Skip to main content

Just Smile



www.dreamstime.com

Semua yang baik-baik, banyak atau sedikit, semua itu rezeki lho.  Even the people in the team where you are put there as a leader.   Tadinya sih saya berpikir bentukan itu hanya pintar-pintaran yang ngatur saja, entah siapa lah...tetapi belakangan setelah diam-diam mikir sendiri dan mencoba memahami banyak hal tentang banyak orang di lingkungan kerja saya sendiri...sore ini nih...saya jadi (kalau bisa) senyum sama Allah deh.  Alhamdulilah udah narok orang-orang yang bisa diandalin dan ga ribet.  Tadinya saya pikir sih cuma nasib baik saja.  Tetapi setelah ini dan setelah itu, mikir sana dan mikir situ...saya harus berkesimpulan bahwa betul...apa yang didapat itu tidaklah suatu kebetulan.  Saya suka lupa bahwa tidak ada yang kebetulan di dunia ini, pun untuk sesuatu yang mungkin remeh belaka. Bahkan selembar daun yang melayang jatuh dari rantingnya saja sudah digariskan oleh yang di atas.  Everything happens for a reason.

Sekali lagi.  Alhamdulilah...! :)

Comments

  1. Alhamdulilah itu juga for being a member in your team, Sista. Just like what Mrs. Erik said...dirimu adalah senior yg tiada duanya. Hihi...! Untuk catatan sendiri kok ini, Kak. Tanpa bermaksud menyentil siapapun loh yaaa....

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Sampai Jumpa, Angga

Sabtu pagi, 24 Mei 2020, pukul 07.22 ia masih melakukan panggilan video ke ponselku, namun tak terangkat. Kami bertemu dalam panggilan video selanjutnya melalui ponsel ibuku sekitar pukul 09.00 di rumah Jatra, rumah yang melengkapi puzzle masa kecilnya, rumah tempat ia pulang tiga tahun lalu. Ada yang berbeda pada wajahnya di lebaran pertama itu. Lebih tirus dan pasi. Kulihat kilauan buliran keringat di keningnya. Rambutnya basah. Jelas ia sedang tidak begitu sehat. Pun begitu, setiap kata, senyum, dan deraian tawanya tetap menyegarkan. Kami saling memohon maaf. Ia berbicara sambil merangkul maminya.  "Uni, maafkan Angga lahir batin ya, Ni. Insyaallah kita nanti ketemu di Jambi,"ucapnya sembari melambaikan tangan gempalnya.  "Iya. Uni tunggu, ya." "Insyaallah, Ni,"pungkasnya sebelum ia menepi dan membiarkan maminya berbicara. Sapa, maaf, dan tawa mengalir ke satu-persatu pasukan Pakis 74.  "Uni, bisakan kami nginap di ru

Friends of Mine

They are special, They are friends of mine, Who coloring my life canvas with thousand rainbows, even in the winter... when the snowstorm said hello out side the window, and the Holland's skies were gray, it's my friends who make the snow turns to sunlight, and bring blue to my sky. *( Hanya berselang beberapa jam dari Mario Teguh. Melintas bayangan kebersamaan dari Manggarai-Bandung, Manggarai-Depok, Soekarno-Hatta-Schiphol, Amsterdam-Zurich, Eindhoven-Paris, Nijmegen-Achen,etc...! With love and laugh, for sure...... )

Witir Si Sulung

Malam Kamis kemarin, anak bujang kecil saya melakukan sesuatu yang membesarkan hati saya, ibunya. Saya seketika merasa teramat mujur. Malam itu seperti malam-malam yang lain. Pukul delapan adalah waktu tidurnya. Waktunya kami berbaring. Waktu yang selalu ia gunakan memeluk saya erat-erat. Waktunya saya tak putus-putus menciumi wajah dan kepalanya. Waktu saat saya membacakan kisah-kisah teladan Muhammad dan sahabat-sahabat beliau sebelum akhirnya ia lelap. Kami sudah di tempat tidur, berpelukan, saat ia sekonyong-konyong duduk dan bergerak turun.  "Hamzah mau ambil wudu dulu..." "O, iya...Bilal selalu melakukan itukan, ya..."ujar saya. Saya buntuti ia ke kamar mandi. Saya perhatikan dengan saksama ia membasuh wajah, tangan, kepala, telinga, dan kakinya.  Ia tersenyum.  "Witir tiga rakaat boleh, Bun?"tanyanya. Saya termangu. Ia bingung. Mengapa ibunya mendadak hening? "Bun..."panggilnya sambil menempelkan kepalanya di