Skip to main content

Posts

Showing posts from February, 2015

Ketika Melihat Mereka

Melihat kedua orang tua saya duduk di meja makan berdua saja, hanya berdua saja kemarin,  menanti cucu-cucunya tiba....saya menjadi tercenung sendiri.  Sampai kini tak hilang dari kepala saya. Melihat ibu saya begitu sumringah menghitung hari yang tersisa menjelang genap bulan dimana beliau akan pensiun dan mengatur banyak rencana bersama suami dan cucu-cucu kecilnya, saya bahagia.  Dan kembali ada tanya yang menggayut mesra di kepala saya.  Tak jua bisa hilang hingga kini. Melihat ayah saya bergegas mengejar anak saya yang akan pamitan pulang, mengejar pelukan dari tangan kecilnya, meminta ciuman pada pipi keriputnya.  Saya sungguh bahagia.  Terharu juga.  Kembali, ada lagi tanya yang muncul dan lekat di kepala saya. Melihat ayah saya membantu ibu saya menyisirkan rambutnya yang panjang.  Saya bahagia.  Tanda tanya itu kembali bertambah di kepala saya. Melihat ayah dan ibu saya yang beranjak tua bersama dengan saling mengerti dan memahami kekurangan dan kelebihan masing-

Tauco, Cuy

Tau Tauco dong..?? Kacang kedelai yang difermentasikan.  Jangan ngaku penggila kuliner kalau masih asing atau belum pernah mencoba bahan makanan yang menggunakan tauco sebagai bahan dasarnya.  Tauco bukan barang baru lagi buat saya.  Menurut saya setelah sekian banyak saya mencoba olahan yang sama di berbagai tempat, gulai tauco ibu saya adalah yang terlezat dan saking lezatnya saya sampai tidak punya nyali untuk mencoba membuatnya sendiri.  Saya sudah apatis duluan.  Berulang kali pengen coba, selalu urung.  Bahkan beberapa hari lalu, saya tercetus saja di depan suami, "masak tauco ah..." dan suami dengan 'sopan' bilang "ga usah.  Minta mama aja yang buat" sambil  nyengir.  Pastilah beliau sedang membayangkan tauco berkuah gurih dengan segala rupa sayuran dan udang yang terhidang dengan asap mengepul di meja panjang di rumah mertuanya yang notabene rumah orang tua saya.  Sakitnya itu benar-benar di dada, saudara-saudara.  Lalu setelah itu? Saya tidak terima

Engkau Yang Selalu Baik

"Aku sesuai dengan persangkaan hamba*-Ku terhadap diri-Ku.  Aku bersamanya ketika dia berzikir (mengingat atau menyebut-Ku). Jika dia berzikir di dalam hatinya, maka Aku mengingatkan di dalam hati-Ku. Jika dia mengingat-Ku dalam suatu jamaah, maka Aku akan mengingatnya di dalam jamaah yang lebih baik dari jamaahnya (di dunia). Jika dia mendekat pada-Ku sejengkal, maka Aku akan mendekatinya sehasta.  Jika dia mendekat pada-Ku sehasta, maka Aku akan mendekatinya selengan. Jika dia mendekati-Ku dengan berjalan, maka Aku akan mendekatinya dengan berlari." *Kurang baik apa Allah? Saya saja yang tidak pernah serius untuk membuat ibadah saya lebih baik lagi kepada-Nya.  #malusendiri :( Asma Nadia bakal dapat pahala malam ini.  Tidak seperti biasanya, tidak juga tahu mengapa, saya ambil satu buku pengarang muslim tenar tanah air yang selalu menulis kisah-kisah Islami ini.  Padahal biasanya ketika melewati buku-bukunya, terus terang saja, saya tidak begitu berhasrat untuk