Skip to main content

Engkau Yang Selalu Baik



"Aku sesuai dengan persangkaan hamba*-Ku terhadap diri-Ku. 
Aku bersamanya ketika dia berzikir (mengingat atau menyebut-Ku).
Jika dia berzikir di dalam hatinya, maka Aku mengingatkan di dalam hati-Ku.
Jika dia mengingat-Ku dalam suatu jamaah, maka Aku akan mengingatnya di dalam jamaah yang lebih baik dari jamaahnya (di dunia).
Jika dia mendekat pada-Ku sejengkal, maka Aku akan mendekatinya sehasta. 
Jika dia mendekat pada-Ku sehasta, maka Aku akan mendekatinya selengan.
Jika dia mendekati-Ku dengan berjalan, maka Aku akan mendekatinya dengan berlari."

*Kurang baik apa Allah? Saya saja yang tidak pernah serius untuk membuat ibadah saya lebih baik lagi kepada-Nya.  #malusendiri :(


Asma Nadia bakal dapat pahala malam ini.  Tidak seperti biasanya, tidak juga tahu mengapa, saya ambil satu buku pengarang muslim tenar tanah air yang selalu menulis kisah-kisah Islami ini.  Padahal biasanya ketika melewati buku-bukunya, terus terang saja, saya tidak begitu berhasrat untuk memilikinya.  Entah apa karena judul buku-buku itu yang menurut saya terlalu melankolis? Bisa jadi begitu.  Tetapi tadi, saya ingin saja membeli satu diantara sekian banyak judul yang disusun rapi bersisian dengan novel-novel Tere Liye.  Saya ambil Catatan Hati di Setiap Doaku.  Mungkin karena saya punya pengalaman yang sama tentang bagaimana doa menjadi hal yang paling menguatkan disaat-saat sulit datang. Atau mungkin juga karena saya merasa tersentil karena seperti pada bintang kecil yang saya tulis di atas, saya sesungguhnya tipe manusia yang suka lupa diri.  Benar saya berdoa, selalu sehabis sholat saya, tetapi Tuhan mungkin tahu bahwa saya melakukannya lebih pada sebuah kebiasaan saja, usai sholat dan berdoalah...tetapi dari hatikah? Tidak semua.  Saya abai memang.  Jadi malam ini, as everything happens for a reason, maka saya seperti (lagi dan lagi) diingatkan, terlebih-lebih dengan sebuah halaman tanpa nomor menjelang halaman 63 yang saya tulis juga di atas bahwa Allah itu sesungguhnya kebaikannya jauuuhh melebihi dari apa yang kita pikirkan.  Termasuk ketika kita meminta.  Jadi apa beratnya berdoa dengan khusyuk, Ilsa?


Comments

Popular posts from this blog

Senin, 13 Juni 2016; 22.14 WIB

Alhamdulillah sudah ditamatkannya Iqra 1 semalam di bilangan usianya yg baru 4 tahun 3 bulan 11 hari.  Sudah dengan lancar dibacanya seluruh deretan huruf Hijaiyah dengan susunan runut, acak, maupun dr belakang. Bukan hal yg istimewa utk Musa sang Qori dari Bangka Belitung mungkin, tetapi ini menjadi berkah luar biasa untuk kami. Semoga Allah selalu memudahkanmu untuk menyerap ilmu-ilmu Islam berdasarkan Quran dan teladan Rasulullah ya, Nak. Semoga ilmu-ilmu itu nanti senantiasa menjadi suluh yg menerangi setiap langkahmu dlm menjalani kehidupan ke depan dengan atau tanpa ayah bunda. Semoga juga ilmu itu tak hanya menjadikanmu kaya sendiri, tetapi membuat orang-orang disekelilingmu pun merasakan manfaatnya karena ilmu yg bermanfaat itu adalah ilmu yg bisa diberikan dan bermanfaat bagi orang lain di luar dirimu. Allah Maha Mendengar. Dengan doa dan pinta Bunda, Allah pasti akan mengabulkannya. Amin. 😍

Hamzah di 1 Ramadan 1440

Ramadan hari pertama, Hamzah alhamdulillah dapat selesai sampai akhir. Tidak terhitung berapa kali ia menanyakan waktu berbuka. "Masih lama ya, Bun?", "Hamzah haus sekali. Gimana nih?", "Berapa jam lagi bukanya?", "Hamzah rasanya mau minum...", dan lain sebagainya.  Dengan es krim sebagai hadiah jika puasanya dapat bertahan sampai magrib, anak saleh kami itu pun kuat juga akhirnya.  Tahun lalu ia berpuasa hingga tiga hari di awal Ramadan kalau saya tidak salah. Tahun ini semoga ia bisa berpuasa hingga Ramadan usai. Kami ingin ia dapat memaknai setiap haus dan lapar yang dirasakannya dari pagi hingga menjelang matahari tergelincir di lengkung langit. Kami ingin ia dalam sebulan ini mencoba menjadi anak-anak yang tak seberuntung dirinya. Kami ingin Hamzah selalu ingat bahwa Allah telah memberikannya banyak nikmat. Kenikmatan yang tidak semua anak bisa merasakannya. Kami ingin ia bertumbuh dengan kemampuan berempati terhadap berbagai kes...

Jakarta (Cubing Method)

This is a kind of writing that we had to make today.  Shane just wanted to introduce us how to write a topic by using cubing method.  So, here is the result of mine.  I tried to describe the topic in a letter for my friend.  Let's read! Dear Wahyu,            Hi, how are you? Hopefully you are well.  Let me tell you about everything I have felt since the first time I came to Jakarta 2 months ago.           Perhaps everybody will say that I am a fool being not comfortable live in Jakarta.  But that is true.  I have to fight here.  You wanna know why? First, it's hard to find fresh air to breath to breath out of the building.  All that come to my lungs is just smoke of cars, buses, motorcycles, and bajai.  Second, I have to prepare coins everywhere I go because there will be many unlucky people who show their suffered faces and hope money from my pocket.  Then? Okay...I give some to them.  Third, I cannot see many trees and flowers which grow by themselves, or birds flying at...