Ia datang, seperti biasa, dengan ketegasan yang kemayu. Berjalan mendekat diiringi alunan lawas Brassens. Blazer jingga gelap, pasmina wol kasmir, bucket bag, dan sepatu mid heel berwarna beige. Senyumnya seperti aroma parfum mahal perancis yang dipajang di pertokoan lux Champs de Élysées , membuat seluruh kepala di Le Bistro ini menoleh untuk menghirup wanginya. Sebuah pelukan dan ciuman di pipi kanan kiri, seperti biasa juga, menjadi awal makan malam kami yang panjang. "Nih....baca!"sebuah tulisan dalam tanda petik pada sebuah kertas memo merah jambu diangsurkannya ke depanku. Jika cinta bisa membuat seorang perempuan setia pada satu lelaki, kenapa cinta tidak bisa membuat lelaki bertahan pada satu perempuan? "Wanita muda, cantik, sholehah. Kamu bisa lihat aura wajahnya, pakaiannya, dan senyumnya."kali ini sebuah foto ukuran kartu pos dengan efek sephia maju mendekati gelas air mineralku. Wanita cantik bermata sipit. "Ibu dari dua p...
"If you would be happy for a lifetime, grow Chrysanthemums," (an ancient Chinese philosopher)