Skip to main content

Posts

Showing posts from July, 2015

Mirror: Never forget this verses!

Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu.  Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu. (Al-Baqarah:45) Yaitu orang-orang yang menyakini bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya. (Al-Baqarah:46)

Pete Ikan Bulu Ayam Balado

Saya namakan apa masakan ini ya? Pete ikan bulu ayam balado? Oke...Pete ikan bulu ayam balado nan crunchy!  Saya penggila pete.  Jujur aja sih! Enak walaupun banyak yang tidak suka karena aromanya yang tidak sedap menurut orang-orang yang anti pete.  Padahal menurut pecinta pete sih...baunya itu yang bikin kita kalap.   Berikut ini resep yang sering saya buat di rumah karena memang pada suka.  Hehe. Ketauan deh suami istri pecinta pete.  Ga papa! Memang kenyataannya gitu kok! Coba dimasak dan rasakan ke-crunchy-annya ya.  Dimakannya pakai bareh (beras) Solok yang masih panas.  Saya jamin...saudara-saudara penggila makanan dengan banyak khasiat ini akan susah menghentikan suapan demi suapan.  Apalagi kalau makannya di dangau tengah sawah.  Keren lah pokoknya!  Yuk, disimak! Bahan-bahan: 5 papan pete, diiris serong tipis. 1/4 kg ikan asin bulu ayam, cuci dan tiriskan. 200 gram cabai merah 6 siung bawang merah garam secukupnya 250 gram tepung beras Caranya

Sabar dan Cinta

"Hanya dua kata, Say.  Sabar dan Cinta."katanya sambil mundurin mobil keluar dari halaman rumah orang tua pagi ini ketika mengantar Hamzah.   Saya mendadak ingat Hari Mukti.   Hanya satu kata.  Dia kalah sama suami saya. Suami saya itu ya...selalu begitu.  Kata-katanya menyejukkan.  Sabarnya bukan main.  Ceritanya belakangan ini Hamzah bukan main cengengnya.  Maunya kita harus selalu ada di dekatnya, mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi.  Maunya juga selalu digendong sama ayahnya...kemana saja.  Ikut terusss...! Termasuklah pagi ini ketika harus membeli susunya di minimarket dekat rumah neneknya.  Pertama, sambil didukung ayahnya, melengganglah si ayah masuk ke minimarket membeli susu.  Kembali ke mobil, berpindah ke pangkuan si bundanya ini.  Eeehh..begitu mobil mo jalan, ujug-ujung bilang..."Hamzah mau milo kotak, ayah". Si ayah yang super sabar itu walaupun sudah ditungguin kerjaan di sekolahnya, teteeep akhirnya tarik rem tangan dan buka pintu mobil

Al Haudh

Bulan Ramadhan tahun ini terasa berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.  Radio Salam Jambi  telah menjadi bagian dari keseharian kami (saya dan suami).  Saya yang selalu saja membesarkan niat dan masih belum juga menggerakkan kaki ke Masjid Ubay Bin Ka'ab untuk mendengarkan kajian-kajian rutin yang diberikan oleh para ustad-ustad muda dengan kedalaman ilmu yang mereka timba di Mekah atau Madinah, lumayan girang karena dapat mendengarkan secara rutin dakwah mereka melalui gelombang radio tersebut. Seperti pagi ini, ketika mengantar Rio, pengetahuan saya tentang kecintaan Rasulullah kepada umatnya menjadi lebih dalam.  Tidak sekedar tahu bahwa Rasul itu peduli dan sangat mencintai umatnya saja tetapi juga didukung oleh dalil-dalil yang shahih yang dikumpulkan ulama dari berbagai sumber terpercaya. Melalui suara tegasnya, ustad yang pagi tadi berdakwah mengatakan bahwa kelak ketika seluruh manusia dibangkitkan, maka Rasul akan menunggu kita di Al-Haudh atau telaga untuk bers

Rendang Rempong Nikmat

Rendang, makanan khas Minangkabau yang mendunia, siapa yang tak suka? Saya masih ingat ketika konsultasi tesis dengan pembimbing saya, Leah Robert, yang berkewarnegaraan Inggris itu...disaat jeda...iseng-iseng saya bertanya tentang makanan yang paling disukainya...dan beliau langsung menjawab RENDANG.  Saya terdiam tetapi sambil tersenyum.  Sumringah! Bangga doooonkkk.  Langsung saja saat itu saya janjikan kalau saya akan membuatkannya rendang.  Waahh...jangan ditanya reaksinya atas janji yang saya lontarkan.  Matanya berbinar-binar dan tangannya tergenggam menempel di dada sebagai tanda beliau begitu berterima kasih.  Itu sekilas pengalaman saya yang menggambarkan betapa rendang menjadi nomor satu di lidah yang bukan asli Indonesia, apalagi lidah Minang.  Karena rendang sudah merupakan salah satu hidangan wajib hampir dalam setiap hari besar di Indonesia dan termasuk juga hidangan yang tak bisa ditinggalkan dalam setiap hajatan, seperti pesta pernikahan, sunatan, dan selamatan,

THE SNOW WHITE

Ceritanya sudah dari kemarin berjibaku membuat kue lebaran.  Kalau kemarin adonan masih disiapkan oleh bunda tercinta, maka hari ini...ketika beliau sedang takziah ke rumah tetangga yang sedang berduka, maka saya dengan leluasa membuat adonan kue kering sendiri.  Hepi lah! Hari ini saudara-saudara tercinta....KUE KERING PUTRI SALJU....! Adonannya sebenarnya sederhana...yang rumit itu adalah niat yang mungkin tidak dengan mudah mampir ke hati setiap orang untuk mau bersusah payah 'berkomunikasi' dengan tepung, telur, garam, gula, dll.  Tambah pula setelah itu harus mau juga menggulung rambut agar hawa panas dari kompor dengan oven yang bertahta di atasnya tidak begitu mendera.  Puasa pula! Tapi serius niihhh....segala sesuatu yang bermula dari hati akan sepenuhnya menjadikan rintangan apapun termasuk suhu 33 derajat celcius hari ini tak berarti.  Serius loh ini! Beneran! Bismillah aja...! Hehe...! Okelah, kembali ke adonan ya.  Bermodalkan ingatan membuat kue tahun lalu

Seorang Ibu, Nak

Seorang ibu...pastilah seorang perempuan yang telah melahirkan dan menyusuimu, Nak. Namun, seorang ibu...juga bisa seorang perempuan yang tak pernah kau sesap air susunya, tetapi disaat kau kenyang dengan sumber kehidupan dari dada ibumu...di tangan ibumu yang lain, hanya di tangan itu kau bisa pejamkan mata, di dalam gendongannya, di dalam ayunannya, di dalam lantunan suaranya yang mendendangkan berbagai lagu sejuk, yang tak pernah lupa menyelipkan ayat-ayat suci untuk masuk mengalun di dalam telingamu, berharap menyatu dengan qolbu...lalu tidurmu menjadi begitu nyenyak. Seorang ibu, Nak...dimana cinta tak pernah terukur kedalamannya, dimana selalu saja ada sejuta asa terbaik yg dilayangkannya dalam setiap doa sehabis sujudnya, yang tak pernah lupa memohon Allah untuk selamanya bersemayam di dalam hati putranya, menjadi suluh dalam hidupnya. Seorang ibu, Nak....akan selalu begitu.