Skip to main content

Kartini-lah MEREKA

Kartini adalah ibu, yang saya panggil mama, yang menggadaikan nyawanya untuk lima nyawa yang dititipkan Allah di dalam rahimnya, yang pada suatu malam, dulu, membimbing tangan saya berjalan kuyup dalam guyuran hujan demi membeli buku geografi baru.

Kartini adalah perempuan yang melahirkan suami saya, yang saya panggil ibu. Perempuan berbadan kecil berhati teramat luas, yang suaranya diciptakan Tuhan tanpa oktaf tinggi sehingga ia tak tahu bagaimana cara berteriak dan membentak.

Kartini adalah ibu dari ibu saya yang wajahnya abadi, yang bekerja dengan tangan kidalnya, yang membuat semuanya apik dalam sentuhannya. Ia membuat halaman rumah berwarna.  Yang meranggaskan semua ketika ia pergi.  Ia, koki yang sangat dicintai kakek saya karena bistiknya, yang menyusun rapi tulang-tukang ikan pada pinggir piring suaminya, sebelum ia suapkan.

Kartini adalah ibu dari ayah saya, berselendang panjang, berbaju kurung, bersarung minang.  Ia yang modern dalam ketradisionalannya. Ia yang menjadi segala bagi seorang angku guru, ayah dari tiga pasang anak-anak cerdas yang dilahirkannya. Ia yang tak hendak sesiapapun menyajikan kacang hijau panas dan sustagen hangat bagi sang guru di pagi hari. Ia yang berkolaborasi sedemikian rupa bersama Sang Angku, yang membentuk ayah saya menjadi laki-laki yang tak bisa diam, yang selalu gatal menggerakkan gergaji, paku, dan palu pada setiap perkakas rusak.

Kartinilah MEREKA! 💜💜💜

Comments

Popular posts from this blog

Hamzah di 1 Ramadan 1440

Ramadan hari pertama, Hamzah alhamdulillah dapat selesai sampai akhir. Tidak terhitung berapa kali ia menanyakan waktu berbuka. "Masih lama ya, Bun?", "Hamzah haus sekali. Gimana nih?", "Berapa jam lagi bukanya?", "Hamzah rasanya mau minum...", dan lain sebagainya.  Dengan es krim sebagai hadiah jika puasanya dapat bertahan sampai magrib, anak saleh kami itu pun kuat juga akhirnya.  Tahun lalu ia berpuasa hingga tiga hari di awal Ramadan kalau saya tidak salah. Tahun ini semoga ia bisa berpuasa hingga Ramadan usai. Kami ingin ia dapat memaknai setiap haus dan lapar yang dirasakannya dari pagi hingga menjelang matahari tergelincir di lengkung langit. Kami ingin ia dalam sebulan ini mencoba menjadi anak-anak yang tak seberuntung dirinya. Kami ingin Hamzah selalu ingat bahwa Allah telah memberikannya banyak nikmat. Kenikmatan yang tidak semua anak bisa merasakannya. Kami ingin ia bertumbuh dengan kemampuan berempati terhadap berbagai kes...

Dagangan Perdana

Ini sebenarnya postingan yang seharusnya diunggah 17 Januari. Unggahan tentang keberhasilannya menjalankan bakat kisprenerushipnya. "Sayang....gimana spagetinya?" "Alhamdulillah laris manis, Bun!" "Alhamdulillah...." "Trus,spageti untuk Bu Alha gimana?" "Maaf, Bun...untuk Bu Alha dibeli sama kawan Hamzah!" "Ooo...gitu...." "Iya! Bun...uang Hamzah banyak. 24 ribu. Tapi Hamzah pusing pas kawan-kawan rebutan." Bahagianya tak terkatakan. Ibunya lebih bahagia lagi. Pagi-pagi menyiapkan semua bahan untuk jualan perdananya. Anak lanang itu sendiri yang ingin mencoba berdagang. Beberapa hari kemarin bolak-balik bertanya apa kira-kira yang pas untuk dijualnya kepada teman-teman sekelasnya. Minuman atau makanan? "Jualan spageti aja gimana, Bun? Hamzah suka kesal soalnya tiap bawa spageti ke sekolah, teman-teman suka minta. Hamzah jadi dapatnya sedikit." Dari rasa kesalnya itulah ide ...

Jakarta (Cubing Method)

This is a kind of writing that we had to make today.  Shane just wanted to introduce us how to write a topic by using cubing method.  So, here is the result of mine.  I tried to describe the topic in a letter for my friend.  Let's read! Dear Wahyu,            Hi, how are you? Hopefully you are well.  Let me tell you about everything I have felt since the first time I came to Jakarta 2 months ago.           Perhaps everybody will say that I am a fool being not comfortable live in Jakarta.  But that is true.  I have to fight here.  You wanna know why? First, it's hard to find fresh air to breath to breath out of the building.  All that come to my lungs is just smoke of cars, buses, motorcycles, and bajai.  Second, I have to prepare coins everywhere I go because there will be many unlucky people who show their suffered faces and hope money from my pocket.  Then? Okay...I give some to them.  Third, I cannot see many trees and flowers which grow by themselves, or birds flying at...