Skip to main content

Pertanyaan-Pertanyaan Rio

Pertanyaan jagoan kami ketika makan malam kemarin.

Rio : "Bunda, gimana caranya kok bunda bisa tau kalo bunda hamil?"
Bunda : (melirik sang ayah yang senyum-senyum) "Bunda tes pake alat tes kehamilan, Yo.
kan ada alatnya. Tuuuhh....!" (sambil menunjukkan stock test-pack yang masih ada).
Rio : (matanya membulat bingung, alis matanya bergerak ke atas, akan bertanya lagi pasti).
"Maksud Rio gini na, Bun. Kan sebelum bunda tes, kok bunda tau bunda hamil?"
Bunda :(kebingungan. sepertinya belum saatnya menjelaskan tentang siklus mentruasi pada anak usia 9 tahun).
Ayah :"Bunda mual dan muntah dulu, Yo. Naahhh...kalo Rio gimana? Kan Rio hamil juga, tuh
perut Rio gendut. Rio pake acara muntah ma mual juga dak kayak bunda?"
Rio :"Ayah niiiii......baseng bae!"

Kami tergelak melihat mimiknya yang misuh-misuh lucu dengan godaan tersebut.

Comments

Popular posts from this blog

Friends of Mine

They are special, They are friends of mine, Who coloring my life canvas with thousand rainbows, even in the winter... when the snowstorm said hello out side the window, and the Holland's skies were gray, it's my friends who make the snow turns to sunlight, and bring blue to my sky. *( Hanya berselang beberapa jam dari Mario Teguh. Melintas bayangan kebersamaan dari Manggarai-Bandung, Manggarai-Depok, Soekarno-Hatta-Schiphol, Amsterdam-Zurich, Eindhoven-Paris, Nijmegen-Achen,etc...! With love and laugh, for sure...... )

Sampai Jumpa, Angga

Sabtu pagi, 24 Mei 2020, pukul 07.22 ia masih melakukan panggilan video ke ponselku, namun tak terangkat. Kami bertemu dalam panggilan video selanjutnya melalui ponsel ibuku sekitar pukul 09.00 di rumah Jatra, rumah yang melengkapi puzzle masa kecilnya, rumah tempat ia pulang tiga tahun lalu. Ada yang berbeda pada wajahnya di lebaran pertama itu. Lebih tirus dan pasi. Kulihat kilauan buliran keringat di keningnya. Rambutnya basah. Jelas ia sedang tidak begitu sehat. Pun begitu, setiap kata, senyum, dan deraian tawanya tetap menyegarkan. Kami saling memohon maaf. Ia berbicara sambil merangkul maminya.  "Uni, maafkan Angga lahir batin ya, Ni. Insyaallah kita nanti ketemu di Jambi,"ucapnya sembari melambaikan tangan gempalnya.  "Iya. Uni tunggu, ya." "Insyaallah, Ni,"pungkasnya sebelum ia menepi dan membiarkan maminya berbicara. Sapa, maaf, dan tawa mengalir ke satu-persatu pasukan Pakis 74.  "Uni, bisakan kami nginap di ru

The Women with Beatific Smiles

My world was filled with thousand of rainbows' colors when I saw those beatific smiles that night. I learn much from these women.