Skip to main content

Welcome Home, Hamzah...!


Kami menamakanmu Muhammad Hamzah Al-Farouq Nugroho, Nak. Segala doa terbaik ayah dan bunda semoga dapat terwakili melalui teladan orang-orang sholeh dan pilihan seperti yang kami sematkan melalui namamu. Semoga dengan nama tersebut, terjagalah segala sikap, tindakan, dan lisanmu, seperti layaknya Rasul kita Muhammad yang menjadi puncak keteladanan. Jadilah seorang pemberani dan bijaksana seperti Hamzah bin Abdul Muthalib dan Umar bin Khattab 'Al-Farouq'. Bagi Ayah, Bunda, dan Abang Rio....kau lah anugerah terindah. Jawaban atas selaksa doa yang tiada lelah kami kirimkan kepada Allah akan hadirmu. Bersama Abang Rio, jadilah matahari bagi ayah dan bunda, Nak. Juga untuk orang-orang disekelilingmu kelak. Menerangi dan menghangati dengan hadirmu.

Comments

Popular posts from this blog

Friends of Mine

They are special, They are friends of mine, Who coloring my life canvas with thousand rainbows, even in the winter... when the snowstorm said hello out side the window, and the Holland's skies were gray, it's my friends who make the snow turns to sunlight, and bring blue to my sky. *( Hanya berselang beberapa jam dari Mario Teguh. Melintas bayangan kebersamaan dari Manggarai-Bandung, Manggarai-Depok, Soekarno-Hatta-Schiphol, Amsterdam-Zurich, Eindhoven-Paris, Nijmegen-Achen,etc...! With love and laugh, for sure...... )

Sampai Jumpa, Angga

Sabtu pagi, 24 Mei 2020, pukul 07.22 ia masih melakukan panggilan video ke ponselku, namun tak terangkat. Kami bertemu dalam panggilan video selanjutnya melalui ponsel ibuku sekitar pukul 09.00 di rumah Jatra, rumah yang melengkapi puzzle masa kecilnya, rumah tempat ia pulang tiga tahun lalu. Ada yang berbeda pada wajahnya di lebaran pertama itu. Lebih tirus dan pasi. Kulihat kilauan buliran keringat di keningnya. Rambutnya basah. Jelas ia sedang tidak begitu sehat. Pun begitu, setiap kata, senyum, dan deraian tawanya tetap menyegarkan. Kami saling memohon maaf. Ia berbicara sambil merangkul maminya.  "Uni, maafkan Angga lahir batin ya, Ni. Insyaallah kita nanti ketemu di Jambi,"ucapnya sembari melambaikan tangan gempalnya.  "Iya. Uni tunggu, ya." "Insyaallah, Ni,"pungkasnya sebelum ia menepi dan membiarkan maminya berbicara. Sapa, maaf, dan tawa mengalir ke satu-persatu pasukan Pakis 74.  "Uni, bisakan kami nginap di ru

The Women with Beatific Smiles

My world was filled with thousand of rainbows' colors when I saw those beatific smiles that night. I learn much from these women.