Skip to main content

Peta di Kamar Abang Rio

"Bunda tau?"

"Tau apa?"tanya bundanya sambil menarik pinggang celana piyama biru tua jagoan kecil itu.

"Ini...! Salju di sini sudah ada lamaaaaa sekali. Sebelum Hamzah lahir salju di sini sudah ada, Bun."telunjuk tangan kanannya menempel di atas Greenland, daratan biru di ujung kanan atas peta di dinding.

"Wuihhh...dingin sekali pasti ya, Zah."

"Iya. Dan esnya itu, Bun...dak cair sampe sekarang."semangat sekali ia bercerita. Matanya masih di peta itu.

"Trus, kita di mana, Zah?"

"Di sini...!"tunjuknya ke benua paling bawah, "eh..bukan. Ini Australi. Di sini, Bun. Indonesia di sini!"

"Iya. Dan kita persis di sini..."bundanya menunjuk Pulau Sumatra, di titik Jambi.

"Kalau Belanda di mana, Bun?"

"Niiihhh...Eropa. Belanda kecil. Niih...! Susah ya liatnya."

"Iya. ...kalau ini Amerika latin."

"Kok Hamzah tau?"

"Ayah yg kasi tau. Ini Amerika."

Lalu melintas air terjun Niagara di kepala sang bunda. Air terjun ini menjadi bahasan kami kemarin malam.

"Ayo, Zah...kita lihat di mana posisi Niagara. Di mana, Zah? Di perbatasan apa?"

"Amerika Canada."serunya.

"Ini Amerika...Toronto...nahh...niiih yg ada seperti kolam-kolam biru persis di garis merah ini...di sini Air Terjun Niagara. Jelas kan ya, Zah?"

"Iya. Kapan kita ke Niagara, Bun?"

"Nanti, Nak. Tunggu Hamzah besar. Bunda selalu doakan Hamzah biar bisa ke sini..ke sini...keliling dunia. Tapi ke Mekah yg pertama ya, Zah."

"Hamzah mau ke sini juga..."telunjuknya kembali ke Greenland.

"Dingiiin, Zahhh..."

Tangan Bunda melingkar di badannya. Memeluknya turun dari atas tempat tidur. Mencium ubun-ubun, kening, dan pipinya.

Semoga Allah mengabulkan setiap doa yg tadi Bunda sebutkan dalam setiap kecupan di ubun-ubun, kening, dan pipimu, Nak.

Melangkahlah yg jauh agar banyak yg tampak. Banyak berjalan banyak yg dilihat, banyah pula pelajaran yg didapat. Alam terkembang menjadi guru, Nak.

Terbanglah tinggi, tetapi tetaplah rendah hati.

#Bunda 💝 Hamzah#

Comments

Popular posts from this blog

Senin, 13 Juni 2016; 22.14 WIB

Alhamdulillah sudah ditamatkannya Iqra 1 semalam di bilangan usianya yg baru 4 tahun 3 bulan 11 hari.  Sudah dengan lancar dibacanya seluruh deretan huruf Hijaiyah dengan susunan runut, acak, maupun dr belakang. Bukan hal yg istimewa utk Musa sang Qori dari Bangka Belitung mungkin, tetapi ini menjadi berkah luar biasa untuk kami. Semoga Allah selalu memudahkanmu untuk menyerap ilmu-ilmu Islam berdasarkan Quran dan teladan Rasulullah ya, Nak. Semoga ilmu-ilmu itu nanti senantiasa menjadi suluh yg menerangi setiap langkahmu dlm menjalani kehidupan ke depan dengan atau tanpa ayah bunda. Semoga juga ilmu itu tak hanya menjadikanmu kaya sendiri, tetapi membuat orang-orang disekelilingmu pun merasakan manfaatnya karena ilmu yg bermanfaat itu adalah ilmu yg bisa diberikan dan bermanfaat bagi orang lain di luar dirimu. Allah Maha Mendengar. Dengan doa dan pinta Bunda, Allah pasti akan mengabulkannya. Amin. 😍

Hamzah di 1 Ramadan 1440

Ramadan hari pertama, Hamzah alhamdulillah dapat selesai sampai akhir. Tidak terhitung berapa kali ia menanyakan waktu berbuka. "Masih lama ya, Bun?", "Hamzah haus sekali. Gimana nih?", "Berapa jam lagi bukanya?", "Hamzah rasanya mau minum...", dan lain sebagainya.  Dengan es krim sebagai hadiah jika puasanya dapat bertahan sampai magrib, anak saleh kami itu pun kuat juga akhirnya.  Tahun lalu ia berpuasa hingga tiga hari di awal Ramadan kalau saya tidak salah. Tahun ini semoga ia bisa berpuasa hingga Ramadan usai. Kami ingin ia dapat memaknai setiap haus dan lapar yang dirasakannya dari pagi hingga menjelang matahari tergelincir di lengkung langit. Kami ingin ia dalam sebulan ini mencoba menjadi anak-anak yang tak seberuntung dirinya. Kami ingin Hamzah selalu ingat bahwa Allah telah memberikannya banyak nikmat. Kenikmatan yang tidak semua anak bisa merasakannya. Kami ingin ia bertumbuh dengan kemampuan berempati terhadap berbagai kes...

Tentang Ibu (1)

Ada yang berubah dari Ibu.  Perubahan yang membahagiakan. Kerinduannya yang terobati pada tanah suci, Kabah, dan makam Rasulullah telah membuat Ibu kembali seperti tahun-tahun sebelum 2016.  Ibu kembali sehat. Lahir dan batin. Setelah hampir tiga minggu Ibu bersama kami, baru malam lusa kemarin saya lama bercengkerama di kamar beliau. Izzati belum mengantuk.  Jadi sengaja saya membawa cucu bungsunya itu bermain-main di tempat tidur beliau.  Sambil bermain dengan Izzati, saya bertanya tentang banyak hal mengenai kepergiannya ke tanah suci di awal 2017 kemarin. Ibu begitu bersemangat menceritakan pengalamannya.  Posisinya yang semula duduk, berganti menjadi berdiri.  Tangannya bergerak lincah memperjelas berbagai kegiatan yang dilakukannya di sana. Matanya berbinar-binar. Air mukanya berseri-seri. Tak terbayangkan skala kebahagiaan yang melingkupi hatinya ketika menjejaki Baitullah. Ibu kami memang sudah lama sekali ingin ke Kabah. Semasa almarhum Bapak...