Skip to main content

Posts

Showing posts from April, 2014

Dalam Do'aku

Dalam doaku subuh ini kau menjelma langit yang semalaman tak memejamkan mata, yang meluas bening siap menerima cahaya pertama, yang melengkung hening karena akan menerima suara-suara Ketika matahari mengambang tenang di atas kepala, dalam doaku kau menjelma pucuk-pucuk cemara yang hijau senantiasa, yang tak henti-hentinya mengajukan pertanyaan muskil kepada angin yang mendesau entah dari mana Dalam doaku sore ini kau menjelma seekor burung gereja yang mengibas-ibaskan bulunya dalam gerimis, yang hinggap di ranting dan menggugurkan bulu-bulu bunga jambu, yang tiba-tiba gelisah dan terbang lalu hinggap di dahan mangga itu Maghrib ini dalam doaku kau menjelma angin yang turun sangat perlahan dari nun di sana, bersijingkat di jalan dan menyentuh-nyentuhkan pipi dan bibirnya di rambut, dahi, dan bulu-bulu mataku Dalam doa malamku kau menjelma denyut jantungku, yang dengan sabar bersitahan terhadap rasa sakit yang entah batasnya, yang setia mengusut rahasia demi rah

Untuk Rio: (ke)banyak(an)

Hanya cinta yang menjadi alasan bunda menerapkan (ke)banyak(an) aturan yang mungkin menurut Rio terlalu berlebihan.  Meletakkan pakaian kotor ke box-nya di belakang, menjemur handuk abis mandi, mencuci piring sendiri sehabis makan, meletakkan tas kembali di tempatnya...bahkan hari ini...Bunda terpaksa menegakan Rio pergi tanpa membawa rapor yang seharusnya Rio bawa dan serahkan kepada Ustad Tatang.  Bunda harus konsisten dengan apa yang sudah kita sepakati bersama kan, Nak? Keperluan Rio yang baru diberitahukan pagi menjelang berangkat sekolah tidak akan direspon.  Karena sayang, Bunda begitu, Nak.  Karena pada waktunya nanti, ketika Rio sendiri, Rio lah yang akan mengerti bahwa (ke)banyak(an) aturan bunda dan ayah itu adalah cinta kami kepadamu, sayang. We love you, sweetheart.  So much!