Skip to main content

Posts

Showing posts from December, 2011

When Gleb Met Alfi

Alhamdulilah....cinta yang telah disemai, bersemi dan teruji melewati hampir empat musim selama di wilayah paling timur Belanda, akhirnya bisa menuai keindahannya pada akhir Desember ini di Semarang. Rusia dan Indonesia. Gleb Bezgin dan Alfi Afadiyanti. The bride and the groom. Gleb Bezgin . Kami memanggilnya Gleb. Seorang doktor muda bidang neuroscience yang sedang menjalankan post-doc nya di tempat yang sama dimana Alfi juga harus menjalankan rutinitas hariannya di UMC St Radboud, Nijmegen, setahun yang lalu. Kini ia bekerja di Baycrest Hospital, Toronto. Ketika pertama dikenalkan Alfi pada kami (penghuni Willemsweg) telah terasa sebagai kawan lama. Akrab, hangat, dan ramah. Sore itu di pertengahan musim semi berawal dari perkenalan yang manis. Manisnya, karena ransel Gleb penuh dengan berbagai buah tangan yang menjamin berlangsungnya obrolan malam kami dengan hadirnya buah tangan yang mereka bawa. Satu sisir pisang, roti, mentega, dan beberapa dus minuma

Hak-Hak Anak Yatim

Ka'ab bin Malik RA berkata, "Masalah pertama yang menyebabkan Abu Lubabah tercela adalah karena dia dan anak yatim berselisih tentang dahan banyak tangkai (yang disenanginya)." Keduanya mengadu kepada Rasulullah SAW dan beliau memenangkan Abu Lubabah. Anak yatim tersebut menangis. Lalu Rasul bersabda, "Wahai Abu Lubabah, berikanlah dahan itu untuknya." Abu Lubabah keberatan. Rasulullah SAW mengulangi permintaan beliau, "Berikanlah dahan itu kepadanya dan kamu akan mendapatkan surga." Tapi, Abu Lubabah tetap menolak. Tidak lama kemudian datanglah Abu Dahdah menghampiri Abu Lubabah seraya berkata, "Juallah dahan itu dengan dua kotak kebunku." Abu Lubabah menerimanya. Kemudian, Abu Dahdah membawa dahan itu kepada Rasulullah SAW. Ia berkata, "Wahai Rasul, jika aku berikan dahan ini kepada anak yatim itu, apakah aku akan mendapatkan semisal dahan ini di surga." Nabi SAW mengiyakannya. Maka, dahan i

Mendidik Perut Para Pejabat

Beberapa orang dari keluarga Bani Marwan berkumpul di istana Umar bin Abdul Aziz. Sang khalifah sengaja menahan mereka untuk duduk di sana agak lama. Segala sesuatupun direncanakan. "Jika aku memanggilmu untuk menghadirkan makanan, maka kamu jangan segera menyuguhkannya!" perintah Khalifah Umar bin Abdul Aziz kepada juru masak di istananya. Benar, rencana pun berjalan dengan lancar. Keluarga Bani Marwan berkumpul di sana hingga hari telah menjelang siang. Khalifah tahu bahwa mereka adalah orang-orang yang tidak terbiasa menahan lapar. Raut-raut kegelisahan mulai mewarnai satu persatu wajah-wajah para bangsawan itu. Kemudian juru masak itu keluar melewati mereka. Umar bin Abdul Aziz pun segera berseru memanggilnya: "Cepat, hadirkan hidangannya!" Juru masak itu paham apa maksud sang khalifah. Ia berlama-lama di dapur. Hidangan yang telah dibuatnya tak segera dikeluarkan. Melihat makanan tak kunjung juga dihidangkan, Khalifah Umar bin Abdul Aziz berta