Skip to main content

PERGINYA SANG WAMEN YANG MUMPUNI

Kaget!

Tadinya ketika membaca running news di Metro TV saya masih menduga-duga (walaupun hati kecil saya berdoa semoga tidak benar dugaan saya) apakah benar si bapak yang belakangan sering saya lihat muncul di TV dengan gaya cuek dan pintar plus cerdasnya itu telah berpulang? Satu sisi hati saya menidakkan tetapi satu sisi yang lain mengiyakan mengingat namanya yang sedikit banyak bisa saya ingat dengan jelas karena unsur jawa yang begitu kental dan tidak mudah untuk dilafalkan sekali dua kali. Dugaan satu sisi hati saya yang mengiyakan benar adanya. Beliau telah pergi! Lengkap terjawab dengan tanya yang sedari tadi menggantung "mengapa di Tambora?".

Saya 'jatuh cinta' pada sosok almarhum ketika pertama kali melihat beliau dalam sebuah acara dialog interaktif di Metro TV yang melibatkan berbagai komponen masyarakat, pejabat, dan petinggi negara dari segala bidang dan ahli di dunia mereka masing-masing. Jika saya tidak salah ingat, pada acara tersebut (sayang saya lupa nama acara itu) hadir Yusril Ihza Mahenda, Yusuf Kalla, dll. Topik dialog saat itu berkaitan dengan beberapa aspek penting yang harus diperhatikan dan dibenahi demi kemakmuran rakyat dan kemajuan negara. Lalu mengapa saya bisa 'suka' pada sosoknya? Bagaimana mungkin saya bisa tidak suka dan jatuh hati? Saya melihat seseorang yang pintar, cerdas, kritis, dan apa adanya. Di dalam tayangan yang saya tonton malam itu, almarhum mengeluarkan suaranya, memberikan pandangan yang dalam dengan uraian yang lugas tentang permasalahan yang sedang dihadapi negara RI berkaitan dengan BBM dan subsidi yang diberikan pemerintah, berikut ia tuturkan juga solusi yang seharusnya dilakukan. Saat itu saya tidak ngeh sama sekali jika ia seorang Wamen ESDM, tetapi saya sungguh tahu bahwa ia adalah ahli dalam bidang ESDM melalui penjelasannya yang terang benderang. Ia tahu persis sumber energi dan mineral berikut kisaran jumlahnya di perut bumi Indonesia, pun ia juga yang membuka mata saya bahwa sebenarnya kandungan minyak bumi kita tak seberapa dibandingan sumber energi lain yang melimpah ruah tetapi entah mengapa pemerintah seperti tak berniat memanfaatkannya. Belakangan ketika kasak-kusuk penggantian BBM ke BBG, saat beliau disorot oleh wartawan karena telah terlebih dulu melakukan penggantian BBM ke BBG pada kendaraannya, baru saya tahu ternyata beliau adalah Wamen ESDM. Di lain hari, lain waktu, kapan saja beliau muncul di TV dengan rambut gondrongnya dan senyumnya yang khas itu, saya akan menyimak apa yang dikatakannya dengan seksama. Saya merasa mendapatkan ilmu dan pengetahuan baru dari apa yang dikatakannya.

Dan malam ini, saya membuka beberapa surat kabar elektonik. Di Republika Online, saya temukan satu artikel yang berisikan surat elektroniknya yang terakhir yang dikirim ke mailing list ikatan alumni ITB. Saya baca, lalu saya bergumam di dalam hati....beliau orang baik.

Selamat jalan Pak Wid yang bersahaja.



Surat Terakhir Pak Wid

Sumber: http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/12/04/22


Kalau kita menyayangi orang-orang yang kita pimpin, Insya Allah, Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang akan menunjukkan cara untuk membuat mereka dan kita lebih baik. Tuhan itu Maha Pencipta, segala kehendak-Nya terjadi.

Saya biasa tidur jam 20.00 WIB dan bangun jam 02.00 WIB pagi lalu Salat malam dan meditasi serta ceragem sekitar 30 menit, lalu buka komputer buat tulisan atau nulis email.

Dalam meditasi biasa menyebutkan: ''Tuhan Engkau Maha Pengasih dan Penyayang, aku sayang kepadaMu dan sayangilah aku. Tuhan Engkau Maha Pencipta, segala kehendak-Mu terjadi''

Lalu, saya memohon apa yang saya mau (dan diakhiri dgn mengucap) ''Terima kasih Tuhan atas karuniaMu.''

