Terakhir malaria kelas enam SD dulu. Dulu sekali. Ga akan lupa rasanya. Kepala berat dan sangat pusing. Jangankan menoleh, membuka mata saja butuh perjuangan. Dunia seperti berputar.
Masih ada nenek tahun 1992 itu. Beliau yang selalu memanjakan berusaha menghangatkan cucunya yang merintih kedinginan. Menyelimutinya dengan apa saja yang bisa. Tetapi rasa dingin tak pergi.
Kapok sebenarnya. Tetapi apa daya, malaria itu menyapa kembali setelah sekian lama membiarkan virusnya tidur di limfa saya. Dan sampai sekarang, belum sepenuhnya say goodbye...masih aja greges-greges ga karuanan.
Yang kasian...ya saya nya juga, tetapi yang paling dikasianin ya si abang dan anak-anak. Super womannya sakit....otomatis banyak yang ga bisa dilakuian.
Well malaria....go away with the rain...and never come again....please....!
Masih ada nenek tahun 1992 itu. Beliau yang selalu memanjakan berusaha menghangatkan cucunya yang merintih kedinginan. Menyelimutinya dengan apa saja yang bisa. Tetapi rasa dingin tak pergi.
Kapok sebenarnya. Tetapi apa daya, malaria itu menyapa kembali setelah sekian lama membiarkan virusnya tidur di limfa saya. Dan sampai sekarang, belum sepenuhnya say goodbye...masih aja greges-greges ga karuanan.
Yang kasian...ya saya nya juga, tetapi yang paling dikasianin ya si abang dan anak-anak. Super womannya sakit....otomatis banyak yang ga bisa dilakuian.
Well malaria....go away with the rain...and never come again....please....!
Comments
Post a Comment