Skip to main content

Hamzah dan Gusarnya

Besok Hamzah akan melakukan tur studi ke Perpustakaan Umum Kota Jambi dan Jumat lalu wali kelasnya sudah menawarkan kepada para wali murid jika ada yang berkenan kendaraannya digunakan untuk transportasi anak-anak. Emaknya Hamzah langsung dong mengabarkan hal ini kepada si Tuan Besar dan gayung pun bersambut. Beliau bersedia mengatur ulang jadwalnya agar dapat mengantar dan menjemput Hamzah beserta teman-temannya. Namun, ada yang menggusarkan hati jagoan kami. Wajahnya kelabu. 

"Cuma dua orang yang mau naik mobil ayah. Yang lain maunya ke mobil Hanif."keluhnya.

Sedih sih. Dia pasti berpikir keras mengapa teman-temannya lebih banyak memilih mobil Hanif. 

"Abang suka main dengan Hanif?"

"Suka."

"Kenapa?"

"Ketawanya Hanif enak didengar"

"Oh.... Hanif jarang marah kali, ya?"

Dia diam. Bibirnya manyun.

"Begini, Zah...besok kalau teman Hamzah naik mobil Hamzah, Hamzah duduk dengan teman-teman di bangku tengah. Hamzah bisa bermain sepanjang jalan. Hamzah bawa beberapa mainan, tapi jangan dibawa waktu ke perpustakaan, ya. Hamzah bikin teman-teman Hamzah senang. Insyaallah besok-besok banyak yang mau naik mobil Hamzah kalau ada kunjungan ke luar sekolah."

Bibirnya masih manyun.

"Dan...Hamzah juga jangan mudah kesal dan suka menggerutu, jadi teman-teman senang bermain dengan Hamzah."

Bibirnya tetap manyun. Namun, tersirat jelas proses berpikir di matanya.  Mudah-mudahan dia bisa mencerna apa yang dikatakan emaknya ini. Setidaknya dia bisa berpikir dan mencari penyebab serta solusi atas masalahnya sendiri dengan caranya sendiri. Biarkan dia mencoba menghadapi hal-hal tidak menyenangkan di lingkungan kelasnya karena hidup bukan hanya tentang tawa dan canda. Biarlah dia belajar mengenal semua sifat dan sikap setiap orang di sekelilingnya untuk kemudian dijadikan cermin bagi dirinya. 

Comments

Popular posts from this blog

Dagangan Perdana

Ini sebenarnya postingan yang seharusnya diunggah 17 Januari. Unggahan tentang keberhasilannya menjalankan bakat kisprenerushipnya. "Sayang....gimana spagetinya?" "Alhamdulillah laris manis, Bun!" "Alhamdulillah...." "Trus,spageti untuk Bu Alha gimana?" "Maaf, Bun...untuk Bu Alha dibeli sama kawan Hamzah!" "Ooo...gitu...." "Iya! Bun...uang Hamzah banyak. 24 ribu. Tapi Hamzah pusing pas kawan-kawan rebutan." Bahagianya tak terkatakan. Ibunya lebih bahagia lagi. Pagi-pagi menyiapkan semua bahan untuk jualan perdananya. Anak lanang itu sendiri yang ingin mencoba berdagang. Beberapa hari kemarin bolak-balik bertanya apa kira-kira yang pas untuk dijualnya kepada teman-teman sekelasnya. Minuman atau makanan? "Jualan spageti aja gimana, Bun? Hamzah suka kesal soalnya tiap bawa spageti ke sekolah, teman-teman suka minta. Hamzah jadi dapatnya sedikit." Dari rasa kesalnya itulah ide ...

Senin, 13 Juni 2016; 22.14 WIB

Alhamdulillah sudah ditamatkannya Iqra 1 semalam di bilangan usianya yg baru 4 tahun 3 bulan 11 hari.  Sudah dengan lancar dibacanya seluruh deretan huruf Hijaiyah dengan susunan runut, acak, maupun dr belakang. Bukan hal yg istimewa utk Musa sang Qori dari Bangka Belitung mungkin, tetapi ini menjadi berkah luar biasa untuk kami. Semoga Allah selalu memudahkanmu untuk menyerap ilmu-ilmu Islam berdasarkan Quran dan teladan Rasulullah ya, Nak. Semoga ilmu-ilmu itu nanti senantiasa menjadi suluh yg menerangi setiap langkahmu dlm menjalani kehidupan ke depan dengan atau tanpa ayah bunda. Semoga juga ilmu itu tak hanya menjadikanmu kaya sendiri, tetapi membuat orang-orang disekelilingmu pun merasakan manfaatnya karena ilmu yg bermanfaat itu adalah ilmu yg bisa diberikan dan bermanfaat bagi orang lain di luar dirimu. Allah Maha Mendengar. Dengan doa dan pinta Bunda, Allah pasti akan mengabulkannya. Amin. 😍

Tentang Ibu (1)

Ada yang berubah dari Ibu.  Perubahan yang membahagiakan. Kerinduannya yang terobati pada tanah suci, Kabah, dan makam Rasulullah telah membuat Ibu kembali seperti tahun-tahun sebelum 2016.  Ibu kembali sehat. Lahir dan batin. Setelah hampir tiga minggu Ibu bersama kami, baru malam lusa kemarin saya lama bercengkerama di kamar beliau. Izzati belum mengantuk.  Jadi sengaja saya membawa cucu bungsunya itu bermain-main di tempat tidur beliau.  Sambil bermain dengan Izzati, saya bertanya tentang banyak hal mengenai kepergiannya ke tanah suci di awal 2017 kemarin. Ibu begitu bersemangat menceritakan pengalamannya.  Posisinya yang semula duduk, berganti menjadi berdiri.  Tangannya bergerak lincah memperjelas berbagai kegiatan yang dilakukannya di sana. Matanya berbinar-binar. Air mukanya berseri-seri. Tak terbayangkan skala kebahagiaan yang melingkupi hatinya ketika menjejaki Baitullah. Ibu kami memang sudah lama sekali ingin ke Kabah. Semasa almarhum Bapak...