Skip to main content

Kicau Hamzah


Jika dipanggil.
"Hamzah...." 
"Apa, Bunda?"


Nawarin Susu.
"Hamzah mau susu?"
"Ndak.  Nenen enak aja."

Sudah belum?
"Hamzah sudah makan?"
"Dah."
"Pake apa?"
"Ayam"

Sarapan apa?
"Hamzah mau sarapan apa?"
"Bubun ayam"

Gatal
"Bunda..."
"Apa, Nak?"
"Gaut!"
"Apanya?"
"Pantat hamjah"
"Kenapa pantat Hamzah?"
"Gatan!"

Waktunya Tidur
"Hamzah, bobok yuk.  Sudah malam"
"Ndak ah!"
"Lho? Nenen enak?"
"Ndak! Main aja"
"Oke.  Panda sini....nenen enak sama Bunda"
"Pandaaaa....jangan.  Itu punya Hamjah....Pandaaaa....jangannnn....."

Abis mandi.
"Ayo...pake pampersnya dulu Hamzah..."
"aaaaa...bundaaa"
"Eee...pake dulu pampersnya, nanti pipis."
"Ndak mau..."

Ketika Bunda meraih minyak telon
"Bunda pijit......"
"Boleh..."
"Kaki Hamjah"
"Oke...! Apalagi..."
"Kaki aja!"

Bangun tidur.
"Udah ya nenennya, Bunda mau pipis"
"Hmmm....."
"Udah ya...."
"Hmmmm...."
"Hamzah mau buka pagar kan sama ayah?"
"Ayah Hamjah mana?"
 
 Ketika Hujan turun.
"Bunyi apo tu, Bunda?"
"Hujan, Nak!"
"Hujan apa, Bunda?"
"Hujan air"
"Hujan air apa, Bunda?"
"Air....(bingung)...air dari langit...."
"Langit apa, Bunda?"
"Langit gelap"
"Gelap apa, Bunda?"
"Gelap mendung"
"Mendung apa, Bunda?"
"Mendung apa ya?"
"Haaaa.......guduk!"

Di Alfamart
"Hamzah mau apa?"
"Es kim...es kim...eskim...."
"Berapa?"
"Dua tiga empat..."

Kalau Bunda buka kulkas
"Bundaaaa.....buka lagi..."
"Hamzah mau ambil apa? Ini?"
"Bukang..bukang..."
"Bukan apa?"
"Buka lagi!"
"Oke...mau ambil apa..?"
"Haaa...sayun kang? dingin kang?"

Ketika berlari mengambil apapun.
"Hamzah..."
"Apa, Bunda?"
"Santai aja.  Santai...! Nanti jatuh, keningnya jeduk!"
"Kening Hamjah jeduk?"
"Iya.  Jangan lari ya.  Santai aja!"

Ketika Bunda hopeless ngejar-ngejar makein baju Hamzah
"Hamzah, sini pake baju sama abang"
"Yuk, Bang! Yuk...."

Saat Bunda masak
"Ayah, bendong...bendong!"
"Gendong kemana?"
"Liat Bunda masak tu..."
"Bunda masak apa"
"Bakwan kang?"

Kalau makan Bakwan buatan Bunda
"Enak bakwannya Hamzah?"
"Enak.  Pake kecap, Bun."
"Ni...kecapnya.  Minumnya apa? Teh mau?"
"Mau Teh..."
"Teh apa?"
"Tong ji"

Sehabis mandi pagi setelah rapi jali.
"Nonton Babi (baby), Bun.."
"Baby TV-nya lagi rusak, Nak."
"Tipa Tupa mana?"
"Tipa Tipanya juga lagi rusak"
"Tipa Tipa juga?"
"Iya. Jack aja ya?"
"Neper len aja!"
"Iya.  Never land aja!"

Dipangkuan ayah ketika kopi terhidang.
"Haa...kopi ayah.."
"Iya. Kopi ayah."
"Panas kang?"
"Iya, panas.  Jangan pegang ya."
"Mau, yah..."
"Dikit aja ya..."
"Dikit aja........Haaa...enak kang? Lagi yah...lagi...."
"Udah, ah..."
"Lagi yah...lagi..."
"Hamzah?"

Ayam Goreng Abang
"Abang mamam?"
"Abang mamam apa?"
"Ayam. Hamjah mau....."
"Ayam abang pedas."
"Hamjah mau, Bang..."
"Pedas, Hamzah.  Pedas!"
"Hamjah mau...Hamjah mau..."
"Ambilah! Abang dak nanggung yo kalo kepedasan.  Bun...Hamzah dak mau dibilangin..."
"Haaaaaa....pedat...pedat....bunda...pedat.....minum...minum...."
"Kan? Dak mau dengar abang bilangin.  Pedas, Hamzah.  Pedas!"
"Minuuuummmmm...."

