Skip to main content

Posts

Dear Sweetheart

Dear Izzati, our sweetheart... We are again and again amazed by your growth, day by day. It is not only us, but also your brother who recently astonished with your words and sentences in commenting everything. "Izzati, you really said that? Masya Allah, you are such a clever girl, Izzati. I love you." He said that once. Our dear Izzati, we do send Him the prayer to keep you shining. 😍

Pulang

Satu lagi pergi. Satu lagi pengingat diri. Dunia hanya sebatas ini. Dan ternyata memang kita hanya bermain-main saja. Kita tahu, pergi bisa kapan saja. Kendali bukan kita yg pegang. Nyawa ini, hak paten-Nya. Kita bisa apa? Yang tercinta hanya akan melepas dengan ciuman berbalur air mata. Apa lagi? Sendiri. Benar-benar sendiri. Kita bisa apa? Seandainya kita tanam jariah. *Pengingat diri atas kematian salah seorang keluarga dekat hari ini. Terasa semakin dekat jalan menuju ke sana. Terasa semakin sia-sia apa yg dilakukan kemarin-kemarin. Berbenahlah! 😔

Al-Balad

Al-Balad hampir rampung. Sedikiiiit lagi. Ayo, Zah...ayo...! Jangan tiru Bunda yang banyak abainya, yg akhirnya lupa, dan sekarang menyesal karena ternyata mengulang lagi itu tidak mudah. Ayo, Zah...kita baca berdua. 😘😘

Tak Ada Kafein di Kopi Malam Ini

Tidak ada yg salah dng berantakan segala rupa mainan di lantai rumah, dari ujung ke ujung. Tidak ada yg salah dng tumpukan cucian yg setengah kering namun tak sempat dihampaikan. Tidak ada yg salah dng secangkir kopi tanpa gula nan tandas sebelum bertempur dng bawang, kangkung, talanan, cabai, tomat, ikan asin, tempe, dan tiga butir telur. Tidak ada yg salah dng kenikmatan telinga mendengar paduan suara antara gelegak minyak panas di penggorengan dng batu gilingan dan suara ayah serta anaknya yg tengah mengejar ketuntasan Al-Balad. Semua menjadi benar dng nilai 1000 dan acungan jempol pelantun Al-Balad. Matanya sangatlah berat, tapi hidangan cinta emaknya membuatnya lebih berat utk berhenti mengunyah. Lalu apa yg salah? Secangkir kopi tanpa gula yg tak menampakkan reaksinya. Kafeinnya entah raib kemana. Hanya pekatnya saja yg diteguk. Kantuk bergeming. 

Rain, Please Don't Go Away

Weekend comes again. It brings rain and wind and cloud. I do not want to ask the rain and its friends to go away tomorrow for enjoying weekend with my kiddos in the blanket is all I want.  So, please, rain...I do welcome you tomorrow. 😀

Pasar Sitimang: Surga Keramik Untuk Wisata Belanja

Anda penggila keramik? Jika iya, maka Pasar Sitimang akan menjadi surga bagi Anda. Pasar Sitimang merupakan salah satu tujuan wisata belanja yang terkenal di Provinsi Jambi.  Pasar ini berada tepat di pusat perdagangan Kota Jambi yang berlokasi di Jalan Doktor Wahidin, Kecamatan Pasar Jambi. Letak sentra penjualan keramik yang telah ada sejak tahun 1980-an ini sangat strategis karena dekat dengan sungai Batanghari dan berbagai pertokoan, bank, mal, pasar induk Angso Duo, hotel, restoran, rumah sakit, dan beberapa kantor pemerintah.  Letaknya yang strategis di Kota Jambi membuat Anda mudah untuk sampai ke tempat ini. Anda dapat memanfaatkan moda transportasi darat seperti angkot, ojek, dan taksi. Cukup dengan menyebutkan pasar keramik, maka Anda akan segera diantar sampai ke Pasar Sitimang. Ongkos taksi dan ojek menuju Pasar Sitimang bergantung pada jauh dekatnya jarak antara tempat awal Anda naik dan Pasar Sitimang. Berbeda dengan ongkos taksi maupun ojek, Anda hanya ...

Menjelang April ke Lima Belas

Lewat tengah hari, lelaki itu mengirimkan potret dirinya. Mencoba menjadi orang Jakarta lagi.  Begitu caption- nya .  Ia berswafoto di depan kereta jurusan Depok.  Bayangan kelam nan membawa trauma tentang bagaimana tidak nyamannya berdesakan ala sarden di dalam kereta hampir lima belas tahun silam bersama lelaki itu tidak muncul kali ini. Kereta di belakangnya lebih nyaman. Tidak kumuh. Tidak menakutkan. Tidak dipenuhi beraneka ragam aroma jutaan butiran peluh orang-orang yang lelah. Pastikan semua barang-barang aman. Maklum...mudah ketiduran soalnya. Komentar terkirim. Emoticon konyol menyudahi obrolan pada tengah hari menjelang sore itu. Lelaki itu mungkin sedang menikmati menit-menit pertamanya di salah satu gerbong. Menit-menit berikutnya ia pasti sedang menyambangi banyak tempat di dalam mimpinya. Bisa jadi ia tengah bermimpi berada di gerai ayam goreng khas Amerika kesukaan ibunya. Lelaki itu penidur dan terkadang ia sangat ingin bisa seperti ...