Skip to main content

The Most Beautiful Heart

One day, in a heavily crowded place, a young man began shouting.
“People, look at me. I have the most beautiful heart in the world.”
Many people looked at him and were stunned to see his beautiful heart in a perfect shape, without any flaw. It looked quite amazing. Most of the people who saw his heart were mesmerized by the beauty of his heart, and praised him.
However, there came an old man who challenged the young man, “No my son, I have got the most beautiful heart in the world!”
The young man asked him, “Show me your heart, then!”
The old man showed his heart to him. It was very rough, uneven, and had scars all over. In addition, the heart was not in shape; it appeared like bits and pieces joined in various colours. There were some rough edges; some parts were removed, and fitted with other pieces.
The young man started laughing, and said, “My dear old man, are you mad? See, my heart! How beautiful and flawless it is. You cannot find even a bit of imperfection in my heart. See, yours? It is full of scars, wounds, and blemishes. How can you say your heart is beautiful?”
“Dear boy, my heart is just as beautiful as your heart is. Did you see the scars? Each scar represents the love I shared with a person. I share a piece of my heart with others when I share love, and in return I get a piece of heart, which I fix at the place from where I have torn a piece!” said the old man.
The young man was shocked.
The old man continued, “Since the pieces of heart I shared were neither equal nor in the same shape or size, my heart is full of uneven edges and bits and pieces. My heart is not in shape because sometimes I do not get love in return from those to whom I gave it. Your heart that looks fresh and full with no scars indicates that you never shared love with anybody. Isn’t that true?”
The young man stood still and did not speak a word. Tears rolled down his cheeks. He walked to the old man, tore a piece of his heart and gave the piece to the old man.
Many give importance and respect to physical beauty. Yet, real beauty is not physical!
(Source:http://www.kidsworldfun.com/shortstories_mostbeautifulheart.php)


Comments

Popular posts from this blog

Dagangan Perdana

Ini sebenarnya postingan yang seharusnya diunggah 17 Januari. Unggahan tentang keberhasilannya menjalankan bakat kisprenerushipnya. "Sayang....gimana spagetinya?" "Alhamdulillah laris manis, Bun!" "Alhamdulillah...." "Trus,spageti untuk Bu Alha gimana?" "Maaf, Bun...untuk Bu Alha dibeli sama kawan Hamzah!" "Ooo...gitu...." "Iya! Bun...uang Hamzah banyak. 24 ribu. Tapi Hamzah pusing pas kawan-kawan rebutan." Bahagianya tak terkatakan. Ibunya lebih bahagia lagi. Pagi-pagi menyiapkan semua bahan untuk jualan perdananya. Anak lanang itu sendiri yang ingin mencoba berdagang. Beberapa hari kemarin bolak-balik bertanya apa kira-kira yang pas untuk dijualnya kepada teman-teman sekelasnya. Minuman atau makanan? "Jualan spageti aja gimana, Bun? Hamzah suka kesal soalnya tiap bawa spageti ke sekolah, teman-teman suka minta. Hamzah jadi dapatnya sedikit." Dari rasa kesalnya itulah ide ...

Senin, 13 Juni 2016; 22.14 WIB

Alhamdulillah sudah ditamatkannya Iqra 1 semalam di bilangan usianya yg baru 4 tahun 3 bulan 11 hari.  Sudah dengan lancar dibacanya seluruh deretan huruf Hijaiyah dengan susunan runut, acak, maupun dr belakang. Bukan hal yg istimewa utk Musa sang Qori dari Bangka Belitung mungkin, tetapi ini menjadi berkah luar biasa untuk kami. Semoga Allah selalu memudahkanmu untuk menyerap ilmu-ilmu Islam berdasarkan Quran dan teladan Rasulullah ya, Nak. Semoga ilmu-ilmu itu nanti senantiasa menjadi suluh yg menerangi setiap langkahmu dlm menjalani kehidupan ke depan dengan atau tanpa ayah bunda. Semoga juga ilmu itu tak hanya menjadikanmu kaya sendiri, tetapi membuat orang-orang disekelilingmu pun merasakan manfaatnya karena ilmu yg bermanfaat itu adalah ilmu yg bisa diberikan dan bermanfaat bagi orang lain di luar dirimu. Allah Maha Mendengar. Dengan doa dan pinta Bunda, Allah pasti akan mengabulkannya. Amin. 😍

Tentang Ibu (1)

Ada yang berubah dari Ibu.  Perubahan yang membahagiakan. Kerinduannya yang terobati pada tanah suci, Kabah, dan makam Rasulullah telah membuat Ibu kembali seperti tahun-tahun sebelum 2016.  Ibu kembali sehat. Lahir dan batin. Setelah hampir tiga minggu Ibu bersama kami, baru malam lusa kemarin saya lama bercengkerama di kamar beliau. Izzati belum mengantuk.  Jadi sengaja saya membawa cucu bungsunya itu bermain-main di tempat tidur beliau.  Sambil bermain dengan Izzati, saya bertanya tentang banyak hal mengenai kepergiannya ke tanah suci di awal 2017 kemarin. Ibu begitu bersemangat menceritakan pengalamannya.  Posisinya yang semula duduk, berganti menjadi berdiri.  Tangannya bergerak lincah memperjelas berbagai kegiatan yang dilakukannya di sana. Matanya berbinar-binar. Air mukanya berseri-seri. Tak terbayangkan skala kebahagiaan yang melingkupi hatinya ketika menjejaki Baitullah. Ibu kami memang sudah lama sekali ingin ke Kabah. Semasa almarhum Bapak...