Skip to main content

Ada Apa dengan Yang Manis

Sehabis makan malam, cah lanang ini meminta izin ibunya untuk minum segelas susu seperti yang diminum kakak sepupunya. Izin tidak diberi.  Akan berbeda jika yang dimintanya segelas susu kambing hangat. Sudah pasti sang ibu akan mengabulkan.
Seperti biasa, cah lanang protes. Iya. Seperti biasanya. Ia selalu begitu. Sang ibu membiarkannya. Hanya mendengarkan protesnya.
"Apa-apa ga boleh. Bunda selalu begitu. Mami boleh kakak minum susu kental manis? Kenapa Hamzah ga boleh?"gerutunya.
Sampai akhirnya ketika kami di kamar, ia kembali bertanya.  Ia tidak pernah berhenti sebelum benar-benar bisa mendapatkan alasan atas hal-hal enak yang dilarang. Sampai kapan pun ia akan selalu menuntut penjelasan. Kemana pun akan diikuti dan ditanyakannya. 
"Kalau Bunda melarang Hamzah minum susu kental manis sering-sering. Lalu mengapa mami selalu boleh kakak minum susu kental manis? Kemarin kakak minum susu kental manis juga, tapi yang cokelat,"tanyanya masih dengan nada protes.
Baiklah. Perkuliahan akan dimulai.
"Hamzah tahu? Susu kental manis itu kandungan susunya sedikit. Yang banyak justru gulanya. Hamzah tahu tidak? Anak-anak yang sering makan atau minum apa saja yang banyak mengandung gula akan susah belajar. Susah konsentrasi"
Si bocah lanang masih fokus dengan penjelasan ibunya.
"Eh, Hamzah tahu konsentrasi kan?"sang ibu tiba-tiba sadar dengan diksinya.  Terlalu tinggi sepertinya untuk anak seusia si bocah. 
"Ya. Hamzah tahu,"jawabnya pendek. Agak belagu sih gayanya menjawab. Masih belum bisa menerima dengan izin yang tidak keluar tadi agaknya. 😃
Sang ibu sedikit tidak yakin, tetapi tetap melanjutkan materi dua sks tersebut.
"Konsentrasi itu fokus. Misalnya nih, kalau Hamzah mewarnai, mewarnainya belum selesai tetapi Hamzah sudah mau nonton atau ngerjain yang lain. Itu artinya Hamzah tidak konsentrasi atau tidak fokus."
Ia tersenyum.
"Kalau anak-anak banyak makan gula, bisa kena diabetes kayak Nenek Nini?"
Nenek Nini merupakan sepupu neneknya. Ia beberapa kali kami ajak menjenguk almarhumah yang dua tahun lalu dirawat karena komplikasi diabetes dan gangren pada kakinya.
"Sangat bisa,"jawab sang ibu.
"Hamzah dak mau kena diabetes, Bun,"ujarnya cepat.
"Itulah alasannya mengapa Bunda larang Hamzah sering-sering minum susu kental manis, teh botol, es krim, dan s***te. Trus ya...anak-anak yang sering makan atau minum manis akan mudah gendut dan giginya juga rusak. Gigi Hamzah aja ada yang sudah kena karies kan karena dulu sering makan permen"
"Maksud Bunda, gigi Hamzah yang di depan ini? Yang dua ini?"tanyanya sambil menunjuk dua gigi seri atasnya yang mulai berubah warna karena membusuk.
Cah lanang itu tersenyum lagi.
"Iya lah. Kalau gitu Hamzah jarang-jarang aja minum susu kental manis."
"Menurut Hamzah, kalau Bunda melarang Hamzah minum dan makan yg manis-manis, itu artinya Bunda baik atau Bunda jahat sama Hamzah?"
Cah lanang melepaskan guling yang dipeluknya dan mendaratkan ciuman di pipi kanan sang ibu.Nafasnya hangat terasa di kulit pipi.
"Bunda sayang sama Hamzah. Ya kan?"jawab kemudian.
Aahhh...berjuta rasanya. Nilai dua sksmu ini A+, Hamzah. Semoga Allah menjadikanmu mudah dalam menuntut ilmu ya, Nak. Ilmu dunia dan akhirat.
Kemudian, apakah berhenti pada ciuman itu dan dua sks selesai? Tidak. Masih ada tanyanya. Masih bersambung. 




