Skip to main content

Selamat Jalan, Abang




Tidak akan bisa melupakan candanya, ledekan-ledekannya, bahkan bulir-bulir keringat yang berkilat membasahi hampir seluruh wajahnya ketika makan bersama disetiap kesempatan kami sebagai keluarga besar berkumpul. 

Selalu ada bahan yang tak usang dan garing untuk dilemparkannya menjadi perkara tawa.  Ledekannya selalu mengenai satu diantara kami adik-adiknya, tetapi pintarnya si Abang, entah mengapa...saya pribadi tidak pernah berkecil hati dengan guyonannya.  Dia begitu bisa membuat suasana berkumpul menjadi hidup dan membuat waktu saat itu menjadi berhenti.  Menyebabkan setiap orang enggan beranjak dari duduknya sebelum akhirnya beliau juga yang mengomandoi untuk bubar, mengakhiri setiap kumpul-kumpul keluarga. Selalu begitu.  Selalu ceria.


Dan Sabtu kemarin, 2 Maret 2013, kami berkumpul kembali.  Tetapi tidak di Jatra tempat biasanya acara rame-rame kami digelar untuk waktu yang tidak pernah kami rencanakan.  Kami yang bergegas mengunjunginya.  Tubuh besarnya hanya diam menyambut setiap yang datang, yang ternyata bukan cuma saya dan saudara-saudaranya yang lain.  Wajahnya tenang.  Sejauh yang bisa saya ingat, itulah wajahnya yang  paling tenang yang pernah saya lihat.  Matanya rapat terpejam.  Masih ada butiran keringat dingin seperti embun kecil di sekitar hidung dan dahinya.  Kali ini tidak ada senyum, tawa, canda, atau ledekannya yang riuh seperti Oktober akhir tahun lalu.  Bibirnya terkatup beku.  Maka saya harus percaya, Abang tidak akan pernah datang lagi, menduduki satu kursi putih meja panjang di rumah Jatra, menantang seluruh hidangan yang tersaji, berpacu antara suapan dan sekaan keringat.


Di dahinya,dengan hati ngilu, saya berikan dua ciuman sayang.  Selamat jalan, Abang. Allah meniadakan  terwujudnya rencana kita untuk berkumpul  Minggu, 3 Maret 2013 untuk merayakan setahun hadirnya Hamzah diantara kita semua.  Benar adanya bahwa kita hanya memiliki rencana, tetapi di atas segalanya Allah lah yang Maha Kuasa. Sesungguhnya kita semua berada pada tujuan yang sama.  Hanya saja Allah memanggil abang dengan begitu seketika. Semoga itu menjadi pertanda bahwa Ia telah menyiapkan tempat terbaik untuk abang di sisi-Nya. Dan semoga Allah juga menguatkan orang-orang tercinta yang abang tinggalkan, diperkuat-Nya jualah jalinan silaturahmi dan persaudaraan kami untuk dapat saling membantu dan meringankan. Amin.


Comments

Popular posts from this blog

Hamzah di 1 Ramadan 1440

Ramadan hari pertama, Hamzah alhamdulillah dapat selesai sampai akhir. Tidak terhitung berapa kali ia menanyakan waktu berbuka. "Masih lama ya, Bun?", "Hamzah haus sekali. Gimana nih?", "Berapa jam lagi bukanya?", "Hamzah rasanya mau minum...", dan lain sebagainya.  Dengan es krim sebagai hadiah jika puasanya dapat bertahan sampai magrib, anak saleh kami itu pun kuat juga akhirnya.  Tahun lalu ia berpuasa hingga tiga hari di awal Ramadan kalau saya tidak salah. Tahun ini semoga ia bisa berpuasa hingga Ramadan usai. Kami ingin ia dapat memaknai setiap haus dan lapar yang dirasakannya dari pagi hingga menjelang matahari tergelincir di lengkung langit. Kami ingin ia dalam sebulan ini mencoba menjadi anak-anak yang tak seberuntung dirinya. Kami ingin Hamzah selalu ingat bahwa Allah telah memberikannya banyak nikmat. Kenikmatan yang tidak semua anak bisa merasakannya. Kami ingin ia bertumbuh dengan kemampuan berempati terhadap berbagai kes...

Dagangan Perdana

Ini sebenarnya postingan yang seharusnya diunggah 17 Januari. Unggahan tentang keberhasilannya menjalankan bakat kisprenerushipnya. "Sayang....gimana spagetinya?" "Alhamdulillah laris manis, Bun!" "Alhamdulillah...." "Trus,spageti untuk Bu Alha gimana?" "Maaf, Bun...untuk Bu Alha dibeli sama kawan Hamzah!" "Ooo...gitu...." "Iya! Bun...uang Hamzah banyak. 24 ribu. Tapi Hamzah pusing pas kawan-kawan rebutan." Bahagianya tak terkatakan. Ibunya lebih bahagia lagi. Pagi-pagi menyiapkan semua bahan untuk jualan perdananya. Anak lanang itu sendiri yang ingin mencoba berdagang. Beberapa hari kemarin bolak-balik bertanya apa kira-kira yang pas untuk dijualnya kepada teman-teman sekelasnya. Minuman atau makanan? "Jualan spageti aja gimana, Bun? Hamzah suka kesal soalnya tiap bawa spageti ke sekolah, teman-teman suka minta. Hamzah jadi dapatnya sedikit." Dari rasa kesalnya itulah ide ...

Jakarta (Cubing Method)

This is a kind of writing that we had to make today.  Shane just wanted to introduce us how to write a topic by using cubing method.  So, here is the result of mine.  I tried to describe the topic in a letter for my friend.  Let's read! Dear Wahyu,            Hi, how are you? Hopefully you are well.  Let me tell you about everything I have felt since the first time I came to Jakarta 2 months ago.           Perhaps everybody will say that I am a fool being not comfortable live in Jakarta.  But that is true.  I have to fight here.  You wanna know why? First, it's hard to find fresh air to breath to breath out of the building.  All that come to my lungs is just smoke of cars, buses, motorcycles, and bajai.  Second, I have to prepare coins everywhere I go because there will be many unlucky people who show their suffered faces and hope money from my pocket.  Then? Okay...I give some to them.  Third, I cannot see many trees and flowers which grow by themselves, or birds flying at...