Sebenarnya sudah lama kami ingin menapaktilasi tanah kelahiran bapak dan ibu mertua. Namun berbagai hal menjadi aral yang belum memungkinkan kami untuk mewujudkannya. Alhamdulillah di awal tahun ini keluarga besar suami mematangkan rencana mudik bersama. Rembukan keluarga besar dengan mempertimbangan cuti si anak rantau ini agaknya menjadikan akhir pekan minggu ketiga Desember sebagai waktu yang paling tepat untuk bertolak ke tanah kelahiran bapak dan ibu.
Ramadan hari pertama, Hamzah alhamdulillah dapat selesai sampai akhir. Tidak terhitung berapa kali ia menanyakan waktu berbuka. "Masih lama ya, Bun?", "Hamzah haus sekali. Gimana nih?", "Berapa jam lagi bukanya?", "Hamzah rasanya mau minum...", dan lain sebagainya. Dengan es krim sebagai hadiah jika puasanya dapat bertahan sampai magrib, anak saleh kami itu pun kuat juga akhirnya. Tahun lalu ia berpuasa hingga tiga hari di awal Ramadan kalau saya tidak salah. Tahun ini semoga ia bisa berpuasa hingga Ramadan usai. Kami ingin ia dapat memaknai setiap haus dan lapar yang dirasakannya dari pagi hingga menjelang matahari tergelincir di lengkung langit. Kami ingin ia dalam sebulan ini mencoba menjadi anak-anak yang tak seberuntung dirinya. Kami ingin Hamzah selalu ingat bahwa Allah telah memberikannya banyak nikmat. Kenikmatan yang tidak semua anak bisa merasakannya. Kami ingin ia bertumbuh dengan kemampuan berempati terhadap berbagai kes...
Comments
Post a Comment