Skip to main content

Posts

Showing posts from January, 2017

Kapan Kita Nonton?

Kapan kita nonton lagi? Kapan? Kapan-kapan deh kalau si baby girl sudah bisa ditinggal tanpa ada kekhawatiran bakal nangis gegerungan karena tabung ASI-nya jauh. Habisnya percuma juga ke bioskop kalau pikiran melayang ke si semok itu. Habisnya mubazir juga beli tiket hanya untuk merasakan kegalauan yang menyiksa karena membayangkan suara tangisnya yang sampai ke ujung langit jija sedang nuntut disusuin. Ga tega saya, emaknya ini. So , kapan kita nonton? Kapan-kapan yaaaaa....😘

Apa kabar?

Tidak perlu saya sebutkan nama ya. Beberapa di antara mereka membuat saya berujar dalam hati. Kira-kira begini 'o...pantas saja adem ayem gemah ripah loh jinawi keluarganya.  Semua urusannya juga lancar-lancar saja.  Ternyata dia rajin dan suka membantu keluarganya'. 😁 Bukankah manusia yg paling baik itu adalah yg bermanfaat untuk orang lain? Keluarga apalagi! Itu salah satu berkahnya menghidupkan silaturahmi, hanya sekedar ngobrol (dengan usaha keras tdk memasukkan unsur ghibahnya...aiihh...yakin? 😆), bertanya kabarnya, pasangannya, anak-ansknya, ayah, ibu, dan saudara-saudaranya. Cerita mengalir. Saya menjadi pendengar setia yg sesekali menimpali dan bertanya lagi dan lagi. Sampai akhirnya harus selesai. Saya senang saja. Saya mendapat bukti, satu lagi, bahwa ternyata hidup yg tidak terpaku pada 'aku' itu membuat 'kaya'.

Mabuk Referensi

Ketagihan itu ternyata bukan hanya tentang mencandui kopi saja.  Membaca berbagai tulisan dengan segala genrenya pun bisa memabukkan. Terkesan lebay kah? 😆 Bukan sok intelek, bukan juga sok haus informasi yg kekinian, ini tentang bagaimana saya menyiasati kerja yang nanti tidak membuat saya terseok-seok kehabisan nafas di penghujung tahun. Seperti pekerjaan tahun lalu yang masih harus digodok berhari-hari. Eh, tapi penggodokannya bikin pengetahuan saya banyak bertambah loh, misalnya pengetahuan tentang bahasa Indonesia dan sejarah Jambi. Seru dan mengayakan! 😍 Menabung materi sepertinya menjadi suatu keharusan. Harus dibaca, dipilah, dan disimpan per topik. Jadi, walaupun nanti tidak diperlukan utk kepentingan pekerjaan di kantor, mana tahu bisa digunakan untuk membuat bahan ajar sendiri. Mana tahuuuu.....😉 Menyenangkan bisa mengeksplorasi banyak hal tentang sejarah, kesenian, makanan, tokoh, bangunan, tradisi, dan budaya lokal (Jambi) yang sarat kearifan lokal. Dari yg tadinya t

Yes! I passed up the opportunity!

Nilai TOEFL yang tinggi tidak serta merta membuat saya dengan mudah memutuskan untuk mengirimkan sertifikat ke narahubung sekretariat kabinet yang melayangkan surat pemberitahuan lowongan diklat penerjemahan di Australia. Jangan ditanya berapa kali saya memandang sertifikat toefl saya itu dengan nanar. Jangan ditanya berapa kali sahabat saya, Lukman, mengingatkan saya untuk segera memfaksimilikan sertifikat tsb. Jangan ditanya berapa kali pula ia memberitahukan saya tanggal yg makin mendekati batas waktu pengiriman berkas. Ya, hari ini. 16 Januari 2017.  Pada akhirnya, I made up my mind. I chose to pass up this opportunity. 😅 Jangan ditanya apa yg akan berkecamuk di hati saya jika saya paksakan diri mengirimkan berkas itu.  Jika lolos, sejauh itu saya pergi, sementara bayi saya masih berhak atas ASI-nya. Bukan tentang tega dan tidak tega. Namun, ini tentang betapa egoisnya saya jika itu terjadi. Betul, ibu saya mengatakan "pergilah! Izzati bisa sama mama. Toh dia sdh enam bulan

Hola 2017

Sudah 2017 aja yaaa....sudah 37 tahun saja sayanyaaa.....😆..! Tiga tahun lagi bakal empat puluh deh. 😟 Pertanyaannya menjelang tahun 2019 a.k.a 40 tahun adalah... 1. Takut tua? Hmmm....takut ga ya? Sedikit siihh....hihihi.... 2. Takut suami bakal cari yang lebih muda dan bohay seperti suami temannya teman saya itu kah  (psst...padahal menurut teman saya itu, istri suami temannya teman saya itu (ribet ya..) cantik, gaul, beranak 3, dan langsing 😧 )? Hmmm....entahlah! Karena sayanya juga mau ngecilin body masih susah bin payah ini, masih nyetor ASI buat si Izzati saya tercinta sih. #alasan!  Jadi jawaban pertanyaan kedua tadi itu adalah takut-takut entahlah. 😅 3. Takut anak-anak nantinya makin besar makin susah buat diajak jalan bareng? Tentu tidak karena mereka, yang notabene sama seperti saya saat ini, toh pada akhirnya akan memiliki keluarga dan kehidupan sendiri.  4. Takut ga bisa lanjutin sekolah ke negara empat musim (lagi)? Iya..😜 5. Takut ini dan itu banyak lagi s