Betul adanya untuk tidak menilai buku dari sampulnya, apalagi menilai orang dari facebook, instagram, line, atau path-nya. Jangan...jangan...jangan...!
Setelah panjang lebar ngobrol dengan seorang teman, saya langsung ingin menyanyikan lagu dunia ini panggung sandiwara. Setelah panjang lebar bersahutan dengannya, saya seperti baru bangun dari tidur sejenak. Seperti mimpi.
Bagaimana tidak? Saya pikir teman saya itu menikmati setiap detail kehidupannya. Ternyata saya salah. Teman saya itu tidak sebahagia seperti yang selama ini saya lihat di lini masa jejaring media sosialnya. Ternyata dia juga bukan seorang Gal Gadot, eh..maksudnya wonder woman yang tak terkalahkan oleh kepenatan mengerjakan beragam pekerjaan rumah tangga dan mengurus anak-anaknya yang masih berusia tingkatan sekolah dasar. Tahu kan ya kesabaran level berapa yang dibutuhkan seorang ibu ketika memiliki anak usia dini dan usia sekolah dasar. Level 10 Maicih lewat!
Aaahh...siapa yg sempurna, dunia? Saya juga tidak. Paling tidak saya mencoba untuk tidak mengeluh dng ulah anak-anak. Mereka anugerah. Mereka pantas merepotkan ibunya yang tidak selalu ada di samping mereka. Itu juga tidak akan lama. Nanti akan ada masanya justru saya yang akan menelfon-nelfon mereka untuk minta direpotkan.
Jadi, saudara-saudara...pesan moral yang bisa dipetik (untuk saya) adalah media sosial adalah telenovela yang dikemas dalam bentuk lain. Hehehe. Maksudnya? Kesimpulannya dunia maya dan dunia nyata itu berbeda. Yang indah-indah dan sebaliknya, tidak selalu bisa selaras dengan yang sebenarnya.
Salah seorang teman saya di arisan bulanan sekolah kami pernah nyeletuk begini ditengah para hadirin dan hadirat arisan yang heboh membahas perseteruan si X dan Y di jejaring sosial. Dia berkata begini "Please deh...jangan baperan kalo baca FB. Drama semua kaleeee...!".
Betul itu! Drama! Panggung sandiwara!
Comments
Post a Comment