Skip to main content

Sosialisme Menjadi-jadi di Belanda? Bagaimana mempergunakan 52% pajak dengan baik dan benar.

Ketika Perdana Menteri Belanda Jan Peter Balkenende merekomendasikan sistem ekonomi Belanda yang berdasarkan negosiasi kepada dunia, penulis dan sosiolog Amerika Russel Shorto is membantunya dengan mempromosikan sistem pajak Belanda. Akankah administrasi Obama meniru Belanda?

Pada sebuah artikel di New York Times yang menceritakan pengalamannya tinggal di Belanda, Shorto membagi traumanya atas nomor 52. "Pada beberapa bulan pertama saya dihantui nomor 52. Nomor itu selalu lekat di otak saya; saya merasa seperti tahanan yang berusaha melarikan diri dari nomor itu," tulisnya. Nomor 52 adalah besar prosentasi pajak penghasilannya. Di Belanda, semakin rendah gaji seseorang, semakin rendah pula pajaknya.


Semuanya termasuk
Sebagian besar pajak dikembalikan lagi pada pembayarnya, catat Shorto. Orangtua yang memiliki anak sampai usia 18 tahun menerima tunjangan anak sebesar seperempat kali gaji, untuk menutup biaya membesarkan anak. Dengan skema yang sama, orangtua juga menerima uang dari pemerintah untuk membayar buku sekolah dan penitipan anak. Sama sekali bukan sosialisme berlebihan, tambah sosiolog Shorto.

Mengutip seorang akuntan Amerika, ia mengingatkan kita bahwa pajak penghasilan Amerika - sebesar 35% - yang sering dianggap rendah, ternyata hampir sama dengan Belanda. Di Amerika orang masih harus membayar kewajiban pajak (social security) 6.2%, belum lagi pajak negara, lokal, dan rumah. Kalau dijumlah, hasilnya mendekati tingkat pajak Belanda. Sedangkan di Belanda, pajak penghasilan 52% yang harus dibayar sudah termasuk kewajiban pajak dan premi pensiun.

Cuma dongeng
Cerita yang ditulis Shorto terlihat sangat ideal. Tapi benarkah itu? Ekspatriat dan wanita karir asal Belanda Heleen Mees yang tinggal di New York menyatakan di NRC Handelsblad, "Penggambaran Shorto tidak lengkap. Ia menggambarkan kemakmuran Belanda seolah Belanda adalah dongeng indah yang jadi nyata. Ia sama sekali tidak menyebutkan Fortuyn, Van Gogh (yang bukan pelukis, tapi sutradara dan kolumnis) atau Wilders. Shorto sangat optimis, dan ia juga sama sekali tidak perlu khawatir akan masa depan negara tempat saya dibesarkan."

Mees juga menekankan bahwa posisi Russel Shorto menguntungkan dan terhormat:

"[...] Dari sisi ekonomi, Belanda tidak ramah terhadap imigran tanpa skill, sangat berbeda dengan perlakuan yang diterima Shorto. [...] Dikarenakan standar gaji tinggi (upah minimum Belanda adalah 25 dolar per jam) banyak imigran tanpa skill yang sulit mendapatkan pekerjaan dan terpaksa hidup dari subsidi pemerintah."

Pada kenyataannya, sistem Belanda tidak seramah pengalaman Shorto. Seperti yang ditulis seorang ekonom beberapa waktu lalu, "Sebuah negara maju yang terlalu royal dan pasar kerja yang terlalu kaku? Contohlah Belanda yang tegas namun fleksibel di sisi lain. Pajak terlalu tinggi dan pengeluaran masyarakat terlalu tinggi? Ikuti pembaharuan pajak Belanda yang dengan cepat mengurangi beban pajak langsung dan kebijakan ketat Kementrian Keuangan dalam mengontrol pengeluaran."

Nyatanya, Russell Shorto tinggal di Belanda setelah menyelesaikan masalah serius dengan pembuat kebijakan Belanda. Blogger Belanda Jurgen Reinhoudt mengingatkan kita akan masa lalu di situs new-conservatism New Majority:

"[...] Kita harus menoleh lagi ke belakang, ke masalah ekonomi pada tahun 1980-an. Masa ini bisa dijelaskan sebagai berikut: ketika pembuat kebijakan Belanda memperluas program ekonomi tahun 1960-an, mereka tidak memperkirakan bahwa program ini akan berkembang secepat tahun 1970-an dan 1980-an."

Pelayanan Kesehatan
Elemen utama dalam sistem Belanda yang menurut sebagian besar orang patut ditiru di Amerika adalah pelayanan kesehatan. Asuransi kesehatan nasional di Belanda adalah semi-privat: semua orang harus memiliki asuransi dan membayar premi standar bulanan, tapi untuk orang-orang yang penghasilannya rendah, Anda sudah bisa menebaknya, menerima subsidi pemerintah untuk membayar biaya asuransi.