Subuh saya Sholat di Mesjid sebelah rumah lalu jalan kaki dari Ciragil ke Taman Jenggala (pp sekitar 4 kilometer). Saya menyapa Satpam, Pembantu dan Orang Jualan yang saya temui di jalan dan akibatnya saya juga disapa oleh yang punya rumah (banyak Pejabat, Pengusaha dan Diplomat).

Sehingga, saya memulai setiap hari dengan kedamaian dan optimisme karena saya percaya bahwa apa yang Dia kehendaki terjadi dan saya selain sudah memohon dan bersyukur juga menyayangi ciptaan-Nya dan berusaha membuat keadaan lebih baik.

Oh ya, Tuhan tidak pernah kehabisan akal. Jadi, kita tidak perlu kuatir. Percayalah? Salam, widjajono

Comments

Popular posts from this blog

Senin, 13 Juni 2016; 22.14 WIB

Alhamdulillah sudah ditamatkannya Iqra 1 semalam di bilangan usianya yg baru 4 tahun 3 bulan 11 hari.  Sudah dengan lancar dibacanya seluruh deretan huruf Hijaiyah dengan susunan runut, acak, maupun dr belakang. Bukan hal yg istimewa utk Musa sang Qori dari Bangka Belitung mungkin, tetapi ini menjadi berkah luar biasa untuk kami. Semoga Allah selalu memudahkanmu untuk menyerap ilmu-ilmu Islam berdasarkan Quran dan teladan Rasulullah ya, Nak. Semoga ilmu-ilmu itu nanti senantiasa menjadi suluh yg menerangi setiap langkahmu dlm menjalani kehidupan ke depan dengan atau tanpa ayah bunda. Semoga juga ilmu itu tak hanya menjadikanmu kaya sendiri, tetapi membuat orang-orang disekelilingmu pun merasakan manfaatnya karena ilmu yg bermanfaat itu adalah ilmu yg bisa diberikan dan bermanfaat bagi orang lain di luar dirimu. Allah Maha Mendengar. Dengan doa dan pinta Bunda, Allah pasti akan mengabulkannya. Amin. 😍

Hamzah di 1 Ramadan 1440

Ramadan hari pertama, Hamzah alhamdulillah dapat selesai sampai akhir. Tidak terhitung berapa kali ia menanyakan waktu berbuka. "Masih lama ya, Bun?", "Hamzah haus sekali. Gimana nih?", "Berapa jam lagi bukanya?", "Hamzah rasanya mau minum...", dan lain sebagainya.  Dengan es krim sebagai hadiah jika puasanya dapat bertahan sampai magrib, anak saleh kami itu pun kuat juga akhirnya.  Tahun lalu ia berpuasa hingga tiga hari di awal Ramadan kalau saya tidak salah. Tahun ini semoga ia bisa berpuasa hingga Ramadan usai. Kami ingin ia dapat memaknai setiap haus dan lapar yang dirasakannya dari pagi hingga menjelang matahari tergelincir di lengkung langit. Kami ingin ia dalam sebulan ini mencoba menjadi anak-anak yang tak seberuntung dirinya. Kami ingin Hamzah selalu ingat bahwa Allah telah memberikannya banyak nikmat. Kenikmatan yang tidak semua anak bisa merasakannya. Kami ingin ia bertumbuh dengan kemampuan berempati terhadap berbagai kes...

Jakarta (Cubing Method)

This is a kind of writing that we had to make today.  Shane just wanted to introduce us how to write a topic by using cubing method.  So, here is the result of mine.  I tried to describe the topic in a letter for my friend.  Let's read! Dear Wahyu,            Hi, how are you? Hopefully you are well.  Let me tell you about everything I have felt since the first time I came to Jakarta 2 months ago.           Perhaps everybody will say that I am a fool being not comfortable live in Jakarta.  But that is true.  I have to fight here.  You wanna know why? First, it's hard to find fresh air to breath to breath out of the building.  All that come to my lungs is just smoke of cars, buses, motorcycles, and bajai.  Second, I have to prepare coins everywhere I go because there will be many unlucky people who show their suffered faces and hope money from my pocket.  Then? Okay...I give some to them.  Third, I cannot see many trees and flowers which grow by themselves, or birds flying at...