Skip to main content

Posts

Showing posts from September, 2013

Loyal? No! He is not..!

Geram! Kok ya bisa ada orang yang tidak punya integritas dan loyalitas pada institusi tempat dia bekerja.  Lah wong jelas-jelas sampai akhir hayatnya, insyaallah, secara finansial dia dan keluarga sudah dan akan disupport oleh negara melalui 'pengabdiannya' di tempatnya bekerja sekarang.  Heran!   Tidak perlu lah terlalu kurus kering memikirkan bagaimana lembaga tempat ia bernaung saat ini bisa dikenal di seantero jagad raya melalui hasil penelitian yang bermanfaat seperti yang diusung di visi lembaga, paling tidak cobalah untuk menghargai lembaga itu sendiri dengan tidak melakukan hal-hal aneh, menyandingkan sebuah kegiatan yang murni dianggarkan dari dana lembaga ini dengan nama lembaga  lain yang secara personal memberikan keuntungan finansial yang juga mungkin buesar suekali untuk dirinya. Geram! He should be more loyal to his department!

Melongok Budaya Tulis dan Baca Masyarakat Jepang

Found it from www.indosiar.com     Indosiar.com - Sampai saat ini, Jepang adalah satu-satunya negara di Asia yang mempunyai kedudukan sejajar dalam iptek dan perekonomian dengan raksasa dunia seperti Amerika. Cerita mengenai kehebatan Jepang dapat bangkit dengan cepat dari puing-puing kekalahan perang dunia kedua, menginspirasi banyak negara di Asia seperti Cina dan Korea Selatan untuk dapat menjadi seperti Jepang. Sifat dasar orang Jepang memang tekun dan pekerja keras. Selain itu rata-rata dari mereka mempunyai keinginan untuk selalu belajar dan selalu memperbaiki hasil kerja mereka. Mungkin sifat-sifat dasar ini menjadi salah satu pendukung kehebatan masyarakat Jepang dalam membangun negaranya. Keinginan untuk selalu belajar ini tercermin pada tingginya budaya baca dan tulis masyarakat Jepang. Banyaknya Fasilitas Membaca, Surga Buat Penggemar Buku Menurut data dari bunkanews (situs khusus tentang media massa berbahasa Jepang), jumlah toko buku di Jepang adala

See you, Alfitja...

(Catatan kecil yang  belum sempat dipostkan....tentang melepas Alfi dari jauh) Entah saya yang terlalu melankolis atau bawaan hormonal sebagai dampak hamil tua? Yang jelas ketika Alfi mengirimkan pesan singkat kemarin pagi untuk berpamitan terbang ke Canada menyusul suaminya,   lama saya tatap deretan huruf-huruf di layar telfon genggam saya.   Sedih sendiri. “Mbak Ilsa, aku pamit ya. Hari ini aku berangkat.   Salam untuk keluargamu tercinta, Abang dan Rio.   Mohon doa restunya. “ Apa yang terbayang di ruang mataku saat itu adalah ketika hampir dua tahun yang lalu Alfi mengantar keberangkatan kami kembali ke Indonesia bersama Gleb yang saat itu masih menjadi pacarnya.   Mereka pasangan yang ideal.   Sama-sama baik.   Sama-sama ramah, humble, dan tak berat tangan.   Buat mereka, persahabatan adalah ketulusan. Ada yang bertanya di statusnya Alfi, “For good kah, Fi?”.   Alfi mengiyakan.   Aahh…sedihku bertambah.   Sedih karena itu berarti Alfi menjadi tidak mudah lagi u

Galau Bunda, Galau Hamzah

  Stres sendiri melihat Hamzah belakangan tidak bisa ditinggal untuk ngantor.   Dulunya sih anteng aja, kalaupun ada nangis-nangisnya…tidak lama dan tidak jejeritan.   Beberapa hari belakangan ini berbeda.   Nangisnya kencang dengan tangan melambai-lambai minta digendong.   Hadeeuuhhh….ga kuat hati bunda, Nak.   Rasanya mau saja berlari balik dari pagar rumah neneknya, menyambarnya pulang. Tapi jelas tidak mungkin. Kalau sudah begini, biasanya suasana hati agak kelabu.   Kerja dengan setengah hati, seringnya malah suka ga nyambung karena pikiran tidak sejalan dengan mood, dan kalau sudah begini, ujung-ujungnya selalu melirik kea rah jam dinding putih di dinding belakang meja Bang Luki.   Sabar ya, Nak.   Semoga ada jalannya….  

Di Halaman Nenek

(sore sempurna di rumah nenek) Waktu memang berlari ya.  Baru kemarin aja....rasanya bunda yang kemarin melenggak-lenggok dengan teman-teman kecil bunda di jaman SD untuk latihan tari Indang di halaman ini.  Bedanya dulu halaman rumah nenek ini sarat tanaman hias, memang sih....buyutnya Hamzah dulu super rajin menanam dan merawat semua tanamannya.  Beliau tipikal ibu rumah tangga sejati.  Segala rupa tanaman menjadi cantik dalam rawatannya.  Eeehhh....sekarang udah Hamzah aja yang lari sana sini menikmati lapangnya halaman ini.  Lumayanlah nak, ya....biarpun ayah bunda ga bisa kasi rumah dengan halaman luas, paling tidak ada rumah nenek untuk tempat hamzah berlari, bermain bola, dan jumpalitan.  Walaupun tidak seasri dulu pas jamannya bunda kecil, tetap kok ada buah-buahan yang bisa dinikmati, jambu, mangga, pisang, dan kedondong. Rumah datuk dan nenek, rumah tempat kita pulang.

Kawinan

Buka dulu topengku! Yup! Setelah seharian bermake-up, berpartisipasi dengan senang hati menjadi panitia dalam hajatan tetangga sebelah rumah, akhirnya menjelang setengah enam sore bisa bernafas lega karena pakaian dan segala segala pernak-pernik wajib perlengkapan pakaian kawinan sudah bisa dicopot semua dan lebih luega lagi ketika bisa berlama-lama menikmati sejuknya air dibawah shower.  Abis mandi, leyehan sebentar sambil ngobrol sama bunda tercinta, menginfokan bahwa hamzah sudah bisa diantar pulang sama om-omnya di sana, tetapi berhubung si ndut itu barusan tidur jadinya belum bisa diantar segera, trus buka laptop deh sambil nge-luwak alias ngopi! Rasanya bener-bener nikmaaat. Berbicara soal kepanitiaan kawinan, ini kali yang kedua ikut dalam kepanitiaan tetangga yang punya hajatan kawinan.  Sudah lebih bisa luwes dari kepanitiaan yang pertama di Januari lalu, walaupun masih tetap belum bisa mengetahui semua nama-nama ibu-ibunya.  At least , wajah-wajah mereka sudah di dalam ke