Perusahaan asuransi kesehatan adalah perusahaan-perusahaan swasta. Sama sekali tidak ada perusahaan asuransi negeri, dan tiap orang berhak memilih asuransi paling menguntungkan. Sedangkan hukum menjamin bahwa asuransi menutupi semua pelayanan kesehatan esensial, mulai dari tes darah sampai operasi jantung dan kemoterapi.

Bukankah Amerika perlu mencontohnya? Dan debat pun berlanjut.

(from http://static.rnw.nl/migratie/www.ranesi.nl/arsipaktua/belanda/pajak_belanda090523-redirected)

Comments









  1. Apakah anda termasuk dalam kategori di bawah ini !!!!


    1"Dikejar-kejar hutang

    2"Selaluh kalah dalam bermain togel

    3"Barang berharga anda udah habis terjual Buat judi togel


    4"Anda udah kem***-m*** tapi tidak menghasilkan solusi yg tepat


    5"Udah banyak Dukun togel yang kamu tempati minta angka jitunya
    tapi tidak ada satupun yang berhasil..







    Solusi yang tepat jangan anda putus asah... KI JAYA WARSITO akan membantu
    anda semua dengan Angka ritual/GHOIB:
    butuh angka togel 2D ,4D, 6D SGP / HKG / MALAYSIA / TOTO MAGNUM / dijamin
    100% jebol
    Apabila ada waktu
    silahkan Hub: KI JAYA WARSITO DI NO: [[[085-342-064-735]]]


    ANGKA RITUAL: TOTO/MAGNUM 4D/5D/6D


    ANGKA RITUAL: HONGKONG 2D/3D/4D/



    ANGKA RITUAL; KUDA LARI 2D/3D/4D/



    ANGKA RITUAL; SINGAPUR 2D/3D/4D/



    ANGKA RITUAL; TAIWAN,THAILAND



    ANGKA RITUAL: SIDNEY 2D/3D/4D
    DAN PESUGIHAN TUYUL

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Sampai Jumpa, Angga

Sabtu pagi, 24 Mei 2020, pukul 07.22 ia masih melakukan panggilan video ke ponselku, namun tak terangkat. Kami bertemu dalam panggilan video selanjutnya melalui ponsel ibuku sekitar pukul 09.00 di rumah Jatra, rumah yang melengkapi puzzle masa kecilnya, rumah tempat ia pulang tiga tahun lalu. Ada yang berbeda pada wajahnya di lebaran pertama itu. Lebih tirus dan pasi. Kulihat kilauan buliran keringat di keningnya. Rambutnya basah. Jelas ia sedang tidak begitu sehat. Pun begitu, setiap kata, senyum, dan deraian tawanya tetap menyegarkan. Kami saling memohon maaf. Ia berbicara sambil merangkul maminya.  "Uni, maafkan Angga lahir batin ya, Ni. Insyaallah kita nanti ketemu di Jambi,"ucapnya sembari melambaikan tangan gempalnya.  "Iya. Uni tunggu, ya." "Insyaallah, Ni,"pungkasnya sebelum ia menepi dan membiarkan maminya berbicara. Sapa, maaf, dan tawa mengalir ke satu-persatu pasukan Pakis 74.  "Uni, bisakan kami nginap di ru

Friends of Mine

They are special, They are friends of mine, Who coloring my life canvas with thousand rainbows, even in the winter... when the snowstorm said hello out side the window, and the Holland's skies were gray, it's my friends who make the snow turns to sunlight, and bring blue to my sky. *( Hanya berselang beberapa jam dari Mario Teguh. Melintas bayangan kebersamaan dari Manggarai-Bandung, Manggarai-Depok, Soekarno-Hatta-Schiphol, Amsterdam-Zurich, Eindhoven-Paris, Nijmegen-Achen,etc...! With love and laugh, for sure...... )

Witir Si Sulung

Malam Kamis kemarin, anak bujang kecil saya melakukan sesuatu yang membesarkan hati saya, ibunya. Saya seketika merasa teramat mujur. Malam itu seperti malam-malam yang lain. Pukul delapan adalah waktu tidurnya. Waktunya kami berbaring. Waktu yang selalu ia gunakan memeluk saya erat-erat. Waktunya saya tak putus-putus menciumi wajah dan kepalanya. Waktu saat saya membacakan kisah-kisah teladan Muhammad dan sahabat-sahabat beliau sebelum akhirnya ia lelap. Kami sudah di tempat tidur, berpelukan, saat ia sekonyong-konyong duduk dan bergerak turun.  "Hamzah mau ambil wudu dulu..." "O, iya...Bilal selalu melakukan itukan, ya..."ujar saya. Saya buntuti ia ke kamar mandi. Saya perhatikan dengan saksama ia membasuh wajah, tangan, kepala, telinga, dan kakinya.  Ia tersenyum.  "Witir tiga rakaat boleh, Bun?"tanyanya. Saya termangu. Ia bingung. Mengapa ibunya mendadak hening? "Bun..."panggilnya sambil menempelkan kepalanya di