Skip to main content

Lima Bulanmu


Lima bulan, Nak.

Alhamdulillah anggota gerak badanmu sudah jelas terlihat. Detak jantungmu bahkan dari bulan kedua kau menghuni rahim bunda, sudah terdengar keras melalui pengeras suara USG dr. Suhair. Dari suara detak jantungmu dan ukuran kepala serta tubuhmu, dokter menyimpulkan kau aman dan sehat di dalam. Syukurlah.

Tetapi kami belum tahu apa engkau laki-laki atau perempuan.  Namun tak masalah. Banyak yg mendoakan kami mendapatkan seorang bayi perempuan.  Amin. Tak sedikit juga yang mengira-ngira bahwa dari roman bundamu yg tak hobi dandan di awal kehamilan, lalu melihat wajah abangmu yang tak banyak berubah (entahlah apa hubungannya), mereka berpikir engkau akan berjenis kelamin sama dengan abang dan ayahmu. Amin juga. Bagi kami yang paling penting adalah engkau terlahir sehat tanpa kurang suatu apa.  Bagi kami, Nak...laki-laki atau perempuan adalah hak Allah untuk menetapkan.  Kami benar-benar meyakini itu seribu persen.  Terpenting adalah bagaimana kami bisa menjagamu dan abang dengan sebaik-baiknya.

Ngomong-ngomong, terima kasih banyak ya sudah bekerjasama dengan baik selama beberapa minggu sibuk ini. Maaf jika Bunda sering tak rutin melantunkan ayat-ayat Quran.  Tante Nanda bilang kehamilan di usia 35 tahun memang rawan kelelahan, jadi begitu malam, ketika mengeloni abangmu, maka semua juga ikutan tertidur. Pun begitu, jangan khawatir...akan ada waktu yg lebih panjang bunda melantunkan Quran untukmu untuk membayar hutang yg tertinggal.

Love you.



Comments

Popular posts from this blog

Friends of Mine

They are special, They are friends of mine, Who coloring my life canvas with thousand rainbows, even in the winter... when the snowstorm said hello out side the window, and the Holland's skies were gray, it's my friends who make the snow turns to sunlight, and bring blue to my sky. *( Hanya berselang beberapa jam dari Mario Teguh. Melintas bayangan kebersamaan dari Manggarai-Bandung, Manggarai-Depok, Soekarno-Hatta-Schiphol, Amsterdam-Zurich, Eindhoven-Paris, Nijmegen-Achen,etc...! With love and laugh, for sure...... )

Sampai Jumpa, Angga

Sabtu pagi, 24 Mei 2020, pukul 07.22 ia masih melakukan panggilan video ke ponselku, namun tak terangkat. Kami bertemu dalam panggilan video selanjutnya melalui ponsel ibuku sekitar pukul 09.00 di rumah Jatra, rumah yang melengkapi puzzle masa kecilnya, rumah tempat ia pulang tiga tahun lalu. Ada yang berbeda pada wajahnya di lebaran pertama itu. Lebih tirus dan pasi. Kulihat kilauan buliran keringat di keningnya. Rambutnya basah. Jelas ia sedang tidak begitu sehat. Pun begitu, setiap kata, senyum, dan deraian tawanya tetap menyegarkan. Kami saling memohon maaf. Ia berbicara sambil merangkul maminya.  "Uni, maafkan Angga lahir batin ya, Ni. Insyaallah kita nanti ketemu di Jambi,"ucapnya sembari melambaikan tangan gempalnya.  "Iya. Uni tunggu, ya." "Insyaallah, Ni,"pungkasnya sebelum ia menepi dan membiarkan maminya berbicara. Sapa, maaf, dan tawa mengalir ke satu-persatu pasukan Pakis 74.  "Uni, bisakan kami nginap di ru

The Women with Beatific Smiles

My world was filled with thousand of rainbows' colors when I saw those beatific smiles that night. I learn much from these women.