Chitato Abang
"Ayah, bukak, yah........"
"Ini Chitato Abang. Tunggu Abang selesai sholat ya...."
"Bukak, Yah! Bukak....."
"Tunggu Abang..."
"Whuaaaaa....bukaaaakkk...."
"Hamzah? Ini punya Abang.  Tunggu Abang ya."
"Buka bae, Yah.  Dak apo-apo."
"Tuuhh kan...Abang baik kan?"
"Haaaa....enak kang? Puknya enak kang?"

Tentang Mama Ika, Papa Ben, dan Abang Berry
"Hamzah, Mama Ika dimana?"
"Tatata ke pecawat"
"Oooo...."
"Kalo Papa Ben?"
"Tatata juga."
"Oo, di Jakarta juga."
"Abang Berry?"
"Tatata naik pecawat"
"Gimana bunyi pesawatnya?"
"Nguiiiiingggggggggg...."
"Ooo...gitu....! Kalo Hamzah dimana?"
"Jambi"


(Betapa berwarnanya hidup Ayah Bunda dengan adanya kalian, Nak! Nikmat Allah yang mana akan kami dustakan?)

Comments

Popular posts from this blog

Dagangan Perdana

Ini sebenarnya postingan yang seharusnya diunggah 17 Januari. Unggahan tentang keberhasilannya menjalankan bakat kisprenerushipnya. "Sayang....gimana spagetinya?" "Alhamdulillah laris manis, Bun!" "Alhamdulillah...." "Trus,spageti untuk Bu Alha gimana?" "Maaf, Bun...untuk Bu Alha dibeli sama kawan Hamzah!" "Ooo...gitu...." "Iya! Bun...uang Hamzah banyak. 24 ribu. Tapi Hamzah pusing pas kawan-kawan rebutan." Bahagianya tak terkatakan. Ibunya lebih bahagia lagi. Pagi-pagi menyiapkan semua bahan untuk jualan perdananya. Anak lanang itu sendiri yang ingin mencoba berdagang. Beberapa hari kemarin bolak-balik bertanya apa kira-kira yang pas untuk dijualnya kepada teman-teman sekelasnya. Minuman atau makanan? "Jualan spageti aja gimana, Bun? Hamzah suka kesal soalnya tiap bawa spageti ke sekolah, teman-teman suka minta. Hamzah jadi dapatnya sedikit." Dari rasa kesalnya itulah ide ...

Senin, 13 Juni 2016; 22.14 WIB

Alhamdulillah sudah ditamatkannya Iqra 1 semalam di bilangan usianya yg baru 4 tahun 3 bulan 11 hari.  Sudah dengan lancar dibacanya seluruh deretan huruf Hijaiyah dengan susunan runut, acak, maupun dr belakang. Bukan hal yg istimewa utk Musa sang Qori dari Bangka Belitung mungkin, tetapi ini menjadi berkah luar biasa untuk kami. Semoga Allah selalu memudahkanmu untuk menyerap ilmu-ilmu Islam berdasarkan Quran dan teladan Rasulullah ya, Nak. Semoga ilmu-ilmu itu nanti senantiasa menjadi suluh yg menerangi setiap langkahmu dlm menjalani kehidupan ke depan dengan atau tanpa ayah bunda. Semoga juga ilmu itu tak hanya menjadikanmu kaya sendiri, tetapi membuat orang-orang disekelilingmu pun merasakan manfaatnya karena ilmu yg bermanfaat itu adalah ilmu yg bisa diberikan dan bermanfaat bagi orang lain di luar dirimu. Allah Maha Mendengar. Dengan doa dan pinta Bunda, Allah pasti akan mengabulkannya. Amin. 😍

Tentang Ibu (1)

Ada yang berubah dari Ibu.  Perubahan yang membahagiakan. Kerinduannya yang terobati pada tanah suci, Kabah, dan makam Rasulullah telah membuat Ibu kembali seperti tahun-tahun sebelum 2016.  Ibu kembali sehat. Lahir dan batin. Setelah hampir tiga minggu Ibu bersama kami, baru malam lusa kemarin saya lama bercengkerama di kamar beliau. Izzati belum mengantuk.  Jadi sengaja saya membawa cucu bungsunya itu bermain-main di tempat tidur beliau.  Sambil bermain dengan Izzati, saya bertanya tentang banyak hal mengenai kepergiannya ke tanah suci di awal 2017 kemarin. Ibu begitu bersemangat menceritakan pengalamannya.  Posisinya yang semula duduk, berganti menjadi berdiri.  Tangannya bergerak lincah memperjelas berbagai kegiatan yang dilakukannya di sana. Matanya berbinar-binar. Air mukanya berseri-seri. Tak terbayangkan skala kebahagiaan yang melingkupi hatinya ketika menjejaki Baitullah. Ibu kami memang sudah lama sekali ingin ke Kabah. Semasa almarhum Bapak...