Skip to main content

Siklus Perkembangan Otak Anak

(Tuesday, August 11, 2009)

Salam semua. Semoga tulisan dr blog 'just a little note' ini bisa menjadi referensi dan panduan kita untuk mendidik anak-anak kita dengan tepat sesuai dengan usia mereka. Thanks for the owner of 'just a little note'.



Catatan dari Quality Time @ Laz Cinere
Sabtu, 16 Mei 2009
09.00 – 12.00
Narasumber: Munif Chatib

PEMBUKAAN:
Target dari sesi kali ini:
Pulang dari QT hari ini, orangtua dapat berlaku “adil” kepada anaknya. “adil” disini adalah dapat menempatkan sesuatu pada “tempat”-nya.

Saat ini masih banyak ortu yang berlaku tidak adil, dimana anak berada pada fase A, tetapi menggunakan pendekatan pendekatan untuk anak yang ada di fase B.

Dalam kehidupan ini, semua orangtua ingin membuat sang anak “sukses”.

Bagaimana orangtuda dapat mengantarkan anak menuju kesuksesan?…ada strateginya… diimana ORANGTUA HARUS MEMAHAMI:
1. siklus kompetensi dan pertimbuhan otak anak.
-sehingga dapat ”memperlakukan” anak dengan adil.
2. multiple intellegencies anak.
- ortu dapat mengetahui ”bakat” dan ”keunggulan” anak, sehingga dapat mengarahkannya dengan benar.
3. konsep ”sekolah unggul” yang benar.
adanya ”kesepahaman” prinsip antara sekolah dan rumah, sehingga pendekatan yang dipakai sama, mengingat rumah kedua anak adalah sekolah.

Bobbi De Porter, Presiden Learning Forum Supercamp Oceanside California USA mengatakan….
”Pendidikan seorang manusia harus didisain dengan RUMUS AJAIB 7 x 3”, yaitu:
• 7 tahun pertama,.. biarkan anak bebas bermain dan tidak boleh ada hukuman.
• 7 tahun kedua,… kenalkan anak baik dan buruk, hukumlah anak apabila melakukan hal yang buruk.
• 7 tahun ketiga,… beriah anak alternatif-alternatif, biarkan mereka memilih.

”Rumus” tersebut diatas ditemukan oleh Bobbi Porter pada tahun 1999, namun ternyata hal tersebut bukan merupakan ide orisinil dari Bobbi Porter, dimana Bobbi Porter mengutip dari ”pendapat” Nabi Muhammad SAW yang mengatakan bahwa:
”Biarlah anak-abak kalian BERMAIN dalam 7 tahun pertama, kemudian DIDIK dan BIMBINGLAH mereka dalam 7 tahun kedua, sedangkan 7 tahun ketiga jadikanlah mereka senantiasa bersama kalian dalam MUSYAWARAH dan MENJALANKAN TUGAS.”

Apabila pandangan tersebut dipetakan, maka:
Anak dalam 7 tahun pertama adalah RAJA, 7 tahun kedua adalah PEMBANTU (yang harus taat dalam menjalankan perintah), 7 tahun ketiga menjadi WAZIR (MENTERI) yang bertanggung jawab terhadap tugas-tugasnya..

Orangtua memiliki ekspekstasi yang bermacam-macam terhadap anaknya, namun.. apabila diringkas,… ekspekstasi orangtua kepada anak-anaknya adalah sebagai berikut:
1. menjadi orang yang berakhlak karimah. ”akhlak” adalah …what you are in the dark..
2. anak memiliki benefiditas (manfaat) bagi dirinya, orangtua, bangsa dan agama.

Lebih jauh lagi,,.. anak ”bermanfaat” memiliki arti yang luas. Anak yang bermanfaat,…tidak selalu harus ”pintar”… namun anak yang ”pintar”… namun tidak disertai dengan akhlak yang baik,.. hasilnya dikuatirkan akan menghasilkan seseorang yang kurang berkarakter dan kurang bermoral.

Apa yang harus diperhatikan orangtua agar sukses mengantarkan sang anak sesuai dengan harapannya?
Apabila 7 tahun ketiga ingin berhasil, maka…
7 tahun kedua harus berhasil, dimana syaratnya
7 tahun pertama harus BERHASIL.

Apabila 7 tahun pertama dilewati oleh orangtua dengan cara yang salah, maka
7 tahun kedua, orangtua akan banyak mengalami hambatan dalam berkomunikasi dengan anaknya, akhirnya…
7 tahun ketiga, si anak tumbuh menjadi pribadi yang kehilangan moral kepercayaan.

Belajar dari pengalaman, apabila orangtua ”salah” melakuan pendekatan,.. pada saat si anak menjadi dewasa akan ”jauh” dengan orangtuanya… padahal pada masa itu,.. kebalikannya.. orangtua yang justru ”tergantung” kepada anaknya… sedangkan si anak malah ”kurang perhatian”/”lupa” kepada ortunya..

