Skip to main content

Posts

Showing posts from October, 2015

When Your Mom Becomes Your Heaven

It was yesterday when my hubby picked me up at my office.  We kept silence along the way home.  It was the story from the radio which made us suddenly had no words to say, yet we thought of our moms. In Saudi Arabia, there was a doctor with his patiences.  They were a son and her mother.  A son told the doctor that he wanted him to check his mother physical health so that he could bring her mother to Mecca to perform umrah.  The doctor ensured the son that her mother was physically healthy but he had to think of her mental illness.   The son then told the doctor about her mother.  She was the only one he had.  Her mother was left by her father in a year of their marriage.  He decided to leave his wife because she could not give him offspring.  He thought that he would never had a child from her.  He never knew that his wife was already pregnant the time he left her alone. The baby was born and it was him, the young man who was bringing her mother to meet the doctor.  Since ten,

Cantengan

Pernah mendengar kata paronychia? Agak canggih memang istilah itu.  Tetapi sebenarnya wujud nyatanya sih berupa infeksi kuku. Bahasa jawanya lebih dikenal dengan istilah cantengan.  Hebat ya bahasa Jawa, punya nama khusus buat infeksi kayak begini. Saya pastikan semua sudah pernah merasakan bagaimana tidak nyamannya senut-senut yang diakibatnya oleh cantengan ini.  Pengalamaan suami sendiri malah sampai parah dan harus dengan iklas merelakan kuku kaki jempolnya lepas hingga berganti dengan kuku baru.  Seram memang kalau sudah parah begitu. Naah...ceritanya malam ini gantian anaknya (anak kita denk...hehe) yang kena cantengan.  Sebenarnya sudah dari beberapa hari yang lalu sih saya lihat.  Hanya saja karena si bujang keci itu belum mengeluhkan apapun..yo wis lah ya...emaknya juga santai saja. Nah, malam ini, mulai lah si kecil menangis.  Cantengannya mulai berdenyut-denyut agaknya.  Tidak nyaman pasti.  Saya mencoba menelepon dua orang teman yang berprofesi sebagai dokter.  Ponsel

Hello, Smoky City..!

Finally we decided to bring Hamzah swimming this morning.  What about the smokes? The sky? Everything done? Nope. The sky is still grey and the smokes are still there. Nothing changes. I myself was also too tired to be a grump for almost more than two months. Why have to be so grumpy when it does not make anything better, yet all gets worse. So...there we were this sunday morning. While the lil boy and his dad were swimming, I read the local newspaper in a gazebo.  'Asap Sumatra Sampai di Jakarta', the title was interesting. Thanks, wind.

36 Tahun 2 Hari

36 tahun 2 Hari Bukan angka yang kecil.  Makin tua tetapi tidak makin kaya ilmu sepertinya.  Itu yang selalu bikin sedih. Ilmu apa? Ilmu agama lah.  Sadar sesadar-sadarnya bahwa 'nomor antrian' makin dekat ke 'ujung' tetapi entahlah mengapa kok ya susaaah sekali memadatkan bekal 'pulang'. Meng-kaffah-kan diri ini ternyata tidak semudah yang dilisankan.  Sungguh tidak mudah! Ilmu dunia? Itu ilmu juga loh.  Iya...betul.  Namun saya belum merasa ilmu yang saya dapat memberikan banyak manfaat bagi orang-orang di sekeliling saya.   Pada angka 36 tahun ini.  Pinta saya hanya satu pada yang menciptakan saya.  Memohon agar Ia membantu saya meneguhkan niat dan usaha mempelajari apa yang saya usung sebagai kepercayaan sedari saya lahir.  Menyeluruh.