Skip to main content

Papers, Deadlines, and Books

Tentang paper dan deadline

Seminggu yang lalu:

Terhubung dengan dua anggota trio groniee via YM, sore kedua setelah pengumuman mundurin waktu satu jam ke belakang karena tanggal 25 Oktober pukul 2 pagi telah masuk musim gugur. Anggota yang satu sedang menjalankan tugas mulianya di kamar anggota ketiga agar misi mereka ke negeri 'fairy tale' berhasil. Tiada kesan tanpa ikutmu, Da.


Hesti: Ke Paris yuk Kamis depan.
Me : Kamis kapan nih? Kamis depan bener?
Hesti: He eh...
Me : Ha? Mana bisa. Tiga kamis lagi deh...
Hesti: Yaaaaa........
Me : 3 paper, bu. Tanggal 2, 4, dan 15. Mini research pula.
Hesti: Ga bisa...
Me : Dapat tiket berapa sih? Promo?
Hesti: 79. Full fare.
Me : Deadlineku....
Hesti: So....
Me : Aku belakangan aja.
Hesti: Yaaa...ayolah...
Me : Paperku?
Hesti: Ayolah....
Me : Hmmm....ga deh. Nanti aja, setelah tanggal 15.
Hesti: Yaaa...
Me : Setelah deadline paper-paperku! Have fun ya....
Hesti: Iya deh...

Setelah offline, tangan langsung gatal berburu tiket di eurolines. Hasilnya, sementara ini dapat tiket promo dan satu hostel yg jaraknya tidak jauh dari pusat wisata dunia di Paris. Harganya pun terjangkau. Tinggal hubungi yang di maastricht, rotterdam, dan waganingen kalo mau gabung. Lebih rame, lebih seru! Tetapi tetap, setelah deadline....

Tentang buku-buku

Di perpustakaan pusat Erasmuslan 36, 6525 GG Nijmegen. Selasa, 27 Oktober 2009, 13. 20 siang. Dengan semangat berjalan ke arah lending desk setelah menyimpan ransel di locker No. 387. Berhenti di depan rak pemesanan dengan style yakin bahwa pustakawan sepertinya kali ini berbuat kesalahan. 5 buku yang dipesan dua hari yg lalu via internet di rumah seharusnya dengan manis tersusun di rak berinisial I. Hmmm...lets ask the staff.



Me : Excuse me, Mevrouw. I wanna take five books I requested two days ago.
They're supposed to be there (sambil nunjuk) in 'I' shelf.
Her: (Sambil sibuk mengetik sesuatu di keyboardnya). You have to request them again.
Me : Sorry? (alis mata sedikit naik dan posisi badan maju beberapa cm ke depan). I did it two days
ago. And my friend told me that the books were there yesterday.
Her: (berhenti mengetik dan menatap tanpa ekspresi). They are only there for 24 hours from the
time you request them.
Me : (O..o...o...) Really? I dont know about that. But in reservation letter, it's said for a week.
Her: It's different. That's for the reservation.
Me : Okay. So...(sambil menghembuskan nafas dengan kesal).
Her: Find them again in the catalogue and they'll be there for you. Five books, right?
Me : Sure! But not the same books since I forget the titles. Dank u wel.
(berjalan ke koleksi buku-buku di lantai bawa dengan keki setengah mati)

1 jam kemudian di ruang koleksi buku-buku lantai dasar. Setelah dapat beberapa buku, masih ada satu buku yang memang tidak ada dalam koleksi perpustakaan karena baru diterbitkan. Tanya lagi...!
Kali ini kepada seorang Meneer yang sibuk melabeli buku-buku dengan nomor katalog. Kumis pirangnya mengingatkan pada tuan-tuan belanda di film Siti Nurbaya. Persis sama!



Me : (setelah berbincang-bincang beberapa saat) I really need this book.
Him: Okay. Let me find where the book can be reserved.
(hanya dua menit dan sebuah kertas ukuran A4 yang dilipat dua diberikannya)
Me : Library of Rotterdam, Amsterdam, Groningen, and Den Haag? (berpikir sejenak)
I need IBL-account to get this book, right?
Him: Absolutely. You can go upstair and fill in the form, English Version. When you get your
IBL-account, you have no difficulties to borrow books from all libraries in the Netherlands.
6 euro per book. It wont take a long time. Only few days, the book will be here
and we'll send you a letter the day before to take it.
Me : (menghela nafas, kali ini dengan lega selega-leganya)
Okay, Sir! I got it! Thank you very much.
Him: My pleasure....

Siiippp!!! Terobati lunas lima buku tambahan yang gagal dipinjam karena lewat batas pengambilan satu jam yang lalu. Dan hari ini, seperti yg diberitahu si Meneer baik hati berkumis pirang itu, sebuah surat pemberitahuan IBL-account lengkap dengan nomor kode dan nomor pemesanan sudah di tangan. Tinggal menunggu...buku-buku....

(Imported from my FB, Willemsweg, Saturday, October 31, 2009 at 2:50am)

Comments

Popular posts from this blog

Friends of Mine

They are special, They are friends of mine, Who coloring my life canvas with thousand rainbows, even in the winter... when the snowstorm said hello out side the window, and the Holland's skies were gray, it's my friends who make the snow turns to sunlight, and bring blue to my sky. *( Hanya berselang beberapa jam dari Mario Teguh. Melintas bayangan kebersamaan dari Manggarai-Bandung, Manggarai-Depok, Soekarno-Hatta-Schiphol, Amsterdam-Zurich, Eindhoven-Paris, Nijmegen-Achen,etc...! With love and laugh, for sure...... )

Sampai Jumpa, Angga

Sabtu pagi, 24 Mei 2020, pukul 07.22 ia masih melakukan panggilan video ke ponselku, namun tak terangkat. Kami bertemu dalam panggilan video selanjutnya melalui ponsel ibuku sekitar pukul 09.00 di rumah Jatra, rumah yang melengkapi puzzle masa kecilnya, rumah tempat ia pulang tiga tahun lalu. Ada yang berbeda pada wajahnya di lebaran pertama itu. Lebih tirus dan pasi. Kulihat kilauan buliran keringat di keningnya. Rambutnya basah. Jelas ia sedang tidak begitu sehat. Pun begitu, setiap kata, senyum, dan deraian tawanya tetap menyegarkan. Kami saling memohon maaf. Ia berbicara sambil merangkul maminya.  "Uni, maafkan Angga lahir batin ya, Ni. Insyaallah kita nanti ketemu di Jambi,"ucapnya sembari melambaikan tangan gempalnya.  "Iya. Uni tunggu, ya." "Insyaallah, Ni,"pungkasnya sebelum ia menepi dan membiarkan maminya berbicara. Sapa, maaf, dan tawa mengalir ke satu-persatu pasukan Pakis 74.  "Uni, bisakan kami nginap di ru

The Women with Beatific Smiles

My world was filled with thousand of rainbows' colors when I saw those beatific smiles that night. I learn much from these women.