7 TAHUN PERTAMA, TAHUN SI RAJA KECIL.
Orangtua seyogyanya:
1. bebas membiarkan anak-anak bertindak, berkeinginan, memberikan perintah, bermain dan bersenang-senang.
kadang-kadang kita suka bilang:..”anak ga sopan,.. nyuruh2 ortu-nya”… kenapa kita tidak mau disuruh2 oleh darah daging sendiri,… apabila kita ”sukses”di 7 tahun pertama,.. Insya Allah pada 7 tahun kedua, anak akan ”nurut”.

2. memperhatikan mereka dengan santun dan kelembutan dan kasih sayang.
apabila berbicara dengan anak, lebih baik mata sejajar, lebih mengena

3. memberikan jawaban=jawaban positif atas semua pertanyaan mereka
- pada usia golden age akan timbul banyak pertanyaan,.. jangan di-cut, karena akan membuat semangat si anak menurun dalam fase eksplorasinya.

4. tidak perlu melakukan upaya disiplin yang kaku dan keras.
-percuma apabila menghasilkan disiplin yang negatif.. contohnya,… apabila tidak didepan
orangtuanya,. Maka si anak akan melanggar aturan tersebut.

5. anak terdidik dengan mengambil contoh dari orangtua, keluarga, guru dan lingkungannya.
-anak ”belajar” dari learning by doing/example. Jadi apabila kita ingin menyutuh anak sesuatu,..
lebih baik kita menjadi role model.. dan sebaliknya… tindakan negative kita, akan diikuti pula
oleh si anak.

6. orangtua hanya menjaga agar kebutuhan anak akan kebebasan senantiasa terpenuhi tanpa harus
melupakan keamanan dan keselamatan si anak
Pertimbangkan apakah si anak ”aman” dalam melakukan kreativitas, sehingga ortu tidak
meng-cut kreativitas si anak.

7. Orangtua menemani anak dengan kuantitas pertemuan yang banyak.
Salah satunya adalah dengan ”menciptakan” special moment.
Special moment dapat tercipta diantaranya:
a. Pada waktu bangun tidur *Pada saat anak bangun, yang dilihat pertama kali adalah orangtuanya*
b. Pada saat ”berpisah” ke sekolah atau sebelum berangkat ke kantor…
c. Pada saat pulang dari sekolah/kantor. *Sebaiknya jangan tanya2 pelajaran pas anak pulang dari sekolah. Apabila orangtua pulang dari kantor dan si anak menyambut dengan ceria.. tandanya.. si anak ”dekat” dengan ortunya*
d. Pada saat anak akan tidur, wajah terakhir yang dilihat adalah wajah kedua orangtuanya.. *apalagi kalo ada ”ritual” tertentu.. akan meninggalkan kenangan yang indah buat si anak*

Hasil yang luar biasa, apabila guru/orangtua berhasil mendidik anaknya dalam 7 tahun pertamanya:
1. Berkembangnya bakat terpendam dalam diri anak.
dengan adanya kebebasan, anak akan leluasa dalam menuangkan kreativitasnya tanpa ”takut” ,
bakat terpendam akan muncul, tinggal ortu/guru yang mengarahkannya.

2. Timbulnya ”kepercayaan” anak terhadap guru/orangtua
Apabila ortu tanggap terhadap kebutuhan anak secara jasmani dan rohani. Maka anak akan
menanamkan rasa percaya pada ortunya.
PR untuk orangtua agar ”trust” anak diberikan kepada kita.

3. Kesiapan anak dalam menghadapi masa ketaan (7 tahun kedua).
Apabila guru/ortu mempunyai rasa percaya terhadap anaknya, dan sebaliknya, anak akan senantiasa mendengarkan nasehat, saran dan menerima larangan2 yang masuk akal dari guru/ortunya.

4. Ketenangan psikologis anak selama masa berikutnya.
”Betapa baiknya masa kecil seorang anak yang dilalui dengan penuh aktivitas dan penuh kenakalan, sehingga pada masa dewasanya akan menjadi orang yang tenang dan sabar”
(Muhammad Rasulullah SAW).

Menurut Dr A Joseph Bursteln:
a. 99% permasalahan yang dialami anak berusia ”golden age” berasal dari kesalahan orangtua dan guru di sekolah formal.
Anak-anak ”tidak salah”,.. yang harus berubah adalah ”ortunya”
Sofa mahal diloncat2i,.. yang salah adalah ”sofa”-nya.. kenapa ”nyaman”, sehingga anak-anak tertarik untuk bereksplorasi , orangtua harus memfasilitasi agak ”kreativitas” dapat tersalurkan.

b. Rumah dan sekolah seperti ”penjara”, akan mengekang kebebasan anak untuk bertindak.
”karakter” adalah what you are in the dark.
Karakter ada di alam bawah sadar (80-85%).
Alam bawah sadar terdiri dari:
1. memori; harusnya diisi dengan kenangan2 yang indah,
2. self image; julukan yang kita berikan kepada anak,
3. personality
4. habit

Hubungannya antara ke-empatnya:
Apabila dalam diri anak terdapat banyak memori negatif dan ditambah dengan self image yang terbentuk *misalnya kita men-cap anak ”tidak bisa”*.. maka akan terbentuk personality yang negatif (quitter/sombong).. dan akan menimbulkan habit yang negatif pula.

c. Berharap anak disekolah/rumah menuruti perintah guru/ortu untuk selalu tenang dan diam adalah sebuah kesalahan besar.
lebih baik, ortu/guru yang masuk ke dunia anak,…

Menurut Benjamin S. Bloom, dalam Stability and Change in Human Characteristic membuktikan bahwa:
50% kemampuan belajar seseorang ditentukan dalam 4 tahun pertamanya,
30%-nya dikembangkan dalam usia 5 – 8 tahun, dan sisanya
20% pada usia 9 tahun ke atas.

