"Hanya dua kata, Say. Sabar dan Cinta."katanya sambil mundurin mobil keluar dari halaman rumah orang tua pagi ini ketika mengantar Hamzah. Saya mendadak ingat Hari Mukti. Hanya satu kata. Dia kalah sama suami saya.
Suami saya itu ya...selalu begitu. Kata-katanya menyejukkan. Sabarnya bukan main. Ceritanya belakangan ini Hamzah bukan main cengengnya. Maunya kita harus selalu ada di dekatnya, mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi. Maunya juga selalu digendong sama ayahnya...kemana saja. Ikut terusss...! Termasuklah pagi ini ketika harus membeli susunya di minimarket dekat rumah neneknya. Pertama, sambil didukung ayahnya, melengganglah si ayah masuk ke minimarket membeli susu. Kembali ke mobil, berpindah ke pangkuan si bundanya ini. Eeehh..begitu mobil mo jalan, ujug-ujung bilang..."Hamzah mau milo kotak, ayah". Si ayah yang super sabar itu walaupun sudah ditungguin kerjaan di sekolahnya, teteeep akhirnya tarik rem tangan dan buka pintu mobil untuk kembali ke minimarket tersebut. Dan tiba-tiba...si Hamzah jejeritan mau ikut. Hadeehh. Si emak anteng aja ngeliatin setelah berusaha membujuk dan tak berhasil. Walhasil, si kecil membuka pintu mobil sendiri, lalu berlari ke dalam minimarket, masih nangis buka pintu minimarket sambil menjulurkan tangannya minta digendong oleh ayahnya yang lagi antri di kasir. Well done, Hamzah! Marahkah Sang Ayah? No! He took his son gently and held him tight in his chest. So sweet.
Begitu sampai di rumah neneknya, Hamzah sudah anteng. Peluk cium dan salam tangan seperti biasa sebelum pergi lagi. Lalu di mobil, saya tepuk-tepuk pundak Sang Ayah sambil bercanda.
"Sabar ya, Pak!"
Senyumnya muncul...ya..seperti biasa...sambil berucap.
"Hanya dua kata, Say. Sabar dan Cinta."
Suami saya...laki-laki tanpa keluh!
Comments
Post a Comment