"Apa yang kau rindukan dari pertemuan ini?" Kerutan di sudut matanya bertambah tetapi sinar pada pekat bola matanya sarat pendar. Nada cinta dari pengeras suara kayu mahoni di sudut meja kasir masih mengalun. Merayu, mendesakku, merengkuh rindu pada kunang-kunang di kedua bola mata pekatnya. "Kunang-kunang"jawabku lugas. Ku perhatikan senyumnya. Seperti kunang-kunang, rinduku bersayap, enggan terbang setiap saat tetapi kala kelam pada sisa rinai hujan seharian , rindu itu terbang. Menari. Berpendar di pekat gelap telaga matanya.
"If you would be happy for a lifetime, grow Chrysanthemums," (an ancient Chinese philosopher)