti yang terlihat di gambar, rujak mie terdiri dari mie kuning, sedikit mie putih (soun), potongan pempek goreng, potongan tahu goreng, cacahan timun, sejumput tauge yang telah direndam dengan air panas, bawang goreng, dan terkadang ada yang mempercantiknya dengan sedikit remasan kerupuk merah di atasnya. Lalu? Rujak mie belum akan siap dimakan sebelum disiram dengan cuko (kuah pempek). Biasanya saya yang penggila pempek dan makanan olahannya, akan menuangkan banyak cuko hingga menggenang di mangkuk rujak mie saya. Setelah itu, baru rujak mie siap disantap. Ayo..! Kita ketemuan di Pempek Mamad di seberang STIE IKABAMA yang berada di Jl HOS Cokroaminoto 29 Simpang Kawat Jambi untuk dua menu menggiurkan di atas ya. See you! :))

Comments

Popular posts from this blog

Friends of Mine

They are special, They are friends of mine, Who coloring my life canvas with thousand rainbows, even in the winter... when the snowstorm said hello out side the window, and the Holland's skies were gray, it's my friends who make the snow turns to sunlight, and bring blue to my sky. *( Hanya berselang beberapa jam dari Mario Teguh. Melintas bayangan kebersamaan dari Manggarai-Bandung, Manggarai-Depok, Soekarno-Hatta-Schiphol, Amsterdam-Zurich, Eindhoven-Paris, Nijmegen-Achen,etc...! With love and laugh, for sure...... )

Sampai Jumpa, Angga

Sabtu pagi, 24 Mei 2020, pukul 07.22 ia masih melakukan panggilan video ke ponselku, namun tak terangkat. Kami bertemu dalam panggilan video selanjutnya melalui ponsel ibuku sekitar pukul 09.00 di rumah Jatra, rumah yang melengkapi puzzle masa kecilnya, rumah tempat ia pulang tiga tahun lalu. Ada yang berbeda pada wajahnya di lebaran pertama itu. Lebih tirus dan pasi. Kulihat kilauan buliran keringat di keningnya. Rambutnya basah. Jelas ia sedang tidak begitu sehat. Pun begitu, setiap kata, senyum, dan deraian tawanya tetap menyegarkan. Kami saling memohon maaf. Ia berbicara sambil merangkul maminya.  "Uni, maafkan Angga lahir batin ya, Ni. Insyaallah kita nanti ketemu di Jambi,"ucapnya sembari melambaikan tangan gempalnya.  "Iya. Uni tunggu, ya." "Insyaallah, Ni,"pungkasnya sebelum ia menepi dan membiarkan maminya berbicara. Sapa, maaf, dan tawa mengalir ke satu-persatu pasukan Pakis 74.  "Uni, bisakan kami nginap di ru

The Women with Beatific Smiles

My world was filled with thousand of rainbows' colors when I saw those beatific smiles that night. I learn much from these women.