Comments

Popular posts from this blog

Senin, 13 Juni 2016; 22.14 WIB

Alhamdulillah sudah ditamatkannya Iqra 1 semalam di bilangan usianya yg baru 4 tahun 3 bulan 11 hari.  Sudah dengan lancar dibacanya seluruh deretan huruf Hijaiyah dengan susunan runut, acak, maupun dr belakang. Bukan hal yg istimewa utk Musa sang Qori dari Bangka Belitung mungkin, tetapi ini menjadi berkah luar biasa untuk kami. Semoga Allah selalu memudahkanmu untuk menyerap ilmu-ilmu Islam berdasarkan Quran dan teladan Rasulullah ya, Nak. Semoga ilmu-ilmu itu nanti senantiasa menjadi suluh yg menerangi setiap langkahmu dlm menjalani kehidupan ke depan dengan atau tanpa ayah bunda. Semoga juga ilmu itu tak hanya menjadikanmu kaya sendiri, tetapi membuat orang-orang disekelilingmu pun merasakan manfaatnya karena ilmu yg bermanfaat itu adalah ilmu yg bisa diberikan dan bermanfaat bagi orang lain di luar dirimu. Allah Maha Mendengar. Dengan doa dan pinta Bunda, Allah pasti akan mengabulkannya. Amin. 😍

Dagangan Perdana

Ini sebenarnya postingan yang seharusnya diunggah 17 Januari. Unggahan tentang keberhasilannya menjalankan bakat kisprenerushipnya. "Sayang....gimana spagetinya?" "Alhamdulillah laris manis, Bun!" "Alhamdulillah...." "Trus,spageti untuk Bu Alha gimana?" "Maaf, Bun...untuk Bu Alha dibeli sama kawan Hamzah!" "Ooo...gitu...." "Iya! Bun...uang Hamzah banyak. 24 ribu. Tapi Hamzah pusing pas kawan-kawan rebutan." Bahagianya tak terkatakan. Ibunya lebih bahagia lagi. Pagi-pagi menyiapkan semua bahan untuk jualan perdananya. Anak lanang itu sendiri yang ingin mencoba berdagang. Beberapa hari kemarin bolak-balik bertanya apa kira-kira yang pas untuk dijualnya kepada teman-teman sekelasnya. Minuman atau makanan? "Jualan spageti aja gimana, Bun? Hamzah suka kesal soalnya tiap bawa spageti ke sekolah, teman-teman suka minta. Hamzah jadi dapatnya sedikit." Dari rasa kesalnya itulah ide ...

Tentang Ibu (1)

Ada yang berubah dari Ibu.  Perubahan yang membahagiakan. Kerinduannya yang terobati pada tanah suci, Kabah, dan makam Rasulullah telah membuat Ibu kembali seperti tahun-tahun sebelum 2016.  Ibu kembali sehat. Lahir dan batin. Setelah hampir tiga minggu Ibu bersama kami, baru malam lusa kemarin saya lama bercengkerama di kamar beliau. Izzati belum mengantuk.  Jadi sengaja saya membawa cucu bungsunya itu bermain-main di tempat tidur beliau.  Sambil bermain dengan Izzati, saya bertanya tentang banyak hal mengenai kepergiannya ke tanah suci di awal 2017 kemarin. Ibu begitu bersemangat menceritakan pengalamannya.  Posisinya yang semula duduk, berganti menjadi berdiri.  Tangannya bergerak lincah memperjelas berbagai kegiatan yang dilakukannya di sana. Matanya berbinar-binar. Air mukanya berseri-seri. Tak terbayangkan skala kebahagiaan yang melingkupi hatinya ketika menjejaki Baitullah. Ibu kami memang sudah lama sekali ingin ke Kabah. Semasa almarhum Bapak...