
Apa ya yang bikin si Valeria ini nekat untuk memermak seluruh penampilannya mulai dari ujung rambut hingga ujung kaki? I mean...what is in her mind actually when she decided to do the surgery? Why barbie shape? Why not something more real? Why...why...why...?
Mungkin memang sederhana untuk saya yang tidak suka dengan segala sesuatu yang ribet tetapi untuk si Valeria yang kini telah menjelma menjadi sesosok boneka barbie hidup, she does enjoy just the way she is right now.
Waktu melihat fotonya dengan bikini di pantai yang terpampang di yahoo plus membaca judulnya, saya mengernyitkan alis. Yang bener nih? Dan ternyata memang betul. Gadis Rusia ini telah mengubah hampir seluruh bagian tubuhnya untuk menjadi seperti sebuah boneka barbie. Salut! Salut untuk keberaniannya dan keputusannya yang tentu saja menurut banyak orang mungkin merupakan sebuah keputusan yang tidak biasa. Sangat tidak biasa (baca:gila)! Untung si Valeria tidak tinggal di Indonesia, coba kalau tinggal di Indonesia, pasti dia habis dikecam oleh MUI secara telah mengubah apa yang telah diciptakan Tuhan dengan sesukanya. :)

Ketika melihat foto-fotonya di valeria lukyanova, saya justru tidak melihat ada sisi cantik dari gadis ini setelah menyulap dirinya menjadi sebuah boneka hidup. Atau mata saya yang salah? Karena kebetulan kacamata saya pecah beberapa minggu yang lalu. Atau abdakadabra gadis bernama keluarga Lukyanova itu yang tak jitu? Matanya yang biru bening seperti telaga kaca tanpa riak, rambut pirang pucatnya yang tergerai super lurus, wajahnya yang kecil meruncing ke bawah, bibirnya yang imut-imut memerah, lehernya yang jenjang, pinggangnya yang super duper kuecil yang mengalahi Thalia, pinggulnya yang membulat, dan kakinya yang panjang...sungguh tidak membuat saya berdecak kagum. Bukan karena saya wanita lho ya...tetapi memang saya tidak menemukan keindahan yang natural. Jika dinilai dari sisi keberhasilan operasinya sih...two thumbs up, tetapi tidak cukup hanya dengan itu saja, bukan? Seperti sebuah lukisan Basuki Abdullah yang sesungguhnya hanya coretan kuas di atas kanvas tetapi lukisan itu bernyawa, pun begitu juga dengan Bumi Manusia Pramoedya yang mampu menarik pembaca masuk ke dalam bukunya, menjadi seperti penonton bisu yang menyaksikan setiap gerak gesit nan lembut Nyai Ontosoroh dengan segala wibawanya, mengikuti setiap langkah kaki Minke si pemuda dengan jiwa merahnya yang meletup-letup...seharusnya sebuah perubahan itu mengarah pada sesuatu yang lebih baik dan lebih bermakna (menurut saya). Tetapi pada si barbie hidup ini? Saya tidak menemukannya apa-apa. Saya malah geleng-geleng kepala.
Mungkin memang begitu sifat dasar manusia yang paling dasar....selalu tidak pernah puas dengan apa yang telah diciptakan tuhan untuknya. Ternyata tidak mudah untuk menjadi jiwa-jiwa yang bersyukur dengan apa yang ada.
*Foto-foto diambil dari http://valeria-lukyanova.tumblr.com
Comments
Post a Comment