Masih di pelupuk mata saja tas yang saya lihat dua minggu lalu. Terpajang elegan. "900 ribu, mbak" Tutup mata hati saja sebenarnya bisa. Tetapi saya tidak mungkin pulang ke rumah dengan mata yang juga tertutup agar tidak melihat sopir angkot yang setengah mati berteriak-teriak mencari penumpang, melihat tukang sol sepatu yang terkantuk-kantuk menunggu pelanggan, melihat bocah kecil kegerahan menawarkan koran pagi yang tak laris di perempatan lampu merah, atau penjual es tebu berwajah penuh harap pada setiap motor atau mobil yang berhenti di dekatnya.
"If you would be happy for a lifetime, grow Chrysanthemums," (an ancient Chinese philosopher)