Skip to main content

Pete Ikan Bulu Ayam Balado


Saya namakan apa masakan ini ya? Pete ikan bulu ayam balado? Oke...Pete ikan bulu ayam balado nan crunchy! 

Saya penggila pete.  Jujur aja sih! Enak walaupun banyak yang tidak suka karena aromanya yang tidak sedap menurut orang-orang yang anti pete.  Padahal menurut pecinta pete sih...baunya itu yang bikin kita kalap.  

Berikut ini resep yang sering saya buat di rumah karena memang pada suka.  Hehe. Ketauan deh suami istri pecinta pete.  Ga papa! Memang kenyataannya gitu kok! Coba dimasak dan rasakan ke-crunchy-annya ya.  Dimakannya pakai bareh (beras) Solok yang masih panas.  Saya jamin...saudara-saudara penggila makanan dengan banyak khasiat ini akan susah menghentikan suapan demi suapan.  Apalagi kalau makannya di dangau tengah sawah.  Keren lah pokoknya!  Yuk, disimak!

Bahan-bahan:

5 papan pete, diiris serong tipis.
1/4 kg ikan asin bulu ayam, cuci dan tiriskan.
200 gram cabai merah
6 siung bawang merah
garam secukupnya
250 gram tepung beras

Caranya:

1. Pete yang sudah diiris serong tipis, dicuci.  Lalu masukkan ke dalam tepung beras hingga tertutup semua bagiannya.  Angkat dan tempat di tempat terpisah.
2.  Lakukan hal yang sama dengan ikan asin bulu ayam.
3.  Setelah tepung pada ikan dan pete menempel sempurna, panaskan minyak goreng, lalu goreng pete dan ikan asin bulu ayam secara bergantian dengan api sedang hingga renyah.
4.  Giling cabai berikut bawang dan garam.  
5.  Goreng cabai yang telah digiling hingga matang dan biarkan hingga dingin.
6.  Setelah cabai dingin, baru dimasukkan pete dan ikan asin bulu ayam.  Aduk hingga rata.  Tempatkan di piring saji dan selanjutnya? Silahkan dinikmati!

Mudah kan? Pertanyaan yang mungkin muncul...harus nunggu dingin ya cabainya baru pete dan ikannya dimasukin? Yup! Jangan sekali-kali dimasukkan ke dalam cabai yang baru matang dan masih puanas.  Big No! Karena pete dan ikan asinnya akan menjadi layu dan ga bakal ada kriuk-kriuknya.  Jadi mubazir donk ditepungin.  

Silahkan dicoba dan jangan lupa sikat gigi begitu selesai makan ya! Atau permenlah...!  :)

Comments

Popular posts from this blog

Friends of Mine

They are special, They are friends of mine, Who coloring my life canvas with thousand rainbows, even in the winter... when the snowstorm said hello out side the window, and the Holland's skies were gray, it's my friends who make the snow turns to sunlight, and bring blue to my sky. *( Hanya berselang beberapa jam dari Mario Teguh. Melintas bayangan kebersamaan dari Manggarai-Bandung, Manggarai-Depok, Soekarno-Hatta-Schiphol, Amsterdam-Zurich, Eindhoven-Paris, Nijmegen-Achen,etc...! With love and laugh, for sure...... )

Sampai Jumpa, Angga

Sabtu pagi, 24 Mei 2020, pukul 07.22 ia masih melakukan panggilan video ke ponselku, namun tak terangkat. Kami bertemu dalam panggilan video selanjutnya melalui ponsel ibuku sekitar pukul 09.00 di rumah Jatra, rumah yang melengkapi puzzle masa kecilnya, rumah tempat ia pulang tiga tahun lalu. Ada yang berbeda pada wajahnya di lebaran pertama itu. Lebih tirus dan pasi. Kulihat kilauan buliran keringat di keningnya. Rambutnya basah. Jelas ia sedang tidak begitu sehat. Pun begitu, setiap kata, senyum, dan deraian tawanya tetap menyegarkan. Kami saling memohon maaf. Ia berbicara sambil merangkul maminya.  "Uni, maafkan Angga lahir batin ya, Ni. Insyaallah kita nanti ketemu di Jambi,"ucapnya sembari melambaikan tangan gempalnya.  "Iya. Uni tunggu, ya." "Insyaallah, Ni,"pungkasnya sebelum ia menepi dan membiarkan maminya berbicara. Sapa, maaf, dan tawa mengalir ke satu-persatu pasukan Pakis 74.  "Uni, bisakan kami nginap di ru

The Women with Beatific Smiles

My world was filled with thousand of rainbows' colors when I saw those beatific smiles that night. I learn much from these women.