Skip to main content

Yuk, bersyukur....

Banyak hal yang alpa kita syukuri di dalam hidup ini.  Selalu saja kita berpikir rumput tetangga lebih hijau dari yang ada di halaman kita.  Apa yang dimiliki orang lain terlihat lebih baik dan membuat kita ingin memiliki hal yang sama dengan mengabaikan bahkan merendahkan nilai apa yang telah kita miliki.  Hanya karena kurangnya bersyukur.  Padahal kita tidak pernah tahu apakah si empunya yang bagus-bagus itu bahagia dengan apa yang dimilikinya. 

Seperti pagi ini, di kantor, rekan kerja saya membicarakan dua orang tenaga honorer pemda kabupaten yang banyak membantu mereka ketika melakukan kegiatan penyuluhan kebahasaan minggu lalu.  Mereka terkesan dengan dua orang tenaga honorer yang begitu rajin tersebut meskipun honor yang mereka terima perbulannya hanya sedikit lebih banyak dari sepertiga UMP (Upah Minimum Provinsi).  Honor sebesar 500 ribu rupiah itu untuk masa kerja lima tahun.  Bilangan waktu tidak sebentar tentunya.  Teman saya yang lain ikutan nimbrung, sumbang suara bahwa itu lebih baik dari 300 ribu yang diterima oleh salah satu rekannya yang juga masih berstatus pegawai honorer di kantor x.

Disaat teman-teman saya masih membicarakan masalah tenaga honor tersebut, saya justru sedang diceramahi oleh sisi hati saya yang putih (kalau difilm-film sih seperti guardian angel cartoon gitu).  Kira-kira begini kultumnya...."Tuh, jeung...kurang bersyukur apa lagi, coba? Disaat dirimu dan suami diberi kelimpahan rezeki yang besarannya tentunya diimpikan para honorer tersebut, ada dua buah hati yang menjadi mainan mata dan curahan kasih sayang yang membuat hidupmu sempurna, suami yang begitu care dengan dirimu, dengan pekerjaan domestik yang sering dibantunya karena ga tega melihat belahan jiwanya capek ngerjain semua sendiri, dan keluarga yang menyokong seluruh langkahmu dengan cinta. Kurang apa lagi coba? Hayooo....seberapa sering kamu bersyukur? Kalau pun ada, mungkin kurang sering ya.  Ayolah....tingkatkan amal ibadahmu..karena Allah ternyata begitu mencintaimu".

Bersyukur.  Ya...sepatutnya saya bersyukur tidak semata melalui hamdalah seusai makan minum atau mengerjakan apapun, tetapi lebih dari itu bagaimana saya seharusnya lebih mendekatkan diri pada-Nya dan mencoba untuk kaffah. 

Comments

Popular posts from this blog

Dagangan Perdana

Ini sebenarnya postingan yang seharusnya diunggah 17 Januari. Unggahan tentang keberhasilannya menjalankan bakat kisprenerushipnya. "Sayang....gimana spagetinya?" "Alhamdulillah laris manis, Bun!" "Alhamdulillah...." "Trus,spageti untuk Bu Alha gimana?" "Maaf, Bun...untuk Bu Alha dibeli sama kawan Hamzah!" "Ooo...gitu...." "Iya! Bun...uang Hamzah banyak. 24 ribu. Tapi Hamzah pusing pas kawan-kawan rebutan." Bahagianya tak terkatakan. Ibunya lebih bahagia lagi. Pagi-pagi menyiapkan semua bahan untuk jualan perdananya. Anak lanang itu sendiri yang ingin mencoba berdagang. Beberapa hari kemarin bolak-balik bertanya apa kira-kira yang pas untuk dijualnya kepada teman-teman sekelasnya. Minuman atau makanan? "Jualan spageti aja gimana, Bun? Hamzah suka kesal soalnya tiap bawa spageti ke sekolah, teman-teman suka minta. Hamzah jadi dapatnya sedikit." Dari rasa kesalnya itulah ide ...

Senin, 13 Juni 2016; 22.14 WIB

Alhamdulillah sudah ditamatkannya Iqra 1 semalam di bilangan usianya yg baru 4 tahun 3 bulan 11 hari.  Sudah dengan lancar dibacanya seluruh deretan huruf Hijaiyah dengan susunan runut, acak, maupun dr belakang. Bukan hal yg istimewa utk Musa sang Qori dari Bangka Belitung mungkin, tetapi ini menjadi berkah luar biasa untuk kami. Semoga Allah selalu memudahkanmu untuk menyerap ilmu-ilmu Islam berdasarkan Quran dan teladan Rasulullah ya, Nak. Semoga ilmu-ilmu itu nanti senantiasa menjadi suluh yg menerangi setiap langkahmu dlm menjalani kehidupan ke depan dengan atau tanpa ayah bunda. Semoga juga ilmu itu tak hanya menjadikanmu kaya sendiri, tetapi membuat orang-orang disekelilingmu pun merasakan manfaatnya karena ilmu yg bermanfaat itu adalah ilmu yg bisa diberikan dan bermanfaat bagi orang lain di luar dirimu. Allah Maha Mendengar. Dengan doa dan pinta Bunda, Allah pasti akan mengabulkannya. Amin. 😍

Tentang Ibu (1)

Ada yang berubah dari Ibu.  Perubahan yang membahagiakan. Kerinduannya yang terobati pada tanah suci, Kabah, dan makam Rasulullah telah membuat Ibu kembali seperti tahun-tahun sebelum 2016.  Ibu kembali sehat. Lahir dan batin. Setelah hampir tiga minggu Ibu bersama kami, baru malam lusa kemarin saya lama bercengkerama di kamar beliau. Izzati belum mengantuk.  Jadi sengaja saya membawa cucu bungsunya itu bermain-main di tempat tidur beliau.  Sambil bermain dengan Izzati, saya bertanya tentang banyak hal mengenai kepergiannya ke tanah suci di awal 2017 kemarin. Ibu begitu bersemangat menceritakan pengalamannya.  Posisinya yang semula duduk, berganti menjadi berdiri.  Tangannya bergerak lincah memperjelas berbagai kegiatan yang dilakukannya di sana. Matanya berbinar-binar. Air mukanya berseri-seri. Tak terbayangkan skala kebahagiaan yang melingkupi hatinya ketika menjejaki Baitullah. Ibu kami memang sudah lama sekali ingin ke Kabah. Semasa almarhum Bapak...