MASA 7 TAHUN KEDUA,MASA PRA REMAJA
1. Perubahan dalam bentuk fisik.
2. Mampu membedakan hal yang baik dan yang buruk dalam batas tertentu
3. Kewajiban mendengarkan dan mentaati perintah orangtua.
4. Awal pembelajaran tentang tanggung jawab.
5. Punishment diperbolehkan ddalam alasan dan batas waktu tertentu.
6. Penerapan disiplin, pengawasan dan kemandirian anak.
7. Tahapan yang paling penting dalam pengembangan daya pikir, ketajaman ingatan dan kecepatan dalam melakukan tindakan.
8. Pendidikan adab dan akhllak sangat dominan pengaruhnya untuk kelanjutan tahapan selanjutnya

MASA 7 TAHUN KETIGA, MASA REMAJA
1. Mempunyai ciri dominan perasaan yang peka
2. Masa proses pencarian dan penentuan figur yang diikuti dalam rangka proses pencarian jati diri.
3. Masa pelaksanaan dan tanggung jawab akan tugas harian, sosial dan masyarakat.
4. Tumbuh kebutuhan untuk didengar pendapatnya.
5. Masa yang paling penting untuk menunjukkan eksistensi dan benefiditas kualitas manusia.

Comments

Popular posts from this blog

Sampai Jumpa, Angga

Sabtu pagi, 24 Mei 2020, pukul 07.22 ia masih melakukan panggilan video ke ponselku, namun tak terangkat. Kami bertemu dalam panggilan video selanjutnya melalui ponsel ibuku sekitar pukul 09.00 di rumah Jatra, rumah yang melengkapi puzzle masa kecilnya, rumah tempat ia pulang tiga tahun lalu. Ada yang berbeda pada wajahnya di lebaran pertama itu. Lebih tirus dan pasi. Kulihat kilauan buliran keringat di keningnya. Rambutnya basah. Jelas ia sedang tidak begitu sehat. Pun begitu, setiap kata, senyum, dan deraian tawanya tetap menyegarkan. Kami saling memohon maaf. Ia berbicara sambil merangkul maminya.  "Uni, maafkan Angga lahir batin ya, Ni. Insyaallah kita nanti ketemu di Jambi,"ucapnya sembari melambaikan tangan gempalnya.  "Iya. Uni tunggu, ya." "Insyaallah, Ni,"pungkasnya sebelum ia menepi dan membiarkan maminya berbicara. Sapa, maaf, dan tawa mengalir ke satu-persatu pasukan Pakis 74.  "Uni, bisakan kami nginap di ru

Friends of Mine

They are special, They are friends of mine, Who coloring my life canvas with thousand rainbows, even in the winter... when the snowstorm said hello out side the window, and the Holland's skies were gray, it's my friends who make the snow turns to sunlight, and bring blue to my sky. *( Hanya berselang beberapa jam dari Mario Teguh. Melintas bayangan kebersamaan dari Manggarai-Bandung, Manggarai-Depok, Soekarno-Hatta-Schiphol, Amsterdam-Zurich, Eindhoven-Paris, Nijmegen-Achen,etc...! With love and laugh, for sure...... )

Witir Si Sulung

Malam Kamis kemarin, anak bujang kecil saya melakukan sesuatu yang membesarkan hati saya, ibunya. Saya seketika merasa teramat mujur. Malam itu seperti malam-malam yang lain. Pukul delapan adalah waktu tidurnya. Waktunya kami berbaring. Waktu yang selalu ia gunakan memeluk saya erat-erat. Waktunya saya tak putus-putus menciumi wajah dan kepalanya. Waktu saat saya membacakan kisah-kisah teladan Muhammad dan sahabat-sahabat beliau sebelum akhirnya ia lelap. Kami sudah di tempat tidur, berpelukan, saat ia sekonyong-konyong duduk dan bergerak turun.  "Hamzah mau ambil wudu dulu..." "O, iya...Bilal selalu melakukan itukan, ya..."ujar saya. Saya buntuti ia ke kamar mandi. Saya perhatikan dengan saksama ia membasuh wajah, tangan, kepala, telinga, dan kakinya.  Ia tersenyum.  "Witir tiga rakaat boleh, Bun?"tanyanya. Saya termangu. Ia bingung. Mengapa ibunya mendadak hening? "Bun..."panggilnya sambil menempelkan kepalanya di