Skip to main content

Posts

Showing posts from September, 2011

Mimpi Kami

Mimpi malam kemarin seperti nyata. Bener-bener nyata. Saking begitu terasa nyatanya, sampai-sampai menyesal terbangun dari tidur yang memutus mimpi indah tersebut. Kami. Saya dan suami berada di dalam kamar yang saya tempati setahun lalu. Saya bisa merasakan hangatnya kamar berkerai biru tua tersebut dengan jendela besar menghadap jalan raya dan berseberangan dengan bangunan lain. Mimpi saya ditingkahi putihnya salju yang turun di luar jendela, keemasan dalam pendaran sinar keemaasan lampu jalan yang menari ke kiri dan ke kanan dimainkan oleh angin malam yang dingin. Malam itu, di dalam mimpi saya, masih sama seperti malam-malam yang saya lewati bulan Desember hingga awal Maret setahun lalu juga. Malam di musim dingin yang tak sepenuhnya pekat. Langit berwarna hampir sama dengan warna kerai jendela saya. Biru tua. Saya seperti pengamat. Di meja belajar saya tak ada yang berubah. Laptop putih dan tumpukan buku. Bahkan di dindingnya masih melekat dua foto hitam putih orang-oran

A Mother's Prayer

Jika selama ini saya hanya melihat penderitaan para penderita kanker dan keluarga mereka melalui layar kaca, membaca curahan hati mereka di majalah, tabloid, internet, atau surat kabar, maka hari ini menjadi nyata di mata saya dengan berada di dalam sebuah ruangan bersama seorang penderita kanker dan keluarganya. Memilukan. Suram. Mengiris hati. Itu yang saya rasakan siang tadi. Kaki saya tiba-tiba saja kehilangan tenaga untuk berdiri lebih dekat dengannya. Saya lebih memilih duduk di karpet bersama beberapa ibu-ibu penjenguk lain yang khusyuk membaca Surah Yasin. Mata saya tak lepas mengamati sang ayah yang menguatkan diri untuk berdiri sambil menggenggam tangan si buah hati yang berusaha keras bernafas dengan bantuan selang oksigen yang dimasukkan ke dalam hidung mancungnya, matanya hanya terbuka setengah. Sesekali sang ayah mengelap keringat yang membutir di dahi, pelipis, dan mengalir ke leher jagoannya itu dengan selembar tisu. Setelah itu ia membungkuk, mendekatkan mulutnya

Why I believe in my heart

Then I realize now why my heart always tells me the truth and never lies, even for something that I cannot see with my naked eyes and my hands cannot touch it as an evidence. Because I am a woman for I was born with the sixth sense named heart! Different from the statement at the end of the conversation, I am indeed a VALUABLE woman. I am a woman, a wife of a husband, a mom of my kids, a daughter of my parents, a sister of my siblings, a best friend of my best friends, a teacher for my students. That's why I can say for sure that I am A VALUABLE WOMAN! * * * Ketika Tuhan menciptakan seorang wanita, malaikat datang dan bertanya. "Mengapa begitu lama, Tuhan?" Tuhan menjawab "Sudahkah engkau lihat semua detail yang Aku buat untuk menciptakan mereka? Dua tangan ini harus bisa dibersihkan, tetapi bahannya bukan dari plastik. setidaknya terdiri dari 200 bagian yang bisa di gerakkan dan berfungsi baik untuk segala jenis makanan. mampu menjaga banyak anak saat bersama

Ladies' Privilege

Ini postingan dari blog seorang tim medis (www.perkembanganjanin.blogspot.com) yang saya kunjungi pagi ini. Blog yang membuat saya manggut-manggut, tersenyum, dan berulang kali memuji Sang Mahapencipta dengan sepenuh cinta melalui banyak gambar dan foto yang tersedia. Tiba-tiba saja saya menjadi merasa beruntung dilahirkan sebagai seorang perempuan yang diberikan keistimewaan menjadi bagian dari sebuah keajaiban yang diberikan Allah SWT untuk sebuah awal fase kehidupan seorang manusia. Menjadi seorang perempuan yang notabene dilimpahkannya kelebihan cinta dan sayang melalui gerak, suara, perhatian, bahkan air mata. It could be one of the reasons why He creates women to have a very tiny body in her womb. As we know that God always does something for a reason and He never puts a bad reason for that. It is always a good one. It what makes Him different with us. Yuk...mari kita baca, amati, dan perhatikan foto-foto dan gambar-gambar pada tulisan berikut ini. Lalu setelah