Berbaju kaos kuning pupus dan legging ungu bermotif bunga, Izzati kecil turun dari gendongan ayahnya saat pintu terbuka. Mendekat dan berhenti di atas karpet hijau.
"Bunda, adek ain pacin dulu, ya. Bunda jangan nangis."
Suaranya lembut. Intonasinya pas. Menurun di penghujung kalimat. Kepalanya turut bergerak.
Ah, Izzati, durhakalah ayah bunda pada-Nya jika tak juga merasa cukup dengan kehadiranmu dalam hidup kami, Nak.
Semoga hadirmu menjadi ladang ibadah kami yang takkan putus bahkan hingga kami dipanggil-Nya nanti.
Semoga Allah Yang Maha Baik menjadikanmu sholehah, Nak. Penyejuk hati dan mata kami.
Aamiin.
Comments
Post a Comment