Skip to main content

Posts

Showing posts from August, 2018

Selamat Jalan, Pak Masrul

Pukul empat sore persis suara ambulan meraung. Terdengar jelas dari rumah. Ada guru saya di dalamnya. Guru bahasa Indonesia kala saya SMA. Pak Masrul Bustari. Pak Masrul kami memanggilnya. Baik. Ramah. Santai. Selalu tersenyum. Menjelang pukul empat subuh Iduladha tadi beliau pergi. Tanpa sakit. Selamat jalan, Pak. Semoga Allah menerima segala amal ibadah bapak semasa hidup. Semoga Allah mengampuni seluruh dosa-dosa Bapak. Semoga Allah menjadikan seluruh ilmu yang bapak curahkan kepada seluruh murid bapak dulu sebagai amal jariyah yang akan menjadi lentera penerang bagi bapak. Kiranya Allah melapangkan tempat bapak. Selamat jalan, Pak. Kepulangan bapak menjadi pengingat bahwa kami pun sebaiknya segera berbenah diri. Selamat jalan, Pak.

Sore Izzati

Berbaju kaos kuning pupus dan legging ungu bermotif bunga, Izzati kecil turun dari gendongan ayahnya saat pintu terbuka. Mendekat dan berhenti di atas karpet hijau. "Bunda, adek ain pacin dulu, ya. Bunda jangan nangis." Suaranya lembut. Intonasinya pas. Menurun di penghujung kalimat. Kepalanya turut bergerak. Ah, Izzati, durhakalah ayah bunda pada-Nya jika tak juga merasa cukup dengan kehadiranmu dalam hidup kami, Nak. Semoga hadirmu menjadi ladang ibadah kami yang takkan putus bahkan hingga kami dipanggil-Nya nanti. Semoga Allah Yang Maha Baik menjadikanmu sholehah, Nak. Penyejuk hati dan mata kami. Aamiin.

Love Finds Beauty: Sonnet 130

My mistress' eyes are nothing like the sun;  Coral is far more red than her lips' red;  If snow be white, why then her breasts are dun;  If hairs be wires, black wires grow on her head.  I have seen roses damasked, red and white,  But no such roses see I in her cheeks;  And in some perfumes is there more delight  Than in the breath that from my mistress reeks.  I love to hear her speak, yet well I know  That music hath a far more pleasing sound;  I grant I never saw a goddess go;  My mistress, when she walks, treads on the ground.  And yet, by heaven, I think my love as rare  As any she belied with false compare. Gara-gara obrolan tentang bagaimana romantis itu, kok ya saya jadi ingat bait-bait indah dari Sonnet 130-nya Mr. Shakespeare. Maka saya google-lah dan saya tempel deh di blog ini. Membacanya membuat saya rindu kelas sastra lagi. Rindu diskusi-diskusi ringan dan berat tentang berbagai permasalahan manusia (khususnya masalah cinta...ha

Wak Rama (1)

Sepeninggal Yuk Ndut, kami sempat kelimpungan mencari orang yang tepat untuk menggantikannya menjaga Izzati saat kami bekerja. Selama beberapa minggu Izzati yang baru enam bulan terpaksa dijaga neneknya sambil kami terus bertanya dan menitip pesan kepada sejawat, sanak saudara, dan teman-teman senyampang ada informasi tentang orang yang bisa membantu kami menjaga Izzati, tentunya dengan kriteria yang telah kami sampaikan kepada mereka. Bukan ingin cerewet dan pilah-pilih, tetapi memberikan syarat yang ketat itu penting untuk kenyamanan kami, apalagi Izzati.  Alhamdulillah Allah memberikan jalan melalui salah seorang kerabat. Kami menyambangi rumahnya dan perempuan lewat paruh baya itu tiba tak lama setelah kami datang. Beliau berbicara dalam logat Palembang yang kental. Pembawaannya tenang. Ia meminta kami memanggilnya sebagaimana orang-orang di lingkungannya memanggilnya. Wak Rama. Ia baru beberapa hari berhenti bekerja di rumah makan yang dikelola tetangganya. Kami kemukak