Skip to main content

Syukur dan Sabar


Kisah 'hidup baru' Kristiane Backer belum usai saya baca.  Ayah saya bahkan sempat bertanya dengan heran mengapa bisa saya begitu lama membaca buku dengan lima ratus halaman tersebut padahal beliau yang sepuh saja hanya memerlukan kurang dari dua hari untuk menamatkannya (tentunya tanpa gangguan siapapun, kecuali suara azan, selain hanya berbaring khusyuk dengan lampu baca di tempat tidur beliau). Saya suka saja membaca buku-buku biografi dengan perlahan, tidak ngebut seperti membaca novel, bahkan membalikkan halaman yang menarik berulang kali, menandainya dengan highlighter warna-warni, menggaris bawahinya atau bahkan menjepretnya agar kalimat-kalimat berkesan itu bisa lama tinggal dikepala saya dan jika saya ingin mengingatnya kembali tatkala lupa, saya juga bisa dengan mudah membuka buku tersebut dan menemukan baris-baris yang sudah saya tandai sedemikian rupa.  

Pun hari ini, disaat saya merasa masygul karena bakal janin yang gagal bertahan di rahim saya, saya temukan petikan kata-kata Rasul yang dirawikan di dalam hadis riwayat Muslim di bagian paling bawah halaman 263-Nya Ms. Backer.  Ini bukan kali pertama saya membaca apa yang dikatakan Rasulullah SAW, tetapi entah mengapa sepertinya momentumnya begitu mengena.  Saya selalu percaya bahwa tidak ada yang kebetulan.  

"Sungguh menakjubkan perkaranya orang yang beriman karena segala urusannya adalah baik baginya.  Dan hal yang demikian itu tidak akan terdapat, kecuali hanya pada orang mukmin; yaitu jika mendapatkan kebahagiaaan, dia bersyukur, karena (dia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan yang terbaik untuknya.  Dan jika tertimpa musibah, dia bersabar, karena (dia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan hal terbaik baginya" (HR. Muslim: 2999).


Comments

Popular posts from this blog

Friends of Mine

They are special, They are friends of mine, Who coloring my life canvas with thousand rainbows, even in the winter... when the snowstorm said hello out side the window, and the Holland's skies were gray, it's my friends who make the snow turns to sunlight, and bring blue to my sky. *( Hanya berselang beberapa jam dari Mario Teguh. Melintas bayangan kebersamaan dari Manggarai-Bandung, Manggarai-Depok, Soekarno-Hatta-Schiphol, Amsterdam-Zurich, Eindhoven-Paris, Nijmegen-Achen,etc...! With love and laugh, for sure...... )

Sampai Jumpa, Angga

Sabtu pagi, 24 Mei 2020, pukul 07.22 ia masih melakukan panggilan video ke ponselku, namun tak terangkat. Kami bertemu dalam panggilan video selanjutnya melalui ponsel ibuku sekitar pukul 09.00 di rumah Jatra, rumah yang melengkapi puzzle masa kecilnya, rumah tempat ia pulang tiga tahun lalu. Ada yang berbeda pada wajahnya di lebaran pertama itu. Lebih tirus dan pasi. Kulihat kilauan buliran keringat di keningnya. Rambutnya basah. Jelas ia sedang tidak begitu sehat. Pun begitu, setiap kata, senyum, dan deraian tawanya tetap menyegarkan. Kami saling memohon maaf. Ia berbicara sambil merangkul maminya.  "Uni, maafkan Angga lahir batin ya, Ni. Insyaallah kita nanti ketemu di Jambi,"ucapnya sembari melambaikan tangan gempalnya.  "Iya. Uni tunggu, ya." "Insyaallah, Ni,"pungkasnya sebelum ia menepi dan membiarkan maminya berbicara. Sapa, maaf, dan tawa mengalir ke satu-persatu pasukan Pakis 74.  "Uni, bisakan kami nginap di ru

The Women with Beatific Smiles

My world was filled with thousand of rainbows' colors when I saw those beatific smiles that night. I learn much from these women.