Becky Tumewu totally correct melalui artikelnya di bawah ini (http://www.fimela.com) . Beauty is About Attitute! So...it's not about Physical Makeover, but how to make over your attitude first.
Sebagai contoh: Mungkin kita pernah bertanya-tanya...melihat seseorang dengan penampilan yang ala kadarnya, pun fisik (baca wajah) yang juga pas-pasan, tetapi memiliki banyak teman, siapa saja suka berbicara dengannya, dan di ujung pembicaraan lawan bicara selalu melambaikan tangan atau memberikan senyum yang paling manis atas obrolan yang berkesan walaupun hanya beberapa menit saja. Sebaliknya, pasti Anda juga pernah melihat seseorang dengan tampilan bak Artis Hollywood, tetapi duduk sendiri di ujung ruang tunggu bandara, sibuk sendiri dengan gadgetnya atau iPad-nya. Jika ada seseorang yang bertanya tentang bangku kosong di sebelahnya, ia akan menoleh sebentar, melirik si penanya dari ujung rambut hingga ujung kaki, tanpa senyum, tanpa basa-basi, lalu mengangguk atau menggeleng untuk memberikan jawaban. Not cool at all!
Nah...dari sinilah..saya sangat-sangat super setuju dengan Becky Tumewu bahwa BEAUTY IS ABOUT ATTITUDE!
Yuk..mari kita baca dan let's make ourselves beautiful!
Percaya tidak kalau menurut saya rias wajah, perawatan ataupun operasi bukan kunci kecantikan? Bagi saya, beauty is about attitude!
1. Magic Words
Ngga peduli dandanan branded dari ujung rambut sampai ujung kaki, tiga kata ajaib jadi penentu "harga" seseorang buat saya. Tanpa "terima kasih", "tolong" dan "permisi", kunciran paten dan stiletto heels jadi tak berarti. Say it at the most unexpected times to the most unexpecting people. Misalnya pada petugas pembersih toilet di mall-mall yang Anda kunjungi. Atau pada penumpang lift kantor yang bersabar menahan lift dan menunggu Anda masuk. Kata-kata tersebut tidak hanya ajaib, tetapi juga powerfull. Buat saya tiga kata itu social currency, penentu apakah sesorang patut dihargai atau tidak. Say it dan nikmati senyuman efek dari kata-kata ajaib tersebut.
2. Ya Udahlah..
Tidak mungkin untuk membuat semua orang senang. Jadi apabila ada kritikan ataupun keluhan, saya menerimanya sebagai sesuatu yang wajar. Ngga mungkin sedunia bisa setuju dengan saya ataupun berpikir saya benar. Jadi kritikan justru menjadi sebuah masukan. Saya tanggapi dengan ketertarikan. Apa yang bisa saya lakukan, apa yang bisa saya perbaiki? Kalau misalnya lawan bicara tidak bisa diyakinkan, saya sih ya udahlah, berbesar hati, humble dan merelakan saja.
3. Giving What I Want
Untuk mendapatkan apa yang saya inginkan, saya memulai dengan memberikan apa yang saya inginkan. Bersikap positif pada orang lain, nantinya akan berakibat positif pada diri kita sendiri. Tapi tentunya sikapnice yang sincere ya, kalo cuma basa basi ya akan balik dapatnya basa basi juga. Kalau ada yang membalas dengan negatif, saya melihatnya sebagai kerugian buat mereka. Jadi orang nice bukan berarti jadi people pleaser ya....
Comments
Post a Comment