Skip to main content

Kicauan Asma

Tidak setiap cinta harus diterima.
Sebab cinta juga ujian-Nya, godaan yang membuat kita lupa
dengan cinta setia yang menunggu kita di rumah.
‪#‎Twitografi‬ ‪#‎AsmaNadia‬

*Bingung saya mau menulis apa untuk mengomentari kicauan pengarang yang satu ini, karena tidak semua yang dijatuhi cinta ketika sudah ada cinta setia yang di rumah, menganggap bahwa cinta itu ujian.  Sebaliknya banyak yang menganggap cinta di luar rumah itu adalah anugerah.  Terlepas si cinta yang di rumah itu setia sampai mati, atau bahkan si cinta yang di rumah itu juga sudah pernah hampir mati di depan matanya demi si dia juga, tetapi cinta itu tetap saja anugerah dan harus disyukuri.  Lalu mengapa tidak dinikmati selama si cinta yg di rumah yg biasanya, jamaknya, setia dalam segala kekurangannya belum terusik dengan kekuatan indra keenamnya.  Banyak kisah, banyak cerita, membuat saya yakin bahwa cinta di luar rumah itu adalah bonus berhadiah! 

#satire

Comments

Popular posts from this blog

Friends of Mine

They are special, They are friends of mine, Who coloring my life canvas with thousand rainbows, even in the winter... when the snowstorm said hello out side the window, and the Holland's skies were gray, it's my friends who make the snow turns to sunlight, and bring blue to my sky. *( Hanya berselang beberapa jam dari Mario Teguh. Melintas bayangan kebersamaan dari Manggarai-Bandung, Manggarai-Depok, Soekarno-Hatta-Schiphol, Amsterdam-Zurich, Eindhoven-Paris, Nijmegen-Achen,etc...! With love and laugh, for sure...... )

Sampai Jumpa, Angga

Sabtu pagi, 24 Mei 2020, pukul 07.22 ia masih melakukan panggilan video ke ponselku, namun tak terangkat. Kami bertemu dalam panggilan video selanjutnya melalui ponsel ibuku sekitar pukul 09.00 di rumah Jatra, rumah yang melengkapi puzzle masa kecilnya, rumah tempat ia pulang tiga tahun lalu. Ada yang berbeda pada wajahnya di lebaran pertama itu. Lebih tirus dan pasi. Kulihat kilauan buliran keringat di keningnya. Rambutnya basah. Jelas ia sedang tidak begitu sehat. Pun begitu, setiap kata, senyum, dan deraian tawanya tetap menyegarkan. Kami saling memohon maaf. Ia berbicara sambil merangkul maminya.  "Uni, maafkan Angga lahir batin ya, Ni. Insyaallah kita nanti ketemu di Jambi,"ucapnya sembari melambaikan tangan gempalnya.  "Iya. Uni tunggu, ya." "Insyaallah, Ni,"pungkasnya sebelum ia menepi dan membiarkan maminya berbicara. Sapa, maaf, dan tawa mengalir ke satu-persatu pasukan Pakis 74.  "Uni, bisakan kami nginap di ru

The Women with Beatific Smiles

My world was filled with thousand of rainbows' colors when I saw those beatific smiles that night. I learn much from these women.