Hamzah, seorang teman bunda memberikan semangat pada bunda untuk mengambil sebuah kesempatan emas yang katanya tidak akan datang dua kali. Ujarnya pula, tidak apa-apa bunda berjauhan dengan keluarga selama keluarga memberikan support. Apalagi teknologi sudah begini canggih, bisa telfonan, atau terbang pulang kapan saja bunda mau.
Ia melakukan hal itu dan semuanya aman-aman saja, pungkasnya. Tidak ada masalah. So far so good.
Ah, Nak...bunda yang akan bermasalah jika kedua tangan ini tidak lagi bisa menyiapkan makan malam untukmu, abang, dan ayah. Kerap bunda baca dari berbagai bahan bacaan bahwa kualitas pertemuan akan lebih menentukan hubungan antar anggota keluarga. Sayangnya itu tidak berlaku untuk wanita yang melahirkanmu ini, yang juga telah hampir dua belas tahun menjalani hidupnya dengan ayahmu. Kuantitas dan kualitas berjarang seiring. Dan masalah besarnya itu juga akan ada pada bunda ketika berkepanjangan terbangun di pagi hari dan tidak bisa lagi mendengar rengekanmu menahan bunda untuk tetap berbaring disampingmu, menjadikan lengan kanan atas ini sebagai bantal bagi kepalamu yang berambut ikal itu. Sesungguhnya bunda yang akan merasa ada yang salah ketika harus berbicara tanpa bisa menatap matamu, mata abangmu, dan mata ayahmu yang teduh itu.
Teknologi secanggih apapun tidak akan bisa menggantikan kehangatan pelukan, tatapan, dan belaian sayang.
Teknologi secanggih apapun tidak akan bisa menggantikan kehangatan pelukan, tatapan, dan belaian sayang.
Hanya jika bunda bisa membawa serta seluruh bagian hati ini, maka bisa lah bunda terbang. Karena waktu, Nak....waktu tak pernah menjanjikan terulangnya satu detikpun yang terlalui tanpa ada bunda di dalamnya.
Semata hanya karena bunda adalah ayah, abang, dan kamu.
Comments
Post a Comment