Skip to main content

Lake Maninjau


This is the place where my forfather was born. This is the lake which has given its water to flow in my body. I named it ‘heaven’ because I cannot find the precise name to attach to it but heaven. It is Lake Maninjau. The place where you can find a peace which is brought by the rustling of the wind from the top of the hills, feel the fragrant of pines come freely into your lungs, and fondle your eyes with its scenic beauty outspread around you. Maninjau is a place to relax where you can free youself from tiring activity. It is a prominent tourist destination in West Sumatra.
Lake Maninjau is located between Bukittinggi and Lubuk Basung. It is only about 2.5 hours to get there from Padang. So which one is better? Go there through Bukittinggi or Lubuk Basung. There would be much scenic beauty you can see during the trip to Lake Maninjau from Bukittingi. Hills, rice fields, traditional houses, valleys, mountains, and waterfalls are beauty that you will see when you choose Padang-Bukittingi-Lake Maninjau as your route and you will get busy to take pictures during the trip.
Two things that you cannot miss while you are in Maninjau are biking to surround the lake and paragliding. It is gonna be unforgettable moment for people who spent their vacation in Lake Maninjau. Shortly, I can say that it a must! So what are you waiting for? Just come and feel the difference. Get many exciting experience and feel the great willingness to go back to the Lake Maninjau. It is more than a lake. It is a home.

Comments

Popular posts from this blog

Sampai Jumpa, Angga

Sabtu pagi, 24 Mei 2020, pukul 07.22 ia masih melakukan panggilan video ke ponselku, namun tak terangkat. Kami bertemu dalam panggilan video selanjutnya melalui ponsel ibuku sekitar pukul 09.00 di rumah Jatra, rumah yang melengkapi puzzle masa kecilnya, rumah tempat ia pulang tiga tahun lalu. Ada yang berbeda pada wajahnya di lebaran pertama itu. Lebih tirus dan pasi. Kulihat kilauan buliran keringat di keningnya. Rambutnya basah. Jelas ia sedang tidak begitu sehat. Pun begitu, setiap kata, senyum, dan deraian tawanya tetap menyegarkan. Kami saling memohon maaf. Ia berbicara sambil merangkul maminya.  "Uni, maafkan Angga lahir batin ya, Ni. Insyaallah kita nanti ketemu di Jambi,"ucapnya sembari melambaikan tangan gempalnya.  "Iya. Uni tunggu, ya." "Insyaallah, Ni,"pungkasnya sebelum ia menepi dan membiarkan maminya berbicara. Sapa, maaf, dan tawa mengalir ke satu-persatu pasukan Pakis 74.  "Uni, bisakan kami nginap di ru

Friends of Mine

They are special, They are friends of mine, Who coloring my life canvas with thousand rainbows, even in the winter... when the snowstorm said hello out side the window, and the Holland's skies were gray, it's my friends who make the snow turns to sunlight, and bring blue to my sky. *( Hanya berselang beberapa jam dari Mario Teguh. Melintas bayangan kebersamaan dari Manggarai-Bandung, Manggarai-Depok, Soekarno-Hatta-Schiphol, Amsterdam-Zurich, Eindhoven-Paris, Nijmegen-Achen,etc...! With love and laugh, for sure...... )

Witir Si Sulung

Malam Kamis kemarin, anak bujang kecil saya melakukan sesuatu yang membesarkan hati saya, ibunya. Saya seketika merasa teramat mujur. Malam itu seperti malam-malam yang lain. Pukul delapan adalah waktu tidurnya. Waktunya kami berbaring. Waktu yang selalu ia gunakan memeluk saya erat-erat. Waktunya saya tak putus-putus menciumi wajah dan kepalanya. Waktu saat saya membacakan kisah-kisah teladan Muhammad dan sahabat-sahabat beliau sebelum akhirnya ia lelap. Kami sudah di tempat tidur, berpelukan, saat ia sekonyong-konyong duduk dan bergerak turun.  "Hamzah mau ambil wudu dulu..." "O, iya...Bilal selalu melakukan itukan, ya..."ujar saya. Saya buntuti ia ke kamar mandi. Saya perhatikan dengan saksama ia membasuh wajah, tangan, kepala, telinga, dan kakinya.  Ia tersenyum.  "Witir tiga rakaat boleh, Bun?"tanyanya. Saya termangu. Ia bingung. Mengapa ibunya mendadak hening? "Bun..."panggilnya sambil menempelkan kepalanya di